Merebut Beauty dari The Beast

HomeCerita PendekMerebut Beauty dari The Beast

avatar sasis
14 Agustus 2017 jam 3:25am

"Inilah bau m*m*k mamamu," kata ayah padaku. "Selamat ulang tahun ke delapan belas, Nak!"

Ketika dia katakan ini, aku belum hirup dengan hidung, dan berjuang untuk gak mencium. Tapi ayah busuk tercinta itu terlalu kuat dan terlalu besar. Dia tingginya 6kaki 3inchi (k.l 1,90m) testosteron murni keturunan Maluku, Indonesia dengan Belanda. Sedangkan aku 5'2" (k.l 1,60m) terlatih main video game.

Akhirnya, aku menghirup udara melalui celana dalam yang digenggam yang disumpalkan ke mulut dan hidungku. Ada sedikit keharuman parfum, sedikit pesing, dan banyak aroma feminin. Kukira itu bau feminin, karena aku belum pernah mencium bau m*m*k sebelumnya.

Dia menarik celana dalam itu dan menenteng di depan mataku. CD itu terbalik sehingga selangkangannya bagian dalam tampak.

"Lihat itu?" Dia bertanya. "Begini, lihat noda putih dan berkerak di sana di tengah?"

Aku gak ingin lihat, tapi tangan besar ayahku menahan bagian belakang kepalaku seperti softball dan mengarahkan ke mataku.

"Ayah, ayah nyakitin nih, kenapa ayah lakukan ini?"

“Kamu tahu apa itu kerak mesum?" Katanya, menyakitiku lagi sementara dia mengabaikan pertanyaanku. "Di situlah vagina kecil mama kamu yang bikin celana dalamnya basah. Oh, semuanya basah saat cairannya netes, tapi sekarang yang tersisa hanya CD berkerak ini."

Noda yang dia bicarakan sudah mulai retak karena cara dia meremas celana dalamnya. Itu semua lebih jelas karena residu tebal terlihat lebih pucat di atas warna merah tua dari celana dalamnya.

"Julurkan lidahmu," katanya.

"No way," kataku.

Saat itulah dia meremas bagian belakang leherku sampai lidahku menjulur dan keluar.

"Ini kotor banget, butuh dicuci, dan aku akan gunakan lidahmu buat papan cuci." Saat itulah dia mencoba membawa celah kotor itu untuk kujilat dengan lidahku.

Kutarik lidahku dan kupalingkan kepalaku sekuat tenaga. Tapi, alih-alih mengerahkan tenaga, ayah hanya berkata, dengan nada tenang yang bahkan lebih menakutkan daripada yang biasa dia berteriak: "jika kamu gak julurkan lidah, aku akan memasukkan ke tenggorokanmu."

Kujulurkan lidahku. Ayah memulai gerusan noda itu dengan lidahku dengan perlahan. Setelah sekitar tiga puluh detik, dia berkata, "Telan."

Aku lakukan seperti yang disuruh saat dia melihat celana dalamnya. “lagi," katanya.

Prosedur itu harus diulang tiga kali sebelum dia puas. “Kamu lakukan pekerjaan bagus, Eric, semuanya bersih sekarang." Dengan itu, dia tunjukkan bahwa noda itu telah hilang seluruhnya. Rasa asin di mulutku mengingatkanku dari mana asalnya noda itu.

"Bagaimana kamu rasa vagina kotor mamamu, Nak? Apakah sama manisnya dengan senyumannya itu? Pertama, kamu barusan jilatin memiauw mamamu!" Dia memandang terakhir kalinya pada celana dalam, dan membuat penemuan lain: "Lihatlah yang kita punya di sini semua terjepit dengan kain -- jembut secerah dan semerah rambut di kepalanya."

Dia mengambilnya lepas dan menahannya, lalu mengucapkan satu kata: "Tangan."

Aku tahu dia ingin meletakkannya di telapak tanganku, jadi aku berkewajiban sebelum leher atau bagian tubuhku dikasari. Dia gak berbohong, karena rambutnya persis sama dengan rambut pendek di kepala mamaku: merah muda. Satu-satunya perbedaan adalah rambut di kepalanya lurus, dan yang ini keriting.

Ayah melemparkan celana dalam ke wajahku sebelum berbalik meninggalkan kamarku.

"Ada beberapa pekerjaan rumah untukmu."

"Ayah, kenapa lakukan ini?" Tanyaku, berusaha gak menangis.

"Eric, anakku, kau akan lakukan pekerjaan kotor untukku, kau akan meniduri mamamu. Kau akan nidurin mamamu, keenakan banget jika dia KO!"

*******************

Keesokan paginya, aku gak ingat apa yang telah terjadi. Gak semenit pun, lalu semuanya kembali. Aku gak tahu harus berpikir apa: apakah ayahku sudah gila? Pernahkah aku membayangkannya? Apakah dia serius? Apakah dia mengujiku?

Aku gak tahu, tapi yang terbaik adalah lakukan tindakan seperti itu gak pernah terjadi.

"Pagi, Ma," kataku sambil masuk ke dapur.

"Pagi, pengantuk," katanya tanpa menoleh dari balik bahunya. Dia sibuk menarik beberapa roti panggang dari pemanggang roti dan mengolesnya. "Kamu ketahuan-lagi! Gak mau mengganggu mimpi?" dia tertawa.

Mama memakai apa yang aku sebut jubah mandi. Itu adalah satin hijau gelap mengkilap, dan dia memakainya hanya saat dalam perjalanan ke kamar mandi atau sesudahnya, sebelum berpakaian. Aku gak pernah memikirkannya, tapi pagi ini aku perhatikan bahwa dia telah membungkusnya erat-erat. Begitu ketatnya, ia mengikuti belahan pantatnya, memamerkan pantat yang kencang.

"Jika ayahmu gak mengantar ke sekolah, kau akan terlambat."

"Ayah gak pernah mau kasih tumpangan, jadi aku kira aku akan terlambat." Lulus SMA hanya dua bulan lagi, dan tahun terakhir aku gak bisa menyelesaikan cukup cepat. Aku sudah tak sabar untuk kuliah di musim gugur. Aku telah menerima pilihan pertamaku, sebuah perguruan tinggi setempat yang akan aku bolak-balik setiap hari. Aku gak perlu melalui pengalaman asrama.

"Hanya karena ayahmu adalah Kapolda gak memberi kamu hak untuk-"

"Ambil keuntungan, aku tahu, Ma. Sudah berapa lama mama katakan hal itu kepadaku?"

"Sepanjang hidupmu," katanya. Lalu kami berdua tertawa.

Aku sedang minum secangkir cokelat di meja dapur, seperti seribu pagi yang lain. Serupa seribu kali itu, mama membungkuk di seberang meja saat dia berkata, "Ini roti bakarmu." Gak seperti saat-saat lain, kulihat jubahnya jatuh sebagian terbuka, tunjukkan belahan dada yang besar dan payudara kanannya hampir sampai ke puting susu.

Kulihat roti bakar di piring dengan cepat, berharap aku gak terlalu lama menatapnya. "Terimakasih mama."

“Kamu baik-baik saja, Bung?"

"Hanya memikirkan beberapa hal yang Ayah katakan." Yang benar-benar aku pikirkan adalah bahwa mamaku telanjang di balik jubah itu.

"Jangan biarkan apa pun yang dikatakan ayahmu mengganggumu. Kamu tahu bagaimana keadaannya," katanya diikuti oleh sebuah desahan.

Aku sudah selesai makan roti saat mendengar deritan kulit. Suara ayahku di seragam, ikat pinggang, dan sarungnya.

"Hei, Sport Butuh antaran ke sekolah?"

Aku coba mengingat kapan dia menawari aku tumpangan sebelumnya. Aku gak bisa ingat.

“Kamu gak pergi tanpa memberi mama kamu ciuman selamat tinggal. Sini."

"Ya, berilah mamamu pelukan dan ciuman yang sedap," kata Ayah. Itu gak terdengar berbeda dari nada yang biasa, tapi sekali lagi, itu terjadi.

Mom membuka tangannya, jadi aku gak membuat kesepakatan besar. Dia memelukku erat, seperti biasa. Dia tingginya 5'10 ", jadi aku menengadah padanya. Tangan kanannya memegangi kepalaku erat-erat di dadanya, dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku memikirkan rasanya payudara besar mama di wajahku.

"Semoga harimu menyenangkan," katanya sambil menciumku. Aku cari pipinya, tapi merasakan sisi bibir kami juga bersentuhan.

Aku malu mengakui bahwa, saat kulihat wajahnya, aku berpikir: "Aku tahu seperti apa rasanya vaginamu."

**************** ***

Di dalam mobil, mobil polisi ayah, tentu saja, kuharap Ayah gak membicarakan apa yang terjadi malam sebelumnya.

"Aku yakin kamu kaget dari tadi malam," katanya, lalu menambahkan dengan suara mendengus, "memikirkan mamamu."

Aku tetap diam, berharap sekolahnya lebih dekat.

"Betapa cakep kamu berdua saling memeluk dan mencium pagi ini. Aku yakin kamu ingin merobek piyama mandi sialan itu itu dan langsung dapat barangnya."

Pernyataannya membuatku membayangkan hal itu dan melihat mamaku sendiri telanjang untuk pertama kalinya. Setelah menatap ke luar jendela samping selama tiga puluh detik, aku merengek, "Ayah, alasan apa mengatakan hal ini? Aku tak mengerti!"

"Senang kamu tanya, Sport." Dia hanya memanggil aku Sport saat dia ingin mengolok-olok atau mengejekku. "Aku gak punya alasan, gak, aku punya empat koma tujuh JUTA dolar."

"Hah?"

"Yang meninggal bulan lalu siapa?" Tanya Ayah.

"Kakek ... Ayah mama?" Aku jawab seperti mimpi buruk karena ini sama sekali gak masuk akal.

"Pass banget! Dan surat wasiatnya meninggalkan 4,7 juta dolar untuk mamamu di Bank Singapore."

"Apa?" aku berteriak. "hebat sekalee!"

"Tunggu dulu, Sport, itu bagus, kecuali satu hal kecil, surat hibah tersebut mengatakan uangnya akan masuk ke anak tertua."

