Home → Cerita Pendek → Reinkarnasi Sang Dewa Asmara
Cuplikan
"WHAT??? Menjadi kucing? No, no, no...." seru Dewa Asmara shock.
Apa kata dunia bila seorang pria tampan idola para wanita terlahir kembali menjadi kucing? Simak cerita lengkapnya di bawah ini.
"Selamat datang jiwa yang mati membawa dendam. Jiwa yang tersesat dalam kehendak dan amarah. Aku tetap melayani setiap jiwa yang ingin bereinkarnasi tanpa pandang bulu, tanpa memandang status sosial, pangkat, jabatan dan siapa dia ketika hidup. Di sini statusnya sama dan sederajat karena dari sini kehidupannya kembali ke nol. Tidak punya apa-apa. Tidak membawa apa-apa dan bukan siapa-siapa. Semua calon janin," sapa Dewi Inkarnas ketika Dewa Asmara muncul di tempatnya. "Namun ada prosedur yang harus dilalui oleh setiap jiwa yang akan bereinkarnasi yang akan menentukan akan jadi apa kelak setelah dilahirkan kembali," lanjut Dewi Inkarnas dengan raut datar tanpa ekspresi. Sepertinya membantu setiap jiwa yang datang padanya untuk bereinkarnasi memang tugasnya.
"Terima kasih, Dewi. Apa prosedurnya? Apakah aku harus menunjukan kartu vaksin atau memperlihatkan dokumen yang menyatakan bahwa aku negatif covid 19?" tanya Dewa Asmara.
"Bukan itu. Lihat di sana ada tumpukan koin. Pilihlah satu dan bawa kepadaku," tunjuk Dewi Inkarnas ke sudut ruangan. Sebuah keranjang penuh koin putih teronggok seperti tidak terurus.
"Baiklah," kata Dewa Asmara sambil melangkah mendekati keranjang. Ribuan koin putih polos tanpa gambar, cap atau apa pun mengisi penuh keranjang.
"Kamu boleh mengambil langsung atau mengaduknya. Pilih secara acak. Tapi ingat, hanya satu yang harus kamu pilih," tegas Dewi Inkarnas.
Dewa Asmara berpikir sejenak. Di depannya keranjang berisi penuh koin putih polos. Namun karena sifatnya yang sederhana dan gak mau ribet atau kebanyakan acara yang membuang energi, dia segera mengambil satu koin putih polos yang tepat berada di tengah tumpukan.
"Bawa kemari!" perintah Dewi Inkarnas yang sudah duduk di kursi kerjanya.
Dewa Asmara datang mendekat.
"Masukan koinnya di lubang itu!" perintah Dewi Inkarnas.
Dewa Asmara segera memasukan koin ke sebuah lubang mirip lubang celengan atau lubang tempat memasukan koin di telepon umum. Begitu koin masuk, layar komputer di depan Dewi Inkarnas menyala dan menampilkan sederet tulisan dengan huruf aneh dan gambar seekor kucing dengan bulu tiga warna muncul.
"Berdasar apa yang kamu pilih, kamu akan terlahir dengan wujud kucing dengan bulu tiga warna bernama Candramawat," jelas Dewi Inkarnas.
"WHAT??? Menjadi kucing? No, no, no...." seru Dewa Asmara shock.
"Takdirmu sudah ditentukan. Tidak bisa dirubah," tegas Dewi Inkarnas datar tanpa ekspresi.
"Bukannya aku menolak tapi gak terima aja. Masa orang seganteng aku reinkarnasi menjadi kucing," protes Dewa Asmara.
"Ketampanan hanya bersifat sementara dan fana. Tidak abadi dan akan terkena tua dan keriput. Lagi pula ketampananmu sering kamu salah gunakan untuk menjerat para wanita. Berapa gadis yang telah jatuh ke pelukanmu. Berapa istri yang dicerai suaminya karena telah selingkuh denganmu. Aku rasa apa yang dilakukan Kaisar Langit untuk menghukum dan menghentikan kebiadabanmu adalah langkah yang tepat."
