Post 418 dari 494 dalam Yang Lucu x2
Home → Forum → General discussions → Yang Lucu x2 → Post-31501
#418 | ![]() |
yinyeksin
25 Agustus 2006 jam 2:08pm
 
ini anekdot dari GusDur bisa dibaca di gusdur.net Paraguay Vs Negara tetangga Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut . Tetapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya Panglima angkatan Laut . Suatu ketika , kata Gus Dur , Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke sebuah negara tetangga . Dalam kunjungannya itu ia menemui Panglima AL negara tetangga tersebut . Dengan kalem sang tamu pun menanggapi, " Negeri anda ini juga aneh ya . Hukumnya tidak berjalan tetapi merasa perlu mengangkat seorang Menteri Kehakiman ". Gak Boleh Pesawat, Ya Kereta Gus Dur pantas dijuluki mantan Presiden Indonesia paling aktif. Bagaimana tidak? Sehari dia bisa menjelajahi separuh NKRI. Subuh ada di Jakarta, Dzuhur di Makassar, Maghrib sudah di Jakarta lagi. Atau Subuh di Jakarta, dua jam kemudian ceramah di Surabaya, Gresik atau Sidoarjo, jam 11 siang sudah kembali ke kantornya di gedung PBNU Jakarta. Tentu saja, cepatnya mobilitas Gus Dur itu berkat ditemukannya teknologi modern yaitu pesawat terbang. Jika pencipta pesawat terbang Wright Bersaudara masih hidup, mungkin mantan Ketua Umum PBNU ini akan mertamu untuk menyampaikan kekagumannya. Kemungkinan itu bukan tidak mungkin. Akibat kekagumannya, pernah saat mengunjungi Brasil di tahun 2000, Gus Dur berniat mertamu ke rumah tokoh pendidikan dunia yang dikaguminya: Pastor Dom Helder Camara. Namun sayang, Pastor Camara sudah wafat beberapa bulan sebelum Gus Dur datang. Kembali ke pesawat terbang. Burung besi itu bagai rumah Gus Dur ketiga, setelah kediamannya dan mobil yang mengantarnya kluyuran. Sebagian besar waktunya dihabiskan di ketiga tempat itu. Karenanya, sembuh dari sakit yang mengharuskan Gus Dur ngamar 2 minggu di dua rumah sakit, dokter pun mengeluarkan travel warning: “Gus Dur tak boleh naik pesawatâ€. Maksud dokter sih, ‘menghadang dengan cara halus’ mobilitas yang melelahkan sang tokoh demokrasi itu, agar paling jauh Gus Dur cuma sampai Bogor. Soalnya kalo Gus Dur langsung dilarang, dia akan bilang; “wong saya gak pa-pa kok.†Jadi digunakanlah alasan tadi. Gus Dur pun berjanji akan mematuhinya. Syahdan, datanglah undangan ceramah ke Surabaya pada Sabtu (13/8/2005). Gus Dur menyambut gembira undangan itu, karena itu adalah kesempatan untuk bertatap muka dengan umatnya. Dokter mencium rencana itu, Gus Dur pun diingatkan soal larangan naik pesawat. “Iya Pak Dokter…,†kata Gus Dur menepati janjinya. “Bagus…,†kata dokter. Belum usai tarikan napas lega sang dokter, Gus Dur menimpali: “Tapi saya sudah punya tiket kereta.†Gak mau kalah Ini cerita Gus Dur tentang seorang Presiden Diktator yang punya tiga orang anak. Merasa ayah mereka orang nomor satu di negerinya , maka anak-anak sang Presidenpun lantas bertindak neko-neko. Anak kedua Presiden ingin mencari popularitas dengan menyebarkan jutaan uang kertas cari sebuah pesawat terbang. Kakaknya juga tidak mau kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari adiknya. Anak perempuan presiden juga ingin populer , tapi tidak mau meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama kedua kakaknya itu. "Mas Kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku sebelumnya, tapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?". "Gampang sekali, buang saja ayah nona dari atas pesawat ". Apa bedanya Apa bedanya Ginandjar Kartasasmita dan Syaiful Backhir? Kalau Ginandjar sibuk ngurusin Freeport...Syaiful backhir sibuk ngurusin Free Sex.. itu org kan yg ngotot soal RUU APP yg anti pornoaksi itu loh Import Ini Cerita yang dialami Gus Dur ketika menerima Magsaysay Award tahun 1993. Banyak orang yang mengirim ucapan selamat dengan bentuk yang bermacam-macam . Begitu pula ketika ia menjadi pembicara dalam seminar "Islam dan Demokratisasi Bangsa-Negara" di Yogyakarta. para Mahasiswa yang menjadi panitia pun merasa harus memberi selamat. Kali ini ucapan selamatnya rada nyeleneh, dan diluar dugaannya. Penerima "nobel Asia" itu disuruh memecahkan tiga balon. Gus Dur pun kaget dan terbengong. "Sekali ini saja saya turuti ya, sebab sebenarnya saya malu atas penyambutan ini. Saya belum apa-apa", ucapnya merendah. Mendengar pujian Castle itu Gus Dur pun berucap "Karena kehadiran saya diragukan di dalam negeri, orang-orang yang memberi sambutan pun harus impor dari luar negeri". |