"Tapi, itu Mama, dia dua tahun lebih tua dari Paman Sean."

"Berapa usia mamamu?" Tanya Bapak.

"Ayah...?"

"Ayo-berapa umurnya?"

“Kamu tahu dia baru berusia 39 dua minggu yang lalu."

"Benar, semua matematika itu benar-benar berguna bagimu, masalahnya adalah, surat wasiat tersebut mengatakan bahwa uang itu masuk ke anak berusia di bawah 40th yang punya setidaknya dua anak sendiri."

"Paman Sean punya empat anak," kataku, seperti melihat gepokan uang terbang menjauh.

"Yeah, Sean si idiot itu akan jadi jutawan jika kita gak lakukan sesuatu untuk itu."

"Kita?"

"Begini, Sport, sayangnya aku punya sedikit masalah di departemen hitungan sperma. Sepertinya SEMUA punya aku telah ditarik dari bank sperma. Di situlah “money” kamu masuk, dengan penekanan pada 'mani/sperma.'"

Jadi itulah rencananya. Agar mama hamil dan punya anak lagi sebelum berusia 40 tahun. "Mengapa kamu gak lakukan hal yang artifisial itu?"

"Ibumu punya beberapa keyakinan religius yang aneh, dan 'kehamilan yang gak alami' - seperti yang dia sebut - adalah salah satunya. Bagaimanapun, jika aku harus membesarkan anak, anak itu akan memiliki sebagian dari darahku di dalamnya. Ngert? Aku gak akan kasih sperma pria lain yang berenang di tubuh biniku."

Ayahku sangat cemburu pada mamaku. Jika dia bukan Kapolda, ada beberapa kali dia berada dalam masalah yang besar karena menyerang banyak pengagum yang terlalu dekat atau mengatakan hal yang salah kepada mama. Dia bahkan gak menyukai pria yang sedang menatap mama.

"Aku masih belum mengerti, apa bedanya dengan spermaku yang berenang-renang?"

"Itu karena, dan aku benci mengatakannya, kamu sedikit kecewa. Sudah seumur hidupmu. Setelah sperma kamu lakukan pekerjaannya, itu gak akan seperti pria lain, tapi seperti tak ada apa-apa, seperti perpanjangan penisku sendiri yang lakukan pekerjaan itu, kau kan anak Beth, demi Tuhan, dia gak akan punya hari paling gila memikirkanmu seperti laki-laki sungguhan! " dia tertawa. "Ini akan jadi inseminasi buatan klinis dalam perkiraanku."

Gila adalah kata yang tepat! Ayahku ingin aku membuat mama hamil sehingga dia bisa mendapatkan jutaan dolar. Gila! Dan aku gak akan menjadi bagian darinya, meski itu berarti miskin selama sisa hidupku.

"Aku gak akan lakukan, aku tak bisa, Ayah, tolong deh--dia mamaku."

“Kamu hanya harus mulai menganggapnya sebagai wanita cantik dan seksi, dan kurangi anggapan sebagai seorang mama, aku memulai latihanmu tadi malam, aku yakin ini sudah mulai jalan."

Aku gak akan memberinya kepuasan mengetahui apa yang aku alami saat berada di dekat mama pagi ini. Melihat pantat dan payudaranya.

"Baiklah, aku gak perlu khawatir," kataku dengan nada menantang yang sebenarnya gak kurasakan, "karena seperti yang baru saja ayah katakan, ayah tahu bagaimana religiusnya mama dan dia gak pernah mengikuti hal seperti ini. Dia ke Gereja hampir setiap hari!"

Dia menghentikan mobilnya di depan sekolah, melepaskan kacamata hitamnya, dan menatapku. "Aku Kepala Polisi, dan aku mengenal orang-orang, dan aku tahu banyak hal, dan aku tahu bagaimana bikin orang lakukan sesuatu. Semoga menyenangkan di sekolah, Sport. Dan jangan melamun tentang meniduri tubuh sexy mama terlalu banyak saat di kelas! "

****************

Ingin kukatakan bahwa kata-kata ayah gak berpengaruh padaku, tapi itu akan menjadi kebohongan. Sepanjang hari aku terus dibayangi penglihatan dan penampakan mamaku, disertai kenangan akan bau dan rasanya.

Kucoba membayangkan mama memanggang atau memasak atau bekerja di kebun, tapi semua cerita itu berakhir dengannya di jubah mandi yang menghadap jauh dariku dan mama melepaskannya dan menjatuhkannya dari tubuhnya yang telanjang.

Akhirnya aku senang pulang dan lakukan sesuatu yang konstruktif, seperti main video game, dan melupakan ayah dan mamaku.

Tapi, aku terkejut. Saat memasuki ruang keluarga, ada mama pakai jubah mandi. Saat sore hari. Pada hari sekolah.

"Ma, apa yang mama lakukan di rumah? Apa mama gak pernah berubah ... Maksudku pergi keluar?"

"Aku pergi keluar, Tuan Sok Tau. Tapi meeting soreku dengan organisasi amal telah dibatalkan. Jadi, kukira, pada hari yang indah seperti ini, mengapa gak berjalan lama? Lima mil! Itu adalah rekor baru untukku. Kukira aku gak pernah berkeringat begitu banyak! Sebenarnya, aku baru akan mandi lagi. Dan, aku janji itu akan menjadi terakhir hari ini! "

Mama dan kebugarannya. Dia memiliki program latihan yang benar-benar dia tekuni. Latihan kekuatan, peregangan, cardio, ia lakukan semuanya. Itulah yang membuatnya sangat langsing dan kencang.

"Berapa timbangan mama sekarang?" Tanyaku sebelum aku tertangkap sendiri.

"Kenapa ERIC?, jangan pernah bertanya kepada wanita ttg hal itu. Tapi lagi, Mr Sok Tau, jika kamu harus tahu, aku menimbang beratku 144! Itu gak terlalu tinggi untuk tinggi badanku, gimana menurutmu?" mama meletakkan tangan di pinggulnya dan berputar perlahan, berakhir dengan pose seksi dengan kedua tangan di belakang kepalanya.

"Emm ... Gak ... Gak terlalu banyak, Ma."

"Ambil sendiri camilan selagi aku mandi."

Aku mau lakukan persis apa yang dia katakan sampai kulihatnya berbalik dan menuju kamar mandi. Lalu, untuk beberapa alasan, kuberi beberapa detik dan mengikutinya. Saat sudah panas, pintu kamar mandi gak menempel sepenuhnya saat kamu mengayunkannya; kamu harus secara sadar mendorongnya sampai tertutup.

Hari sudah panas, dan pintunya terbuka sekitar satu inci. Aku menarik dua kali napas dalam-dalam sebelum dapat cukup keberanian untuk mengintip. Di sana, seperti penampakan di sekolahku adalah mama dg piyama, menghadap sana jauh dariku. Dan, seperti penampakannya, dia melepaskan ikatannya dan melepaskan dari bahunya.

Di situlah realitas mengambil alih imajinasi. Meski Ma gak punya atasan, dia masih mengenakan celana pendeknya yang biru ketat. Tapi, gak lama, karena dia mengaitkan jempolnya di bawah ikat pinggang elastis dan menariknya ke bawah, memperlihatkan dua belah pantat bulat berotot yang jauh lebih cerah daripada tubuhnya yang putih mulus.

Mama gak pernah berbalik, untungnya, karena dia gak bisa lewat dari mataku dan wajahku yang menempel di kusen dan pintu. Gak pernah berbalik juga berarti aku gak pernah melihat payudara atau semaknya. Dia melangkah keluar dari celana pendeknya dengan satu kaki, dan menendangnya pakaian itu ke keranjang nilon portabel yang kami simpan di kamar mandi bersama dengan yang lain.

Aku mundur sebelum dia menuju pancuran shower.

Aku duduk di dapur, dengan gak sadar menyantap camilan kue dan susu sambil dengarkan air pancuran. Aku punya pikiran seperti: "Mama di sana benar-benar telanjang" dan "Aku yakin dia akan mencintai seseorang untuk membasuh punggungnya."

Saat itulah aku mendengar mama mematikan air dan beberapa menit kemudian mengatakan saat dia menuju kamar tidurnya, "Eric, tolong bantu Mama membawa keranjang itu ke mesin cuci?"

"Baiklah, Ma," panggilku balik.

Aku berpikir mencoba memata-matai lagi saat Mama berpakaian, tapi gak ingin bergantung pada keberuntunganku. Aku lakukan seperti yang disuruh, dan meletakkan keranjang di dekat mesin cuci di ruang bawah tanah.

Saat hendak naik ke lantai atas, kulihat celana pendek yang mengintip dari bawah handuk putih. Aku berdiri di sana sambil berpikir sejenak sebelum menariknya dari tumpukan. Mereka berada di dalam dan basah--basah kena keringat berlari lima mil di hari yang panas.

Jika ini hari biasa, aku gak akan pernah berpikir dua kali tentang cucian atau celana pendek. Tapi, tadi malam telah membuat hari ini jadi hari yang gak biasa.

Kuangkat selangkangan celana pendek itu ke hidungku dan menghirupnya. Aromanya jauh lebih kuat dari celana dalamnya. Saat itu cairan vagina telah basah kuyup kena keringat, campuran yang jauh lebih kuat. Kuisi mulutku dengan lapisan dalam celana pendek dan mengisap keras keras dan telan keringat dan cairan vagina sebanyak mungkin. Itu terasa seperti tak pernah kualami sebelumnya.

Dan, ada yang lain lagi: Aku mengalami ereksi yang gak akan berhenti. Aku ngaceng karena mamaku.

**************

"Apa yang akan kamu katakan jika kukatakan bahwa mamamu sedang ngobrolin seks dengan laki-laki muda?" Ayahku dengan santai bertanya kepadaku. Dia datang ke kamarku setelah makan malam, kedatangan yang gak aku harapkan.

"Ayah, ayah gila. Ayah paranoid. Ayah selalu pikir setiap cowok sedang menatap mama. Ayah konyol dengan bagaimana ayah selalu cemburu. Aku gak mau dengerin

"Eh, mungkin kau benar," kata Ayah. Dia bawa laptop di bawah lengannya, yang belum pernah kulihat sebelumnya. “Kamu kenal Charlie Sevinsky di stasiun?"

