Ketika Bulan Merah Darah

HomeCerita PendekKetika Bulan Merah Darah

Nurslamet
19 April 2018 jam 7:33pm

Rabu, 31 Januari 2018. 06:00 pm.

Di sebuah tegalan tampak dua orang pemuda saling berhadapan. Melihat gelagatnya mereka akan bertarung.

"Gua datang memenuhi tantangan lo." kata Dody sambil menatap tajam Rendy, musuh bebuyutannya.

"Bagus. Gua suka nyali lo. Mari kita selesaikan masalah kita secara jantan." sahut Rendy sambil memasang kuda-kuda.

"Lo jual, gua beli. Pantang bagi gua lari dari musuh." sambut Dody.

Usai berkata, Dody segera melancarkan serangan pembuka. Tinjunya melesat ke muka Rendy. Dengan sigap Rendy menghindar. Sambil menghindar, kaki Rendy mengait kaki Dody. Namun Dody pun tidak kalah sigapnya. Dengan cepat dia mengangkat kakinya yang hendak dikait Rendy. Kaitan kaki Rendy mengenai tempat kosong.

Keduanya kini kembali berhadapan. Di keremangan senja sosok mereka terlihat samar. Namun karena sering berlatih di malam hari dengan penerangan seadanya, mata mereka sudah terbiasa dengan kegelapan.

Di langit bulan purnama yang sedari tadi tertutup awan hitam, kini perlahan mulai terlihat. Awan hitam yang menutupinya bergerak menjauh.

Bulan purnama penuh menggantung di angkasa. Namun ada yang aneh pada bulan. Warnanya bukan kekuningan atau keemasan, tetapi kemerahan. Lebih tepatnya merah darah!

Dody kembali menyerang Rendy. Sebagai murid generasi pertama Padepokan Macan Putih, dirinya sudah menguasai banyak jurus dan keterampilan olah kanuragan. Namun Rendy musuh yang sepadan. Murid terbaik Perguruan Wijaya Kusuma. Sudah menjabat sebagai pelatih muda untuk murid baru.

Pertarungan dua pemuda lain perguruan itu pun kembali berlangsung. Jurus demi jurus berlalu begitu cepat. Namun keduanya belum terlihat akan ada yang kalah.

Sebenarnya apa yang membuat mereka bertarung?

=======

Tiga hari sebelum mereka bertarung...

Rendy mengepalkan tangannya. Darahnya mendidih mendengar pengakuan Arum, kekasihnya, yang mengaku telah mengalami pelecehan oleh Dody.

"Dody seperti sengaja menantang gua." geram Rendy. "Akan gua kirim surat tantangan. Makhluk keji macam dia harus diberi pelajaran."

=======

Kembali ke pertarungan Dody dan Rendy...

Keringat bercucuran membasahi tubuh mereka. Pergelangan tangan dan kaki mereka terasa ngilu dan memar. Serangan yang mereka tangkis dengan tangan dan kaki menimbulkan memar. Walau terbiasa berlatih tarung, namun latihan dan pertarungan yang sesungguhnya jelas berbeda.

Ketika latih tarung, bila ada anggota tubuh yang memar atau terluka, pertarungan bisa dihentikan. Bisa istirahat dan mengobati luka dulu. Tetapi pada pertarungan sesungguhnya, tidak ada waktu untuk istirahat atau mengobati luka dulu. Siapa yang kuat menahan sakit dan bisa bertahan serta terus bertarung dalam keadaan terluka atau sakit, maka dia ada peluang menjadi pemenang.

Pertarungan terus berlanjut. Di langit bulan purnama sedang gerhana. Warna bulan semakin merah. Merah darah!
.
.
.

Pengarang Nur S
HitCount 4.009
Nilai total rating_4

4 komentar

icon_comment Baca semua komentar (4) icon_add Tulis Komentar

#1
anak6medan 19 April 2018 jam 8:09pm  

Agaknya menjanjikan ini. Mainkan suhu... :D

#2 avatar
Sugeng789 19 April 2018 jam 8:38pm  

bagus tuh suhu kalo dikembangkan

#3 avatar
Ravaele_ok 2 Agustus 2018 jam 12:19pm  

menunggu lanjutannya...

#4 avatar
AangB370 6 Agustus 2018 jam 2:08pm  

Bagus kalo dikembangkan