"Helloo. Perselingkuhan tidak akan terjadi bila salah satu pihak menolak. Faktanya tidak ada yang menolak ketika ku ajak selingkuh. Apakah aku saja yang salah dan harus disalahkan? Para gadis yang jatuh kepelukanku kebanyakan dengan suka rela atau kehendaknya. Aku pria normal. Aku bukan pria munafik. Ibarat kucing dikasi ikan, masa aku tolak," papar Dewa Asmara membela diri.
"Mungkin karena itu reinkarnasimu menjadi kucing sebagai pengingat kelakuanmu semasa hidup."
"Ayolah, Dewi. Please. Aku yakin sistem yang telah diprogram bisa dirubah. Dan aku juga yakin Dewi punya akses untuk merubahnya. Aku akan sangat berterima kasih bila Dewi mau merubahnya dan tetap menjadikan aku manusia dikehidupan yang akan datang."
Sejenak Dewi Inkarnas terdiam.
"Ayolah, Dewi. Please!"
"Baiklah. Ini perkecualian untukmu karena aku tahu kamu akan terlahir kembali dengan membawa ingatanmu dikehidupan sebelumnya karena kamu adalah jiwa abadi. Tapi ini tidak gratis. Ada missi yang harus kamu kerjakan," kata Dewi Inkarnas sambil menghela nafas.
"Missi apa, Dewi?" tanya Dewa Asmara semangat. Api harapan berkobar kembali di hatinya. Walau seperti kata Dewi Inkarnas itu tidak gratis, tetapi dirinya bersedia 'membayar harga' yang penting takdirnya bisa dirubah. Dewa Asmara enggan bila dirinya terlahir kembali menjadi kucing. Apa kata dunia nanti dirinya yang menhadi idola para wanita lahir kembali menjadi kucing. Reputasinya pasti akan hancur.
"Aku akan memberimu tusuk kondeku yang bisa kamu jadikan senjata untuk menghadapi seseorang. Senjata ini hanya bisa kamu panggil dan kamu gunakan satu kali. Pakailah untuk membunuh seseorang di kehidupan yang akan kamu datangi karena hanya tusuk kondeku saja yang bisa membunuhnya. Semua senjata pusaka dan ajian kesaktian apa pun tak akan bisa membunuhnya. Aku akan ajari mantera pemanggil tusuk kondeku dan akan aku beri tahu ciri-ciri targetmu. Aku berharap kamu berhasil menemukannya agar jiwanya bisa kamu kirim ke aku," tegas Dewi Inkarnas.
"Oke, Dewi. Aku setuju," sahut Dewa Asmara bersemangat.
Kesepakatan dicapai. Dewa Asmara berhasil melobi Dewi Inkarnas.
Dewi Inkarnas komat kamit merapal sebuah mantera. Sebuah koin putih bersinar muncul dan melayang di depan Dewa Asmara.
"Ambil dan masukan kembali!" perintah Dewi Inkarnas.
Dewa Asmara dengan cepat meraih koin putih bersinar terang yang melayang di depannya dan memasukannya kembali ke lubang tempatnya. Layar komputer di depan Dewi Inkarnas berubah biru dan ada tulisan: Menghapus. Silakan tunggu. Setelah itu muncul tulisan: Sistem berhasil dirubah disusul sederet abjad aneh muncul dan foto seorang pemuda tampan. Di bawah fotonya tertera nama: SEMARA TUNGGA.
"Kamu beruntung. Perubahan sistem diterima. Sekarang ikut aku untuk tahap akhir reinkarnasimu," kata Dewi Inkarnas sambil bangkit dan berjalan ke sebuah ruangan.
"Yes. Berhasil!" seru Dewa Asmara senang. Dengan cepat dia mengikuti Dewi Inkarnas masuk ke sebuah ruangan. Ruang antar dimensi yang akan mengantar jiwa ke tempat kelahirannya kembali.
.
.
.
Pengarang | Nur S |
---|---|
HitCount | 249 |
Nilai total |
Baca semua komentar (1) Tulis Komentar
#1 |
Arman_wijaya
30 November 2021 jam 7:15pm
 
Apapun gayanya mo ngawur ato serius cerita yg dibuat suhu nur tetap asik. Maju trus suhuuu |