"Tukang komputer," kataku.

"Spesialis Komputer Forensik, jika kamu ingin spesifik, dan dia hebat, aku pribadi hampir tak tahu bagaimana cara menggunakan email, tapi Charlie, dia tahu barangnya."

Ayah meletakkan laptop itu di mejaku dan membukanya. Layar menyala hidup.

"Kusuruh Charlie memasukkan sesuatu yang dia sebut sebagai key logger di komputer mama. Kamu tahu apa yang ditunjukkannya? Ini dia tunjukkan bahwa dia sedang mengobrol dengan seseorang dengan nama loneboy96 di sebuah situs bernama ..." Ayah mengambil selembar kertas. Dari saku dadanya dan membaca: "shyboys4cougars.com."

Aku hanya bisa menggelengkan kepala dan membuka mulut tanpa suara bahkan berusaha keluar.

Ayah melanjutkan. "Nah, jika itu aku, jejaknya akan berakhir di sana, tapi bukan untuk Charlie, hal ini mudah baginya dan dia lakukan sepanjang hari, dia melacak loneboy96 kembali ke seorang pria berusia 57 tahun yang tinggal dengan mamanya sendiri di sini, di kota ini, ternyata dia dilepaskan dari tahanan dg bersyarat dan gak sulit untuk meyakinkan untuk melepaskan komputernya sebagai imbalan karena gak memberlakukan sekitar selusin pelanggaran pembebasan bersyarat yang dia punya. Kau gak dapat membayangkan bagaimana kooperatifnya orang lain saat kamu adalah Kepala Polisi. "

Aku harus percaya sekarang. Entah kenapa, Mama ada di situs aneh.

"Orang ini berpura-pura jadi jejaka berusia 18 tahun yang sangat pemalu sehingga dia bahkan gak bisa berbicara dengan anak perempuan secara langsung, tapi sedang mencari wanita yang lebih tua yang akan menjadi tipe seorang mama yang mengerti. Mama jatuh kejeblos di Peran itu, dan ingin membantunya tumbuh dewasa."

"Mungkin sebaiknya ayah biarkan saja mama lakukan sendiri, Ayah, ayah gak pernah pulang, selalu kerja, dan mengabaikannya saat ayah berada di sini. Jadi, mungkin dia inginkan perhatian, apakah itu buruk?" Aku terkejut bahkan aku tahu persis apa yang kukatakan. Semenit sebelum bahkan gak kupikirkan kebutuhan Ma. Aku juga terkejut bahwa Ayah gak mengacak rambut dan memukul bagian belakang kepalaku seperti biasa.

"Aku sangat senang karena kamu khawatir, loneboy96, karena kamu mengambil alih tugas chat dengan mama!"

"Apaaaa?" hanya itu yang bisa kukatakan.

"Oh ya, mamamu akan mengasuh anak laki-laki berusia 18 tahun, tapi anak itu benar-benar akan jadi anaknya."

"Aku gak mau," kataku, dan melipat tanganku.

"Baiklah, aku sudah coba," kata Ayah saat menutup laptop dan memungutnya. Dia berbalik meninggalkan kamarku.

Aku berpikir, "Wah! Itu mudah!"

Saat itulah dia berbalik dan berkata, "Ingatlah bahwa penangkapanmu tahun lalu, penjualan cimenk, yang gak pernah kami ceritakan kepada mamamu, dan kasus di mana berkas kasus itu hilang?"

"AYAH, itu dulu, sebuah kesalahan yang gak pernah aku buat lagi seperti aku janjikan!"

"Hanya ingin memberitahumu bahwa aku temukan arsip itu, dan jika itu masuk ke catatan permanenmu, sekolah hebat yang bisa terima kamu--dan, semua sekolah lain-gak akan repot-repot mengatakan selamat tinggal buat karir perguruan tinggimu. Tapi, Sisi baiknya, kudengar mereka sedang menyewa di depot pengiriman: shift 12 jam di malam hari. Jadi, ITU yg bisa kamu diharapkan."

Dia meletakkan laptop itu lagi di mejaku bersama dengan selembar kertas. Ada website, username, dan password. Ayah gak perlu memberitahuku untuk login, yang aku lakukan. Ada yang nomor merah yg menunjukkan ada pesan buat loneboy96.

"Lihat ada apa," kata Ayah.

Aku mengkliknya dan itu tunjukkan: "Gak sabar untuk bicara dengan kamu malam ini jam 8." Itu dari RedRyder. Kulihat jam di sudut kanan bawah komputer: 7:10.

"RedRyder adalah mamamu, aku akan biarkan imajinasi kamu yang terbatas buat cari tahu mengapa dia pilih itu. Jadi, Sport, kamu harus kerjakan beberapa pekerjaan rumah sebelum jam 8. Kamu harus baca semua obrolan sebelumnya untuk mempercepat.

************

Ternyata obrolan sebelumnya sudah menggoda, tapi kebanyakan sopan. Pria itu jelas tahu bagaimana meluangkan waktunya dan gak membuat orang takut. Mereka hanya mengirim tulisan, tapi loneboy96 sedang mendorong video chat. Mamaku telah memprotes bahwa dia gak ingin wajahnya ditunjukkan, dan Pria bergajul itu telah memberitahunya tentang penggunaan tombol preview atau pratinjau untuk pastikan gak ada gambar apa pun di atas leher yang akan tampak. Dia katakan bahwa dia bahkan lebih takut wajahnya kelihatan secara online. Aku yakin pernyataan itu benar adanya.
Dia katakan kepada mama bahwa dia ingin bertemu dengan mama sehingga dia tahu itu adalah orang sungguhan yang mencoba membantunya. Yak khan? Itu sudut pandangnya, bahwa bergajul itu sangat pemalu terhadap gadis-gadis sehingga dia membutuhkan seorang wanita dewasa yang bisa memahami seorang yang lebih muda dan gak akan menghakimi. Aku bisa posisikan diri spt itu.

Jadi, dia telah nembak kelemahan mama—mama yang senang bantu orang dan karena itulah dia begitu terjebak dalam dua keranjang barang di kota ini dan di gereja (di sanalah dia sekarang).

Ayah kembali ke kamarku dan berkata, "Showtime!"

Aku berkata, "Aku siap ayah."

"Karena itulah kebanyakan penjahat tertangkap," katanya. "Mereka bodoh seperti kamu Jika kamu lakukan video chat dan mamamu melihat poster di dindingmu, apa yang akan dia katakan: 'Hei, itu dekorasi seperti punya Eric' atau 'Apa-apaan ini?'"

Kulihat ke belakangku. Dia benar, dan aku gak memikirkan hal itu.

"Turun ke gudang bawah tanah ke 'pusat komando' yang telah aku siapkan."

Pusat komando itu ternyata sudut kantor rumah miliknya dimana dia telah menyiapkan sebuah meja kartu dengan sebuah taplak meja dan karpet/permadani tergantung di dinding di belakangnya. Dia juga kasih sebuah T-shirt yang tunjukkan tanda damai dengan latar belakang pai apel dan kata "Pie-ce" yg tertulis dengan warna pekat.

"Semua disumbangkan oleh loneboy96. Dia mengatakan kepada kami bahwa ini adalah setup on-airnya. Jadi, apa yang cukup baik untuknya ... Plus, jika ada seseorang yang browsing di internet yang mungkin diburu mamamu, ini akan menyatu. Ngerti?"

Aku ngerti lebih dari yang aku suka. Aku sedang membenci penyergapan pada Mama seperti ini, tapi aku gak tahu harus berbuat apa lagi.

Ketika aku login, sudah ada pesan:

RedRyder: I'm here.

Aku membalas:

Loneboy96: Maaf, agak terlambat.

RedRyder: masalah?

Loneboy96: Gak. Mamaku menyuruhku lakukan beberapa tugas.

RedRyder: Berapa umur mamamu?

Kulihat ayahku, dan dia berkata, "Kami belajar dalam penegakan hukum bahwa kebohongan terbaik adalah yang paling banyak kebenarannya. Katakan kebenaran tentang segala hal yang gak memberikan identitasmu."

Loneboy96: Dia umur 39.

RedRyder: Hmmm. Begitulah umurku.

Loneboy96: Aneh.

RedRyder: aneh? Kamu gak menganggap aku seperti mamamu khan? Apakah itu bikin kamu gak nyaman?

Loneboy96: Maksudku aneh seperti kebetulan.

RedRyder: Oh. OK. Bagus dong.

Loneboy96: kamu punya anak?

Ketika ada jeda, ayah meremas leherku dan berkata, "Jangan tanya ini." Lalu muncul sebuah jawaban:

RedRyder: Seorang anak laki-laki. Dia usia 18 tahun. Baru aja 18 tahun.

Loneboy96: Hei! Seperti aku. Kamu gak anggap aku seperti anakmu, kan?

RedRyder: Kebetulan aku suka fair play! Gak, aku anggap kamu sebagai seorang laki-laki, seorang pemuda.

Loneboy96: gimana jika kita video chat?

RedRyder: Aku masih belum siap.

Loneboy96: Itu khan kamu bilang, tapi kamu akan suka.

RedRyder: Aku yakin pasti, tapi belum.

"Tuduh dia pake akun palsu. Paksa ngaku," kata Ayah.

Loneboy96: Aku pernah dengar bahwa predator online gak pernah tunjukkan diri mereka sendiri. Kamu agak menakut-nakutiku.

RedRyder: Plis deh gak usah takut. Kukatakan yang sebenarnya.

Loneboy96: Lalu, hidupkan kamera kamu seperti yang telah kukatakan pada kamu dua minggu terakhir tapi wajah kamu gak perlu terlihat.

Ada jeda lebih dari satu menit. Kupikir Ayah akan gak sabar dan menampar bagian belakang kepalaku atau semacamnya, tapi dia hanya berdiri diam saja.

RedRyder: oke Kukira Aku punya sekarang.

Ayah berkata, "Aku bisa cium bau yang datang. Sekarang yang aku butuhkan dari kamu adalah membujuk beberapa gambar telanjang darinya. Kamu tahu bagaimana cara mengambil screenshot, kan?"

