Home → Cerita Pendek → Geger di Kudus
- Bagian 4 -
Tiba tiba saja Ki Penjawi yang duduk disebelah Ki Ageng Pemanahan itu berdesis perlahan dan nyaris berbisik ke dekat telinga Ki Ageng Pemanahan.
"Kakang Pemanahan..., siapa yang Kakang maksud dengan prajurit muda itu".
"Oooo.., aku rasa Adi Penjawi memang belum mengenalnya. Ia seorang prajurit muda dan baru sekitar 3 tahun mengabdi di Pajang. Prajurit muda yang cerdas dan mempunyai kecepatan dalam menanggapi keadaan apapun didalam perang gelar dan adu strategi. Namanya Untara dari Jatianom".
Ki Penjawi menganggukan kepalanya, namun dengan nada yang penuh tanda tanya Ki Penjawi berkata.
"Apakah Kakang memang mengenalnya dengan baik prajurit muda bernama Untara itu, maksudku pengenalan atas kemampuan keprajuritanya sehingga Kakang menempatkan prajurit muda itu untuk berhadapan langsung dengan Macan Kepatihan yang garang".
"Demikianlah Adi Penjawi, aku sendiri kala itu terlibat langsung dalam pendadarannya dalam olah keprajuritan dan olah gelar. Anak Jatianom itu ternyata memang mengagumkan. Kecepatannya berfikir dan kecepatannya mengurai keadaan benar benar mengagumkan. Bahkan Kangjeng Adipati yang saat itu turut menyaksikan pendadaran Untara sangat terkesan dengan kelebihan yang dimilikki anak Jatianom itu. Meskipun saat itu Untara masih dalam tahap pendadaran untuk menjadi seorang prajurit, namun kemampuan pribadi anak itu dalam olah kanuragan sangat mengagumkan. Untara mempunyai kemampuan layaknya seorang Senopatiâ€, berkata Ki Ageng Pemanahan kepada Ki Penjawi.
“Anak itu mempunyai kemampuan memainkan pedang yang sangat mendebarkanâ€, desis Ki Ageng Pemanahan lebih lanjut.
“Pada saatnya Untara akan menjadi Senopati yang dapat diandalkan oleh Pajang. Dan untuk saat ini Aku berharap anak itu akan mampu mengimbangi kecepatan dan kecerdikan dari Tohpati, dan Aku yakin bahwa Untara memang akan menjadi lawan yang seimbang untuk Tohpati". Jelas Ki Ageng Pemanahan kepada sahabatnya.
"Dan secara pribadi apakah Kakang Pemanahan juga telah mengenal Untara sebelumnya", berkata Ki Penjawi yang menjadi penasaran setelah mendengar keterangan Ki Ageng Pemanahan tentang sosok prajurit muda bernama Untara yang ternyata telah mendapat perhatian dan penilaian khusus dari sahabatnya itu.
Ki Penjawi mengenal dengan baik sahabatnya bernama Pemanahan seperti Ia mengenali dirinya sendiri, dan Ki Penjawi tahu bahwa Ki Ageng Pemanahan mempunyai pandangan yang tajam khususnya dalam hal keprajuritan dan gelar perang. Di Kadipaten Pajang sahabatnya itu layaknya tiang kokoh yang mampu menahan segala goncangan yang ingin merong rong kewibawaan Pajang.
Bahkan Adipati Pajang sendiri seringkali memerlukan pendapat dari Ki Ageng Pemanahan sebelum Adipati Pajang memutuskan sesuatu persoalan yang menyangkut keamanan di Kadipaten Pajang.
"Belum Adi Penjawi. Sebelumnya aku memang belum mengenal prajurit muda dari Jatianom itu. Namun rasanya aku memang mengenali sesuatu yang ada didalam diri anak itu. Tata gerak dalam bekal ilmunya rasanya pernah aku kenali pada masa masa pengembaraan kita dahulu. Ilmu yang dimilikki prajurit muda bernama Untara itu seolah mengingatkan aku pada satu cabang Ilmu yang sempat menggegerkan Demak di daerah barat dan selatan, khususnya kemampuannya dalam memainkan pedangâ€.
