Home → Cerita Pendek → DEWA KIPAS vs PUTRI IRENE (Bagian Empat)
"Aku curiga Dewa Kipas cheater. Pakai cheat atau bot engine," bisik Nini Kedasih pada Putri Irene. Kabar Dewa Kipas yang bisa mengimbangi skill Putri Irene menyebar dengan kecepatan cahaya. Semua warga di negeri itu sudah mendengar dan sontak saja nama Dewa Kipas menjadi viral dan jadi trending topik di medsos dan kedai-kedai kopi. Kabar itu juga di dengar Nini Kedasih. Guru Putri Irene itu segera datang bersama murid-muridnya untuk menyaksikan langsung pertandingan sesi kedua, memotong atau membelah benda menggunakan selendang. Disaat panitia tengah sibuk menyiapkan arena bertanding, Nini Kedasih mendatangi murid terbaiknya.
"Tidak mungkin Dewa Kipas bisa mengimbangi ananda bila hanya mengandalkan latihan dan belajar manual, pasti dia pakai cheat dan bot engine," lanjut Nini Kedasih yang merasa ada yang janggal dengan skill Dewa Kipas yang bisa mengimbangi Putri Irene. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh master seperti dirinya atau orang yang berlatih manual dengan durasi sehari penuh selama puluhan tahun.
"Ananda pun merasakan hal yang sama, guru. Dewa Kipas pasti curang. Dia pasti pakai cheat dan bot engine," kata Putri Irene mendukung kecurigaan gurunya. Skill Dewa Kipas penuh Anomali. Bila dia belajar dan berlatih manual tentu dirinya dan gurunya mengetahuinya karena dengan skillnya sekarang tentu Dewa Kipas sudah banyak mengalahkan para pendekar dan otomatis namanya dikenal di dunia persilatan. Namun sejauh ini nama Dewa Kipas tidak terdengar pernah malang melintang di dunia persilatan. Trek rekornya baru muncul setelah mengikuti sayembara.
Di pojok panggung Dewa Kipas duduk sendirian. Dia memang datang sendirian. Tanpa pengiring. Tanpa suporter dan fans. Dia hanya diam menunggu sesi kedua dimulai. Tapi benarkah dia sendirian?
"Putri Irene dan gurunya mencurigai kamu pakai cheat dan bot engine..."
"Memang faktanya begitu, kan?" kata Dewa Kipas pelan.
"Memang iya. Tapi aku tidak setuju kalau dibilang curang. Itu hanya sarana kamu belajar dan berlatih. Tekad dan keinginan kamulah yang membuat kamu cepat menguasainya dalam waktu singkat. Bila tekadmu tidak kuat, cheat dan bot engine tidak terlalu membantu. Levelmu akan tetap di bawah dan tidak ada perubahan signifikan. Jadi faktor human yang menentukan, bukan cheat dan bot engine-nya...."
"Tapi tetap saja aku merasa bersalah dan tidak sportif," kata Dewa Kipas sambil menghela napas pelan.
"Woles, sahabatku dan jangan terjebak pada jebakan batman. Itu hanya alibi dan pembenaran mereka atau lebih tepatnya rasa terkalahkan. Bukankah aku sudah berkata untuk mencapai level itu Putri Irene dan gurunya harus berdarah-darah, sakit dan menderita untuk waktu yang sangat lama. Jadi bisa kamu bayangkan ketika ada orang yang berhasil meraih apa yang mereka capai dalam waktu singkat bagaimana sakitnya hati mereka. Dan itu hal yang wajar dan manusiawi. Yang tidak wajar adalah mereka yang tidak kesatria dan berhati legawa atau lapang dada menerima kekalahan kemudian menebar fitnah. Zaman sudah berubah. Begitu pula metode belajar. Teknologi memungkinkan manusia menyerap ilmu lebih cepat dan menghemat waktu. Yang dulu bisa dicapai 20 tahun zaman now bisa dipersingkat menjadi 2 tahun saja atau tergantung seberapa keras usaha yang dilakukannya. Bila usahanya biasa-biasa saja maka metode apapun tetap tidak membantu..."
Dewa Kipas terdiam. Hatinya masih gundah. Ingin rasanya dia mundur dari sayembara agar konflik dengan Putri Irene dan gurunya tidak terjadi. Namun nasi telah menjadi lontong. Kini tidak ada lagi jalan untuk mundur. Ibarat menyebrang dirinya sudah di tengah jembatan.
"Penuhi takdirmu. Terus maju. Apapun yang ada di ujung jalan itu kehendakNya. Aku bersamamu. Yakinlah setelah hujan akan ada pelangi. Setelah badai akan ada matahari dan habis gelap terbitlah terang..."
"Kepada kedua peserta segera memasuki arena. Pertandingan sesi kedua akan dimulai...." suara Dewan Juri dari pengeras suara.
Dewa Kipas memantapkan hati dan segera bangkit. Dengan langkah santai namun pasti dia turun dari panggung menuju arena...
.
.
.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 231 |
Nilai total |
Baca semua komentar (1) Tulis Komentar
#1 |
Info
24 Maret 2021 jam 2:08pm
 
Manusia cacad sampah si Dadang Subur dan anaknya. Kecoak Indon terlalu tebal muka. Cheater pembohong. Sontoloyo lah kalian dua cacad ! |