"Aduh!" Aku bilang. Dia mungkin akan membuat aku mengalami kerusakan jika layar gak dipenuhi oleh belahan dada mamaku. Dia mengenakan tanktop hijau mint hijau berleher. Jelas, dia gak pakai bra. Aku bisa lihat dari latar belakang dia berada di sebuah kantor kecil di gereja tempat dia jadi sukarelawan. Dari keadaan puting susu mamaku, acnya pasti full.

Loneboy96: Wow!

RedRyder: Loh, Puas?

Loneboy96: Aku rasa kamu nyata.

RedRyder: pastilah!

Mama menggoyang sedikit payudaranya bolak-balik.

RedRyder: Sekarang giliranmu.

"Pastikan mikrofon dibungkam," kata Ayah. Aku menyalakan kameraku.

RedRyder: Apakah kamu Simple Simon?

Loneboy96: apa?

RedRyder: Maaf Kue itu Sajak tua tentang pieman itu.

Loneboy96: Oh iya. Aku belum pernah dengar.

RedRyder: Jadi, apa aku juga terlihat seperti mamamu?

Loneboy96: Gak lah. Dia gak mau pamerin yang dia punya spt kamu!

Aku menatap Ayah dan dia mengangkat bahu menyetujui.

RedRyder: Aku senang kamu approve.

Loneboy96: Aku sangat hargai melihatmu. Itu bikin aku tahu kamu bukan palsu.

RedRyder: Aku senang kamu bicara denganku sekarang. Aku juga merasa lebih baik.

Kami berjalan lamban dan berbicara tentang tumbuh dewasa dan bagaimana cara merasa nyaman dengan anak perempuan. Lalu dia bertanya:

RedRyder: Berdirilah supaya aku bisa lihat semua.

Untung aku punya celana jins generik. Aku berdiri dan berbalik.

RedRyder: berapa tinggi kamu?

Loneboy96: 5'9.5 "

RedRyder: Kita tingginya hampir sama.

Loneboy96: Sekarang giliranku. Berdiri dong.

Jeda panjang sebelum dia mendorong kursinya ke belakang dan berputar.

Loneboy96: Wow! Kamu punya pantat yang hebat. Pasti perutmu juga rata.

RedRyder: Aku kerja keras untuk tetap seperti itu juga.

Loneboy96: Mari kita lihat dooongg.

RedRyder: No.

Loneboy96: Jika kamu bekerja keras pada abs, ototnya layak ditunjukkan.

RedRyder: gak ah.

"Katakan padanya 'Jika ada toket dan pantat spt yang kamu punya, itu pasti spektakuler,'" perintah Ayah. Aku menatapnya dengan tak percaya. "Wanita ingin tunjukkan tubuh mereka, mereka cari izin untuk jadi nakal, terkadang mereka butuh dorongan yang tegas." Lalu ia menunjuk ke keyboard. Aku menulis apa yang dia katakan

Ada jeda panjang.

RedRyder: kamu mengejutkan, kamu anak nakal!

Mama bangkit dan mengangkat tank topnya melewati pusarnya, memamerkan perut yang kencang dan mulus.

Ayah berkata, "Teruslah mengatakan 'lebih tinggi' sampai dia berhenti.

Loneboy96: lebih tinggi.
Mama angkat sampai ke tulang rusuknya.

Loneboy96: lagi.

Dia angkat sampai tepat di bawah payudaranya.

Loneboy96: lagi.

Kemeja itu naik, tunjukkan payudaranya tepat di bawah puting susu. Aku ambil screen shot, dan sebelum aku bisa meminta satu permintaan terakhir, dia menjatuhkan bajunya dan duduk.

RedRyder: Aku gak percaya kamu bikin aku lakukan itu!

Loneboy96: kamu punya tubuh hebat. Wow!

RedRyder: Sekarang, apa yang akan kamu tunjukkan padaku?

Loneboy96: Bukan perut aku setelah melihat perutmu!

"Katakan padanya bahwa kamu akan tunjukkan padanya puncak jembutmu."

"Ayah, gak mau ah, Plus, itu akan bikin dia kabur, takut."

"Percayalah," katanya. "Wanita suka paksakan isu ini sama banyaknya dengan pria. Mereka sama sekali gak ingin orang mengetahui."

RedRyder: Lalu, apa?

Loneboy96: Bagian atas jembutku. "

RedRyder: Maafkan hamba?

Loneboy96: Akan kutunjukkan di mana jembutku dimulai.

Jeda panjang sementara Mama menggeliat di kursinya.

RedRyder: oke

Kali ini, jedaku. "Cepatlah sebelum dia kabur.

Aku berdiri, membuka kancing celanaku dan membuka ritsletingnya. Untuk kontrol yang lebih besar, aku mengunakan kedua jempol untuk membimbing CD putihku dengan lembut ke titik di mana dua atau tiga bulu jembut menutupi ikat pinggang.

RedRyder: lebih rendah

Aku menarik ke bawah sampai ada sedikit kusut hitam yang muncul.

RedRyder: lebih rendah

Kali ini aku ke tempat kemaluanku mulai, kutunjukkan semua segitiga kemaluanku.

RedRyder: Aku harus pergi.

Lalu, layar menjadi gelap.

"Sudah kubilang, ini akan membuatnya takut," kataku.

Sebelum aku bisa mengangkat celanaku, Ayah merobek-robek dan celana dalamnya turun, dan benar-benar terlihat ereksi yg mengamuk!

"Oh my God, Eric, dimana kamu dapatkan hal itu? Itu burung terbesar yang pernah kulihat, dan aku harus cukup banyak bersaksi di garis tugas. Lihat deh," katanya sambil meraih pentungan kulit yang ia bawa di ikat pinggangnya dan meletakkannya di samping penisku. "Panjangnya sepuluh inci ini, dan itu hanya sedikit saja lebih panjang dari pada senjata tersembunyi yang kamu bawa."

Aku menarik celanaku ke atas, malu karena Ayah melihat aku ngaceng.

"Sialan, mamamu membuatmu jadi seorang pria malam ini!"

************ ***

Mama pulang sekitar setengah jam kemudian. Ayah, seperti biasa, telah dipanggil untuk urusan polisi.

"Eric, bagaimana anakku tersayang?" Dia bercanda. Meski sekarang, seandainya aku bukan loneboy96 sendiri, aku pasti cemburu pada anak laki-laki "yang lain".

"Aku baik, Ma, bagaimana meetingnya?"

"Membosankan. Hal yang sama, tapi aku rasa aku benar-telah benar membantu seseorang," katanya sambil meletakkan tasnya. Dia mengenakan rok konservatif dan blus yang ditinggalkannya, dan pasti sudah ganti dg pakaian jeans ketat dan tank top untuk obrolan kami. "Apa kamu pingin sesuatu yang dingin untuk diminum," tanyanya sebelum menuju dapur.

"Gak, terima kasih, Ma." Begitu dia berbelok di tikungan, aku merogoh tasnya dan mendapati bahwa aku benar. Ada pakaian buat chatting: tank top di bawah jinsnya yang dilipat rapi. Kulihat selangkangan jinsnya sedikit lebih gelap. Kugali sedikit lagi ada kejutan lain-- celana dalam pink. Kudengar Ma menuju kamar mandi dan tahu aku punya beberapa detik lagi untuk menjelajah.

Kuangkat celana dalam di tali pinggangnya dan memutuskan untuk mengendus. Ketika aku lakukan, aku temukan CD itu benar-benar basah oleh cairan memiauw. Aku gak merasa bersalah menjilati bagian dalamnya sampai aku dengar pintu kamar mandi terbuka. Bagaimanapun, kukira aku adalah penyebab aroma itu.

"Jadi, apa yang kamu lakukan malam ini, anak mami?"

"Aku belajar anatomi." Kulihat wajahnya, dan ada sedikit senyum di atasnya.

"Belajar banyak?"

"Gak sebanyak yang aku butuhkan untuk ujianku Mungkin aku akan minta bantuan."

"Aku tawarkan," katanya, "tapi aku rasa aku gak akan berguna."

“Ma, ada hal penting yang harus dilakukan selain mengajar anatomi pada anak usia 18 tahun."

Dia tertawa terbahak-bahak. "Mungkin kamu gak kenal mamamu sebaik yang kau perkirakan! Bagaimana dengan menggunakan beberapa pengetahuan anatomi itu dan memberi mama kamu sedikit sentuhan-mundur. Aku menahan diri dalam posisi yang lucu dalam waktu lama dan sedikit sakit. Di leherku. "

Dia duduk dan aku berada di belakangnya dan mulai menggosok lehernya dengan lembut. "Mmmmm," katanya. "Tapi, kamu harus lakukan lebih keras jika kamu ingin aku benar-benar merasakannya."

Kurasakan penisku tumbuh mendengar kata-kata itu. Aku terkejut merasa penisku berkedut dan menyadari aku benar-benar berpikir tentang fucking mamaku sendiri! "Aaaahhh! Itu jauh lebih baik," bisiknya.

"Aku yakin mama gak mengira seseorang seusiaku tahu bagaimana membuat mama merasa seenak ini, Ma."

“Kamu akan terkejut dengan apa yang kukira bisa dicapai anak seusiamu!"

Pernyataan yang benar-benar gak berbahaya jika aku gak tahu apa yang ada di baliknya. "Mau lebih naik atau lebih turun?"

"Turun, lebih rendah, lebih rendah!" Katanya, jelas menirukan dalam pikirannya perintah yang diberikannya padaku. Dia menikmati menghidupkan kembali obrolan kami.

Aku menggosoknya kembali selama sekitar lima menit, dan kemudian dia berkata, "Aku sibuk, dan mau ketempat tidur. Manis selamat malam." Aku memeluknya erat-erat, merasakan payudara yang hampir kulihat, dan kemudian memberinya ciuman di pipi yang menangkap sekitar 50 persen mulutnya kali ini.

"Mimpi yang indah, Ma."

"Aku tahu, pasti lah Eric."

Ketika kembali ke kamarku, kulihat situs chat room dan ada pesan dari RedRyder. Dikatakan "Benar-benar menikmati bersamamu. Ngobrol besok jam 4?" Aku membalas: "Kedengarannya oke!"