“Namun aku tidak ingat lagi siapa sosok yang pernah disegani dengan ilmu pedangnya saat itu, yang jelas tata gerak dan kemampuan ilmu pedang yang dimilikki oleh seseoang kala itu sempat menjadi buah bibir dimasa Demak akhirâ€.
“Dan saat ini ilmu Pedang yang pilih tanding itu ternyata juga dikuasai oleh Untara. Pada saatnya Adi Penjawi akan mengetahui dengan lebih jelas kemampuan Untara baik secara keprajuritan maupun secara pribadi. Barangkali justru Adi Penjawi dapat mengingat dari cabang manakah Ilmu Untara itu berasal". Berkata Ki Ageng Pemanahan kepada Ki Penjawi.
Sambil mengangguk angguk Ki Penjawi berkata untuk menanggapi keterangan dari sahabatnya.
"Aku mempercayai keterangan Kakang Pemanahan. Pajang memang memerlukan prajurit muda seperti Untara itu, apalagi disaat situasi yang terasa penuh dengan ketidak pastian seperti ini. Mendung rasanya semakin bertiup ke segala arah dengan liarnya, dan sepantasnya memang Pajang harus menyiapkan sebanyak mungkin songsong untuk menjaga sewaktu waktu mendung berubah menjadi hujan yang akan membasahi bumi Pajang. Dan songsong seperti Untara itulah yang sangat diperlukan Pajang saat ini"
"Demikianlah Adi Penjawi", jawab Ki Ageng Pemanahan singkat.
Untuk beberapa saat pertemuan terbatas para pemimpin prajurit Pajang masih berlangsung. Beberapa masalah yang perlu diselesaikan telah menemukan jalan keluarnya. Keputusan keputusan penting telah ditetapkan dan tinggal dijalankan esok hari. Setiap pemimpin prajurit dan kelompoknya telah memahami apa yang harus dilakukan sehingga tidak perlu lagi mendapat pengarahan kecuali ada perintah lain dari pemimpin tertinggi Kadipaten Pajang.
Hingga akhirnya pertemuan itu dianggap selesai, dan Ki Ageng Pemanahan berkenan menutup pertemuan itu dengan pesan dan sesorahnya.
"Baiklah.., aku merasa semua telah kita bahas dan telah mendapat jalan keluarnya. Kerjakan tugas kalian masing masing sesuai pembagian tugas pada kelompoknya. Lakukan tugas kalian dengan penuh tanggung jawab dengan landasan pada sebuah pengabdian untuk tegaknya Pajang. Satu yang perlu kalian ingat, bahwa kedatangan kita ke Kudus tidak dalam niat untuk berperang. Kita hadir di Kudus karena ingin mengiringi junjungan Kita Kangjeng Adipati Hadiwijaya untuk menjaga keselamatannya, karena junjungan kita adalah lambang kebesaran dari Kadipaten Pajang itu sendiri. Segores luka pada junjungan kita merupakan goresan luka bagi tegaknya Pajang, dan kita harus membelanya. Sadumuk bathuk sanyari bumi. Namun tetaplah berdoa semoga kehadiran kita di kota Kudus dapat berjalan lancar tanpa ada perselisihan dalam bentuk apapun. Selanjutnya.., pergunakan waktu yang ada untuk beristirahat secukupnya terkecuali bagi prajurit yang memang dalam tugas jaga".
bersambung...
Pengarang | S. Panuntun (Alsinisi) |
---|---|
HitCount | 51 |
Nilai total | ![]() |
Baca semua komentar (2)
Tulis Komentar
#1 | ![]() |
Egoldzone
14 Oktober 2018 jam 6:04am
 
Alur cerita dan gaya penulisan enak dibaca. Mantap. Lanjutkan suhu sampai tamat. Mohon antara episode dibuat link sebelum dan sesudah sehingga memudahkan membaca. |
#2 | ![]() |
Rayfardan
14 Oktober 2018 jam 10:46am
 
Terima kasih komentarnya. |