****************

“Kamu tahu kita hanya punya beberapa hari lagi untuk menyelesaikan ini, masa subur mama kamu akan segera datang, dan aku harus pergi ke konferensi di Albany pagi ini, aku akan pergi selama 2 hari, dan aku ngandelin kamu untuk dapat foto telanjay yang bisa aku gunakan sebagai modal saat aku kembali. "

"Menurutku Ma gak akan lakukan," kataku. Setelah semalam, aku gak yakin.

"Teruslah kejar dia, kita harus dapatkan foto setidaknya nenen dan wajahnya sehingga kita bisa identifikasi. Sepenuhnya telanjang adalah yang terbaik."

"Bagaimana jika aku mundur?" Aku bilang.

"Maksudmu ngaceng itu palsu dan kamu gak pingin lihat tubuh seksi mama kamu yang telanjang? Dan kamu gak keberatan gak bisa masuk perguruan tinggi? Kukira begitu! Ini tas baju yang bisa kau pakai saat chatting shg dia gak akan mengenali. Ini barang buat operasi yang rumit, nih. Kamu akan dapatkan aroma itu--atau tidak! "

Setelah Ayah pergi, aku menjalani rutinitas zombieku di sekolah dan pulang sekitar jam tiga. Mama gak ada di sana, tapi tiba jam empat lewat sepuluh.

"Eric, aku pergi ke kamar untuk tidur siang, jadi tolong jangan ganggu aku sampai aku bangun."

Gak ada pelukan atau ciuman. Itu saja. Aku bergegas ke kantor Ayah dan membukanya. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, dia telah kasih kunci ke kantornya yang selalu dikunci. Aku ganti pakai celana pendek hitam dan kemeja putih yang bertuliskan "Change" dikelilingi koin.

Ketika kulihat ikon Ma tunjukkan bahwa dia sedang online, aku kirim permintaan video chat. Dia menerima. Seharusnya aku tahu ada sesuatu yang terjadi dengan cara dia berpakaian. Gak ada yang provokatif sama sekali.

Loneboy96: Hai!

RedRyder: Kukira ada yang gak beres kemarin.

Loneboy96: gimana?

RedRyder: Hal-hal baru saja berlalu terlalu jauh. Lebih jauh dari yang aku inginkan

Loneboy96: Apakah kamu marah padaku?

RedRyder: gak kepadamu Dengan diriku sendiri.

Loneboy96: kamu gak lakukan kesalahan.

RedRyder: Seharusnya aku yang dewasa di sini dan membantu kamu dengan rasa malumu.

Loneboy96: Udah kok. Aku bicara dengan beberapa orang hari ini yang gak akan pernah kulakukan sebelumnya.

Aku takut semua ini akan meledak dan membawa Ayah ke medan perang. Aku menyadapnya sebaik mungkin.

RedRyder: Aku senang, tapi itu gak membuat apa yang kulakukan jadi benar.

Loneboy96: kamu bantu kepercayaan diriku lebih dari yang kamu tahu.

RedRyder: Aku senang. Mari kita tetap teman.OK?

Loneboy96: kamu berpakaian beda.

RedRyder: Aku kirimkan sinyal yang salah kemarin. Salahku.

Loneboy96: Itu bagus untukku. Kamu memiliki tubuh yang luar biasa dan itu harus dihargai.

RedRyder: Mungkin ini bukan ide bagus lagi.

Loneboy96: kamu akan menolakku. Sama seperti semua orang.

RedRyder: gak, gak. Kamu gak ngerti. Aku hanya ingin buat beberapa batasan.

Loneboy96: kamu mungkin menertawakan aku saat kamu menggodaku.

RedRyder: menggodamu?

Loneboy96: Ya, hampir tunjukkan nenen kepadaku. Gak adil.

RedRyder: Itu yang kumaksud. Aku terlalu jauh. Maafkan aku.

Loneboy96: Aku ingin melihat nenen kamu.

Ayah bilang harus bersikap agresif saat keadaannya menjadi sulit. Kupikir menggunakan "nenen" bukan "payudara atau dada" terdengar agresif.

RedRyder: Aku gak akan lakukan itu. Seperti yang kukatakan. Itu adalah sebuah kesalahan.

Loneboy96: sekali ini aj.

RedRyder: gak.

Loneboy96: kamu suruh aku tunjukkan barangku. Kamu sebut itu adil?

RedRyder: Aku bilang itu salahku.

Loneboy96: kamu punya jalan. Akui aja kamu suka, saat aku tunjukkan jembutku.

RedRyder: Ini gak membawa kita ke mana-mana.

Loneboy96: Akui saja kamu menyukainya, itu membuatmu horny.

Jeda panjang lalu:

RedRyder: Kita adalah manusia dan kita masing-masing punya keinginan. Tapi itu harus dikendalikan.

Loneboy96: kamu juga bikin aku horny.

Jeda panjang.

RedRyder: Iya? Baiklah tanggung jawabku untuk mengarahkannya dengan cara yang positif.

Loneboy96: kamu seharusnya sudah melihat ereksi yang aku dapat karenamu.

RedRyder: kamu seharusnya gak mengatakannya kepadaku.

Loneboy96: Itu benar Aku yakin kamu ingin melihat kontolku seperti aku ingin melihat toketmu.

RedRyder: Itu gak benar.

Loneboy96: Katakan padaku bahwa kamu gak ingin mengacau pikiranku dengan melihat toketmu!

RedRyder: Aku akan pergi.

Loneboy96: Katakan padaku kamu gak ingin melihat efek tubuh indah kamu di kontolku.

RedRyder: kamu harus berhenti.

Loneboy96: Tunjukkan aja dulu tetek kamu sekali aj.

RedRyder: ini gak ke mana-mana.

Loneboy96: Kalau begitu, begini akhirnya?

RedRyder: Aku gak bermaksud begitu.

Loneboy96: Apa masalahnya? Aku belum pernah melihat payudara asli dan aku pingin kamu jadi yang pertama.

RedRyder: pikiran yang bagus, tapi nggaklah.

Loneboy96: Lalu, selamat tinggal. Kupikir kita punya sesuatu.

Aku log off Kupikir itulah yang akan Ayah lakukan. Aku naik ke lantai atas dan dengarkan pintu kamar Ma. Dia sibuk berkeliling mutger-muter, dan pasti gak tidur. Pada saat aku kembali ke kantor Ayah, ada pesan darinya: "Aku gak bermaksud menyakiti kamu. Maaf, kita bisa benahi ini."

Aku membalas: "Tunjukkan tetek kamu dan aku akan tunjukkan kontol yang ngaceng."

Aku menatap layar selama lima belas menit. Akhirnya, "satu" merah muncul. Aku mengkliknya, dan pesannya "OK."

Mama pasti telah lakukan pencarian jiwa yang serius dalam lima belas menit itu dan bergumul dengan nafsu dan keinginannya. Keinginan menang, rupanya.

Aku memprakarsai rekoneksi ulang, dan akhirnya gambar mama muncul di jendela video. Dia mengenakan jubah mandi hijau.

RedRyder: Hai.

Loneboy96: Hai.

RedRyder: Maaf atas kesalahpahamanku.

Loneboy96: Kembali bersamamu membuatku merasa jauh lebih lega.

RedRyder: aku juga. Kita telah menghabiskan banyak waktu untuk chatting, dan aku gak ingin membuangnya.

Loneboy96: kamu udah ganti pakaian. Aku suka jubahmu

RedRyder: Kupikir ini akan mempermudah untuk menyelesaikan ini.

Loneboy96: Aku harap kamu gak mikir seperti itu.

RedRyder: ini sulit buatku. Aku gak seperti ini.

Loneboy96: Apakah kamu mengatakan bahwa kamu gak penasaran dengan penampilan burungku?

RedRyder: Aku gak mengatakan itu. Aku hanya bersalah soal itu. Kamu semuda anakku.

Loneboy96: kamu belum pernah lihat burungnya?

RedRyder: Jangan bicara tentang dia.

Loneboy96: Baiklah. Biarkan kulihat payudaramu.

Mama butuh waktu lama, dan aku gak menyela dia. Dia mulai dg kerah seperti dia akan menariknya kembali ke dadanya. Tapi, akhirnya dia memutuskan untuk membuka sabuknya. Jubah itu jatuh sebagian terbuka tunjukkan kulit dari leher ke pinggangnya saat dia duduk di depan kamera. Sepanjang waktu dia berhati-hati untuk gak tunjukkan wajahnya.

Akhirnya, dia membuka jubah itu dan mengangkat bahunya dari atas bahunya. Ini memberiku tampilan pertama payudara terindah yang pernah aku lihat. Besar dan penuh dan dihiasi dengan puting merah muda berwarna terang. Lingkaran di sekeliling putingnya nyaris gak terlihat--biasa ada pada cewek berambut merah, kurasa.

Loneboy96: Wow! Cantik sekalee!

RedRyder: terima kasih

Loneboy96: Aku yakin mereka bagus dan berat. Aku ingin merasakannya.

RedRyder: Seorang pria harus lembut dengan payudara wanita.

Loneboy96: Aku ingin mengisapnya.

Aku menunggu jawaban, tapi gak mendapat jawaban.

Loneboy96: kamu ingin itu kan?

Gak ada respon lagi, tapi aku yakin celana dalam mama sedang memanas lagi.

Loneboy96: maju dikit biarin menggantung.

Kupikir aku akan mendapat protes, tapi dia lakukan persis seperti yang kukatakan. Payudaranya menggantung dan dia mengayunkan bahunya ke depan dan ke belakang untuk membuat mereka melambai di depan kamera. Pada satu titik, dagu dan bibir bawahnya terlihat. Aku telah ambil screenshot selama ini, dan juga gak ketinggalan.

Ketika dia kembali mengenakan jubah itu, aku berkata:

Loneboy96: Biarkan saja.

RedRyder: Kuberi kamu apa yang kamu inginkan. Cukup.

Loneboy96: Gakkah kamu ingin melihat burungku?

RedRyder: Jangan bikin aku meminta.

Loneboy96: Jika kamu lepaskan jubahnya, aku berani bertaruh burung itu akan jadi ekstra keras.

RedRyder: oke. Udah copot.

Loneboy96: Katakan apa yang kamu ingin aku lakukan. Seperti kemarin.

Aku bangkit dan memastikan selangkanganku berada di tengah panggung di depan kamera. Ternyata Ma gak butuh banyak dorongan.

RedRyder: Tarik celana pendekmu ke bawah. Perlahan.

Aku lakukan apa yang dia katakan, dan mengayunkan celana pendek yang berjalan melewati pinggulku, lalu kutunjukkan jembut, lalu turun ke tempat aku berhenti kemarin.

RedRyder: Terus. Pliis deh.

Aku menarik melewati inci pertama dari penisku yang tebal, lalu melanjutkan saat kutambah senti demi senti.

RedRyder: Oh my God!

Kupegang penisku menunjuk ke bawah saat kuturunkan celana pendekku. Akhirnya kepala ungu berbentuk jamur penisku tampil saat celana pendekku mendekati lutut.

RedRyder: Aku gak percaya!

Kuarahkan penisku ke kamera dan memberi beberapa sudut pada mama. Akhirnya kuarahkan langsung ke kamera, dan bisa melihat bahwa madzi sudah mulai mengalir dengan tetesan lengket yang tergantung di ujungnya.

Loneboy96: Akui saja. Kamu ingin menjilatnya.

Gak ada respon.

Loneboy96: kamu ingin mengisapnya, kan?

Gak sampai sekitar tiga puluh detik, tapi aku bisa melihat payudara mama bergoyang saat dia menggeliat-geliatkan pinggulnya bolak-balik tanpa sadar.

Loneboy96: kamu akan biarkan aku orgasme di mulutmu, kan?

Tangan kanan Ma mengulur kebawah hilang dari pandangan. Kuberinya beberapa detik sebelum aku berkata:

Loneboy96: kamu ingin menelan pejuku, kan?

Jeda panjang, lalu satu kata:

RedRyder: ya

Kemudian dia terbangun dari trance dan menarik jubahnya.

RedRyder: Aku harus pergi.

Dan dia log off, aku kecewa banyak. Tapi, aku belajar beberapa hal dari Ayah, dan seseorang gak membiarkan seseorang lolos.

Aku segera mengirim pesan: "Aku ingin orgasme buat kamu. Aku ingin kamu melihat aku orgasme."

Butuh waktu sepuluh menit untuk kamu balas datang: "Gak, itu akan jadi keterlaluan, ini sudah cukup." Aku balas: "Akui aj, kamu ingin lihat semua peju yang kamu sebabkan."

Dia kembali online.

RedRyder: kamu harus melihat payudaraku, dan aku harus melihat burungmu. Itulah tawarannya.

Loneboy96: Aku perlu orgasme karena kamu.

RedRyder: baiklah, Jaga itu sendiri.

Loneboy96: kamu ngaku ingin kasih blowjob.

RedRyder: Bukan itu yang kukatakan.

Loneboy96: Jadi, kamu gak menyukainya. Buat dapat burung besar aku di mulutmu.

RedRyder: kamu bikin ini jadi sulit.

Aku berdiri dan memberinya pandangan lain pada burungku yang kaku.

Loneboy96: kamu bikin ini jadi KERAS!

RedRyder: gede bingits

Loneboy96: Lebih dari sembilan inci.

RedRyder: OMG!

Loneboy96: Lidah kamu akan terasa sangat enak jika menjilati ujungnya.

RedRyder: Jangan lakukan ini

Loneboy96: Kemudian isap seluruh kepalanya di mulutmu.

RedRyder: Mulutku kecil.

Loneboy96: Aku akan taruh tangan di belakang kepalamu dan menarik mulutmu ke atasnya.

RedRyder: Aku akan membuka mulut lebar-lebar dan mompa burung kamu sampai kamu nyampe.

Saat itulah tiba-tiba inspirasi menghantamku.

Loneboy96: Aku ingin orgasme di mulutmu.

RedRyder: apa?

Loneboy96: Ambil gambar closeup dari mulut terbuka kamu dan kirim email kepadaku.

RedRyder: Sudah kubilang aku gak ingin ada gambar wajahku.

Loneboy96: hanya mulutmu Aku akan mencetaknya dan orgasme di mulutmu yang terbuka, kuberi kamu semua spermaku.

RedRyder: Dengan aku yang nonton.

Loneboy96: Benar

Kuberi dia alamat email yang aku miliki dan memintanya untuk ambil foto closeup dengan teleponnya dan gunakan alamat junk yang serupa (yang aku tahu selalu dia gunakan) untuk mengirimkan kepadaku. Dalam waktu lima menit, kupegang gambar hidung seorang wanita yang baru dicetak, mulut terbuka, dan lidahnya sedikit melebar. Wanita itu, jelas (bagi aku yang pernah melihat mulut itu setiap hari dalam hidupku), adalah mamaku. Dan aku hendak membasahi foto ini.

Aku tunjukkan foto itu ke kamera.

Loneboy96: mulut yang indah

RedRyder: terima kasih

Loneboy96: Aku gak pernah mencium seorang gadis. Aku ingin French Kiss kamu.

RedRyder: Aku akan menjulurkan lidah ke tenggorokanmu.

Loneboy96: kamu mengatakan kepadaku apa yang kamu ingin aku lakukan.

RedRyder: Memandumu, seperti aku benar-benar disana?

Loneboy96: Ya. Katakan padaku apa yang ingin kau lakukan padaku dengan mulutmu.

RedRyder: Aku ingin berlutut di depanmu, di depan burungmu yg keras dan gede.

Aku membelai penisku dekat dengan kamera. Ujung itu meneteskan sejumlah besar madzi, dan itu memanjang sampai putus dan mendarat di atas meja.

RedRyder: Oh, kelihatannya cakep. Aku akan jilat semua.

RedRyder: Aku mau gunakan dua tangan pada monster itu, dan beri kamu handjob yang indah untuk memulai.

RedRyder: Lalu, aku akan bawa kamu ke dalam mulut dan kuisap kenceng.

Aku mulai mengocok penisku lebih keras. Tiba-tiba terlintas dalam benakku bahwa ini nyata. Mamaku sendiri mengatakan kepadaku bagaimana dia akan senang kasih blowjob. Kenyataan bahwa dia gak tahu itu adalah anaknya yang dia ajak bicara membuat semuanya semakin menggairahkan karena tipuan tersebut.

Aku berhenti mengetik:

Loneboy96: Katakan padaku kau ingin aku orgasme di mulutmu

RedRyder: Aku ingin merasakan sperma kamu menembaki tenggorokanku, untuk mencicipimu semua.

RedRyder: Aku ingin menelan semua air mani dan spermamu, kuisap setiap tetes pejumu.

Itulah yang terjadi - tiba-tiba kepala burungku membesar dan merasa seperti akan meledak krn tekanan darah. Tapi, semua yang meledak itu peju yg telah kutahan sekian lama. Semprotan demi semprotan (secara gak sadar kuhitung 8 semprotan) peju putih tebal dan panas memukul lidah dan dagu, dan bibir mamaku. Kupegang foto itu sehingga semua air mancur itu terkumpul dalam genangan air puding yang bagus di mulut mamaku.

Sementara aku sedang orgasme, aku telah berkata: “Ma!” Kulihat dan merasa lega bahwa si bisu itu aktif.

Aku tunjukkan foto itu pada mama.

RedRyder: Oh my God! Aku gak pernah lihat begitu banyak peju.

Loneboy96: Kuharap semuanya ada di perutmu sekarang.

RedRyder: Iyah. Aku gak tahu apakah aku tahan menelan semua.

Loneboy96: Aku akan membuatmu telan semuanya.

RedRyder: Oh my God! Kamu mau, kan?.

RedRyder: Itu seksual paling menarik yang pernah kulihat.

Loneboy96: Aku yakin vagina kamu basah kuyup.

Itu sepertinya mematahkan mantra.

RedRyder: Aku harus pergi sekarang.

Loneboy96: Aku ingin melihat vaginamu.

RedRyder: Itu gak akan terjadi deh.

Loneboy96: kamu melihat penisku.

RedRyder: Orang berbeda.

Loneboy96: Biarin kulihat memekmu

RedRyder: Hanya dokter dan suamiku yang melihatnya.

Loneboy96: Sekarang aku pingin lihat.

RedRyder: Gak mungkin. Aku sudah tunjukkan tetekku. Dan, kamu harus lihat mulut dan lidahku.

Loneboy96: Sekarang aku ingin lihat m*m*kmu.

RedRyder: Aku harus pergi.

Loneboy96: Baiklah. Hanya bagian atas jembutmu.

RedRyder: Bagaimana kamu tahu aku gak dicukur?

Loneboy96: Jembutmu, kalau kau punya.

Mama berdiri di depan kamera. Aku mengharapkan lebih banyak demonstrasi, tapi seperti yang dikatakan Ayah, wanita suka memamerkan tubuh mereka. Mama telah mengembalikan jubahnya, dan mulai menarik bagian belakangnya.

Loneboy96: Lepaskan jubahmu.

RedRyder: Aku cuma pake celana dalam dong.

Loneboy96: Bagus!

Mama melepaskan ikatannya dan membiarkannya jatuh ke lantai. Di sana dia berdiri saat dia memiringkan layar dan kamera ke bawah sampai terpusat pada celana dalamnya yang ketat dan apa yang ada di bawahnya. Dia meraih jempolnya dan mendorong bagian depannya sejauh satu milimeter pada satu waktu (tampaknya). Tiba-tiba, jembut keriting pertama nampak bebas. Rambut merah keriting yang indah dan cerah. Lebih banyak diikuti sampai dua senti jembut mama ditampilkan.

Loneboy96: OMG!

Loneboy96: OMG!

Loneboy96: kamu berambut merah!

Loneboy96: aku suka!

Loneboy96: Turunkan!

Dia dipatuhi dan sekarang ada satu inci penuh yang terlihat.

Loneboy96: Turunkan!

Dia berhenti, membungkuk, membiarkan payudaranya berayun di depan kamera, dan menulis:

RedRyder: dah itu aja

Loneboy96: Rambut merahmu semakin membuatku ngaceng!

Aku gak berbohong. Aku tunjukkan ereksiku yang balik lagi ke kamera.

RedRyder: Gila! Gede bgt. Lagi! Cepat lagi!

Loneboy96: Turunkan!

Burungku berefek positif, karena mama memposisikan dirinya dan menarik celana dalamnya saat memaksa kakinya bersatu sehingga semua yang ditunjukkannya adalah semak penuh merah dan hebat, gak ada celah atau lubang. Bagian yang bagus itu adalah saat dia menarik ke bawah, wajahnya langsung menatap kamera. Aku tangkap foto dg printscreen yang pasti mengikat mama untuk mengobrol dan ke kamarnya.

Loneboy96: Sekarang aku ingin lihat vaginamu.

RedRyder: Aku harus pergi.

Dan dia lakuka. Lalu offline.

Aku begitu dekat sehingga dia tunjukkan semuanya padaku. Kurasakan. Dia super horny dan aku siap meledak. Sekarang dia mungkin berada di kamarnya untuk menenangkan ketegangan.

Mungkin aku bisa menghentikannya. Aku menelepon cepat, mengganti pakaianku dan berlari ke kamar Mama. Butuh waktu kurang dari dua menit.

Aku dengarkan pintu Ma dan mendengar desahan dan desahan dan erangan. Aku benar. Mama sedang masturbasi.

Aku mengetuk keras. “Ma, kamu gapapa?"

Ada kesibukan tergesa-gesa yang harus dilakukan sebelum mama membuka pintunya. Dia masih mengenakan jubah hijau, tapi diikat erat.

"Eric, kau mau apa? Sudah kubilang aku mau tidur sebentar."

"Sudah lama sekali, ma. Dan waktu aku datang untuk periksa, aku dengar suara-suara seperti mama sakit atau mimpi buruk Aku nyesal telah ganggu mama. Maaf deh."

"Eric, Sayang," kata Mama sambil membuka pintunya. "Aku terbangun terlalu cepat, itu saja, ayo peluk mama, maafkan mama."

Aku peluk mama, payudaranya yang baru saja kulihat untuk pertama kalinya, menekanku. Aku gesek badanku sedikit sampai menggesek selangkangan Mama. Sambil membayangkan semak merahnya yang menyala-nyala.

Hal lain yang aku perhatikan adalah ruangan itu berbau memek mama. Aku tahu baunya, dan udara di dalamnya penuh dengan dirinya. Chat kami telah memanaskan barangnya sampai titik didih. Sekarang aku harus jaga barang mama tetap mendidih.

"Ma, aku pesan pizza untuk kita berdua, sebentar lagi sampai."

"Kapan saja?" Dia mendesah. "Aku mau keluar, Sayang."

Gak ada anak yang mau hancurkan mood. Jika mama tahu bahwa anak ini baru saja muncrat di seluruh foto wajahnya, suasana hatinya pasti akan berubah.

Ada satu lagi potongan teka-teki untuk menjaga agar hal ini tetap bergerak. Aku berlari kembali ke laptop dan mengetik pesan dari mama: "Gimana rasanya kontolku di dalam memek? Katakan padaku jam 10?"

Aku menunggu, dan beberapa menit kemudian, sebuah pesan dari RedRyder berbunyi: "OK."

****************

"Senang aku mendapat pizza, Ma?"

"Hah? Oh ya, senang sekali."

“Mama gapapa? Mama kliatan seperti satu juta km jauhnya," kataku.

"Lagi Pikirin sesuatu yang kulihat hari ini," katanya dengan acuh tak acuh.

"Mau bilangin ga?" Aku menikmati peran duel pasangan seks chat dan anak yang berbakti.

"Gada yang penting, gimana denganmu?"

"Lagi lihatin berapa hal menarik di internet. Ada gambar kecantikan alami yang langka."

"Aku senang kamu belajar hargai apa yang terjadi di sekitar kita di dunia ini. Aku bangga denganmu."

Aku bertanya-tanya apakah dia masih akan bangga jika tahu bahwa yg sedang aku bicarakan adalah payudara dan vaginanya.

Mama gak pernah tenang dan terus melihat jam sementara kami nonton TV bersama. Aku duduk lebih dekat dengannya daripada biasanya, dan pada suatu saat, dia membungkuk dan menyandarkan kepalanya ke pundakku. Aku letakkan tanganku di pahanya seperti yang kulakukan sejuta kali di masa lalu. Tapi, kali ini tangan itu ingin masuk ke selangkangannya.

Jam 9.50, mama berdiri dan berkata, "Aku masih lelah dan ingin tidur, terimakasih udah luangkan waktu bersamaku malam ini, Sayang. Mamamu seneng bersama kamu. Taruhan kamu pingin turun tangga dan main video game, kan? " Dia tersenyum.

"Kurasa, aku akan turun jika mama butuh aku, Ma."Aku mau turun coba bikin kau telanjang lagi, gitu looh.

Mama memelukku dan menahan lebih lama dari biasanya. Lalu dia berkata, "Selamat malam," dan mencium pipi.

Sebagai gantinya, aku menciumnya penuh di bibir. Gak lama atau kencang, tapi pas di mulut. Mulut yang kusemprot gambarnya tadi. Aku berbalik dan melangkah pergi seolah-olah gak ada yang terjadi. Dia masih berdiri di sana saat kutinggalkan ruangan.

Aku sudah online saat mama, atau RedRyder, tiba. Dia mengenakan jubahnya lagi. Aku memakai pakaian yang sama seperti sebelumnya.

RedRyder: aku disini

Loneboy96: aku juga. Aku sudah tunggu lama dan sudah rindu padamu.

RedRyder: Kita harus bicara.

Loneboy96: Kita sedang bicara.

RedRyder: Maksudku tentang seberapa seriusnya yang terjadi di sini.

Loneboy96: kamu sepertinya menikmati, sama sepertiku.

RedRyder: Bukan itu intinya. Ini tentang tanggung jawab.

Aku gak merespon. Ayah telah mengatakan bahwa ketika kamu gak tahu harus berkata apa, tutup mulut. Orang lain akan coba dan mengisi celah dan memberikan sesuatu yang penting yang bisa kamu gunakan.

RedRyder: Kita pergi terlalu cepat. Kita harus lebih lambat.

Loneboy96: Rasanya sih benar, yang kita lakukan dan betapa spontannya.

RedRyder: Merasa benar gak membuatnya begitu. Aku lebih tua dan seharusnya tahu yg lebih baik.

Loneboy96: kamu datang ke situs ini karena perbedaan usia, kan?

RedRyder: ya. Karena aku ingin bimbing dan bawa cowok keluar dari cangkangnya.

Loneboy96: Bukannya lihat burung yang besar?

Gak ada Jawaban.

Loneboy96: Apakah kamu memikirin yang aku tanyakan?

RedRyder: Aku lebih suka lanjutkan diskusi kita.

Loneboy96: Apakah kamu memikirkan apa yang aku tanyakan? Gimana rasanya kontol di memekmu.

RedRyder: Jangan gitu.

Loneboy96: Tentang Gimana rasanya kontol di memekmu, di vagina kamu.

Gak ada Jawaban.

Loneboy96: Apakah kamu pernah rasain kontol segede ini di vaginamu?

Aku berdiri dan tunjukkan kontolku yang ngaceng berat sejak dia ganti piyama. Setelah 15 detik dan gak ada tanggapan, aku kata:

Loneboy96: Apakah lebih besar dari punya suamimu?

RedRyder: Aku gak akan jawab.

Loneboy96: Ini pertanyaan sederhana. Apakah lebih besar dari punya suamimu? Ya atau tidak.

Jeda panjang.

RedRyder: ya

Loneboy96: Jadi, jika aku masukin ke dalam vaginamu, memekmu akan meregang dan melar?

RedRyder: ya

Loneboy96: Itu akan ngisi penuh?

RedRyder: Itu menyakitkan.

Loneboy96: Tapi, kamu akan suka, ya khan?.

RedRyder: Kenapa kamu tanya gini?

Loneboy96: Apakah kamu suka kontol gede di dalam memek kamu yang seret?

RedRyder: ya. Aku suka banget

Loneboy96: Apakah bikin kamu ngecrot?

RedRyder: Jangan bicara tentang perilaku pribadiku.

Loneboy96: Apakah bisa bikin kamu ngecrot? Jika aku gesek kontolku yang besar kekuar masuk memek kamu?

RedRyder: Ya, itu akan bikin aku orgasme. Puas? Aku jujur padamu.

Loneboy96: terima kasih. Itu bikin aku senang karena aku bisa memuaskanmu.

RedRyder: Sekarang bisakah kita bicarakan hal lain?

Loneboy96: Lepaskan daster kamu. Aku tunjukkan burungku lagi, dan aku ingin lihat payudara besar itu.

Yang mengejutkanku, tanpa ragu sedikit pun, mama menjatuhkan jubah di belakangnya, memberi ucapan terima kasih dg pesta mata di payudaranya.

RedRyder: Tuh.

Loneboy96: Lebih indah dari pada tadi.

RedRyder: kamu coba jadi penjilat.

Loneboy96: AKU mau jadi jujur.

RedRyder: Jadi, sekarang pertanyaanmu di luar topik, apa yang ingin kamu bicarakan?

Loneboy96: Oral Seks.

RedRyder: seriuslah.

Loneboy96: aku serius. Sore ini kita berbicara tentang blowjobs, tapi aku gak tahu gimana seorang cowok bisa lakukan untuk cewek.

RedRyder: Jadi kamu serius?

Loneboy96: Ya. Aku gak ngerti.

RedRyder: Ini disebut cunnilingus.

Loneboy96: Aku tahu aku belum pernah mendengarnya. Gimana bisa gitu? Kamu jilatin sekitar sana?

RedRyder: kamu isap sangat lembut, di klitoris wanita. Itulah bagian wanita yang paling sensitif secara seksual. Itu membuat dia mengalami orgasme.

Loneboy96: Klitoris? Kurasa aku pernah denger itu, tapi ga apaan.

RedRyder: Ada tonjolan kecil di bagian atas lipatan, labia.

Loneboy96: Wah, apaan? Tunjukin dong.

RedRyder: apa?

Loneboy96: Tunjukin di mana klitoris kamu.

RedRyder: No.

Loneboy96: Tunjukin di mana klitoris kamu.

RedRyder: Jelas Ga pantas.

Loneboy96: Lebih pantas aku ngecrot di gambar yang kamu kirimkan padaku?

RedRyder: Itu di saat panas saat itu.

Loneboy96: Dan ini akan jadi kamu benar-benar mengajar, mentoring aku ttg sesuatu yang penting.

RedRyder: Aku ga akan lakukan.

Loneboy96: kamu sudah tunjukin jembutmu. Cuma perlu tambah sedikit lagi.

RedRyder: Udah banyak.

Loneboy96: Berdirilah. Apakah kamu pakai CD sama hari ini?

Ada jeda.

RedRyder: Aku ga pake CD.

Loneboy96: Kalo gitu, lebih mudah. Berdiri aja dan tunjukin.

RedRyder: Jangan paksa aku.

Kata Ayah saat seseorang memohon, ini pertanda pasti kamu sedang memegang kendali. "Jangan paksa" terdengar seperti mengemis atau meminta padaku.

Loneboy96: Berdirilah.

Dia lakukan, dan berdiri dengan kaki dikempit seperti tadi.

Loneboy96: Ngangkang biar bisa lihat lebih banyak.

Mama ngangkang sedikit. Ini menyebabkan celah vagina terlihat lebih gelap diantara jembut ikal warna merah.

RedRyder: Itu sejauh aku akan pergi.

Loneboy96: Intinya adalah untuk tunjukkan di mana klitoris kamu berada.

RedRyder: Itu di sana, di atas.

Mama menunjuk sebuah titik sekitar setengah inci dari tempat garis divisi gelap dimulai.

Loneboy96: Aku gak melihatnya.

RedRyder: Nah, itu tertutup oleh labia, bibir vagina.

Loneboy96: Tarik mereka terpisah supaya aku bisa melihatnya.

RedRyder: Tolong jangan buat aku.

Loneboy96: Tunjukkan klitorismu.

Mama memiringkan kamera dan menutup selangkangannya. Lalu dengan jari tengah kanannya, dia meraih ke bawah dan berlari dari bawah ke atas celahnya, membelah semua rambut merah itu. Lalu dia menggunakan kedua tangannya untuk menarik vaginanya. Ini tunjukkan cahaya merah jambu dan berkilau dengan jus. Di bagian atas, dua lipatan kulit membentuk "V" terbalik yang rapat - dan pada titik "V" itu adalah sebuah tombol keras daging. Jari mama menunjuk berulang kali ke arahnya. Lalu, dia duduk.

RedRyder: itu dia

Loneboy96: Dan kamu mengisap itu?

RedRyder: ya

Loneboy96: Dan itu membuat wanita cum?

RedRyder: Oh iya

Loneboy96. Dan itu sensitif?

RedRyder: Kamu harus lembut.

Loneboy96: Bagaimana suamimu membuatmu cum?

Ada jeda.

RedRyder: oke Karena kita jujur, suamiku gak pernah lakukan hal itu terhadapku. Katanya bukan untuknya.

Loneboy96: Harus membuatmu marah

RedRyder: Lebih kecewa.

Loneboy96: Aku mendapat ide.

RedRyder: apa sekarang

Loneboy96: Aku mengirimkan gambar dari mulutku.

RedRyder: kenapa?

Loneboy96: Seperti hari ini, tapi sebaliknya.

RedRyder: Aku gak mengerti.

Loneboy96: Aku ingin kamu berpura-pura mengisap klitorismu.

RedRyder: Aku masih belum mengerti.

Loneboy96: Aku ingin kamu membuat diri kamu cum dengan menggosok klitorismu.

Loneboy96: Pegang foto aku di dekat, seperti aku mengisapnya.

RedRyder: Masturbasi di depan kamu? Gak mungkin.

Loneboy96: Aku lakukan untukmu tadi.

RedRyder: Itu beda.

Loneboy96: Aku kirim fotonya

Tentu saja, aku gak akan mengirim foto SENDIRI. Dengan cepat aku memotong sebuah foto dari teleponku. Itu adalah pria tampan yang berteman dengan teman seorang teman. Ekspresi mulut tampak sempurna. Aku mengirimkannya melalui email. Sesaat kemudian, kulihat Mama mengangkat telepon dan melihat.

RedRyder: Be right back.

Aku tahu dia mengirimnya ke printer di kamarnya. Saat dia kembali:

RedRyder: kamu punya mulut tampan.

Loneboy96: Bayangkan bibirku di sekitar klitoris itu.

RedRyder: Aku gak bisa lakukan ini

Loneboy96: Gosok klitorismu.

RedRyder: enggak.

Loneboy96: Mencapai dan membayangkan lidahku berputar-putar.

RedRyder: Jangan buat aku lakukan ini

Loneboy96: Akui saja. Kamu ingin orgasme, bukan?

Setelah aku manjakan klimaksnya siang itu, aku curiga apa jawabannya.

RedRyder: ya

Loneboy96: Lalu cum untukku. Hanya aku. Sekarang juga. Biarkan kulihatmu menikmatinya.

RedRyder: Aku harus memindahkan kamera.

Mama ambil laptop itu dan meletakkannya di atas meja di depan kursinya. Dia duduk, benar-benar telanjang di tepi kursi dan meletakkan kakinya di tepi kerepotan, menekuk lututnya hampir sepanjang jalan. Dia memiringkan kamera sehingga ada kaitannya dengan vaginanya. Dari sudut ini, aku juga bisa melihat pintu masuknya yang gelap dari vaginanya.

RedRyder: Aku akan melihat foto kamu saat aku lakukan ini.

Loneboy96: Aku bisa melihat seluruh vaginamu. Ini basah.

RedRyder: Aku gak memikirkannya. Aku kira gak ada rahasia tersisa.

Loneboy96: Ini terlihat lezat. Aku pingin mencicipimu.

Tentu saja, aku sudah mencicipi vaginanya, jika hanya dengan celana dalam. Melihat itu membuat memori lebih baik sekalipun.

RedRyder: kamu membuat aku sangat bersemangat. Aku gak percaya.

Loneboy96: Baiklah. Aku akan menonton dan kamu rileks dan menikmatinya. Pikirkan aku mengisapmu.

Jari tengah mama tampak. Ini menyodok ke atas dan ke bawah celahnya, dan mencapai ke dalam vaginanya, membawa serta pelumasannya. Lalu, dia mulai menggosok klitoris itu dengan sungguh-sungguh. Pinggulnya mulai bergerak dorong kecil yang menjadi lebih terasa. Dia pasti terbang saat ini dan semakin dekat.

Manfaat lain yang tak terduga adalah bahwa dalam pelecehan seksualnya, kaki Ma telah memposisikan ulang kamera. Ini sekarang memberikan hasil yang jelas, bukan hanya vaginanya, tapi juga payudara dan wajahnya saat dia bersandar.

Tiba-tiba, itu terjadi. Mama sedang Cumming. Dia mempercepat tangannya sampai hampir bergetar di klitorisnya. Wajahnya berkerut saat dia membuka mulutnya lebar-lebar ke langit-langit. Dari atas, aku mendengar "AAAHH! OOHH! OOHH!" mama tanpa berpikir menjerit-jerit karena orgasme. Bahkan gak menyadarinya. Jika aku biasanya mendengarnya, itu akan membuat aku bergegas kepadanya. Tidak malam ini. Serangkaian getaran keras membawanya selesai. Tentu saja, aku menangkap banyak screenshot di sini.

RedRyder: Oh. Aku gak percaya.

Loneboy96: Luar biasa. Aku belum pernah melihat orgasme wanita sebelumnya.

RedRyder: Aku gak percaya terjadinya begitu cepat.

Loneboy96: Itu karena aku memperhatikan dan menghargai.

RedRyder: Aku gak percaya kamu bikin aku lakukan itu.

Loneboy96: kamu pasti membutuhkannya.

RedRyder: kamu gak tahu!

RedRyder: Sekarang giliranku.

Loneboy96: untuk apa?

RedRyder: Untuk kamu yang akan datang

Loneboy96: Seperti hari ini?

RedRyder: ngGak. Sesuatu yang lebih nikmat.

Loneboy96: Apa yang lebih nikmat dari itu?

RedRyder: Aku akan menaruh mulutku di depan kamera.

Loneboy96: Wokeh.

RedRyder: Dan kamu tembak sperma kamu tepat di depan kamera.

Loneboy96. Jadi akan terlihat seperti aku ngecrot tepat di mulutmu.

RedRyder: Tepat sekali.

Loneboy96: kamu ingin ngisep aku, gitu khan?.

RedRyder: Pasti, dan aku akan telan semua peju anget kamu itu.

Bahwa orgasme sudah pasti mengendurkan ketegangan Mama. Aku muncrat lurus ke arah kamera sementara Mama membuat gerakan menelan dengan mulutnya yang cantik. Melihat kontraksi tenggorokannya saat menelan, jadi makin seru.

****************

Keesokan paginya aku berkata, “Mama kelihatannya lebih kalem hari ini." Ma sedang bersenandung saat sarapan.

"Itulah yang bisa dilakukan dengan tidur nyenyak bagi cewek."

"Kuharap begitu, aku setengah tertidur dan mengira aku mendengarmu tadi malam. Bukan mimpi lain, kan?"

"Bukan mimpi buruk, Eric."

Dia mulai bersenandung lagi. Bahwa orgasme benar-benar membersihkan kotoran dari mood-nya. Aku gak merasa terlalu

Pengarang Sasis
HitCount 455
Nilai total rating_5

4 komentar

icon_comment Baca semua komentar (4) icon_add Tulis Komentar

#1 avatar
sasis 14 Agustus 2017 jam 3:49am  

Upload pertama di Indozone setelah jadi pembaca dan pendonlot lebih dari 15 th. Kucoba dari file2 yg kecil dulu, krn yg kecil ini pun kurang sempurna. Mudah2an kalian bisa menikmati. Oh ya gw masih kesulitan menyatukan kelanjutannya. :((

#2 avatar
arienz 14 Agustus 2017 jam 3:14pm  

Lanjutkan bang... :jump:

#3 avatar
sasis 21 September 2017 jam 7:50am  

GIMANA NAMBAH CHAPTERNYA??? :(( :((

#4 avatar
sasis 21 September 2017 jam 9:24am  

Akhirnya dilengkapi dalam 1 bab.