CERITA ini terjadi di kalangan anggota Dewan yang terhormat.
Seorang anggota Dewan pada suatu siang ditelepon oleh seorang perempuan.
Suara di sana berkata, "Selamat siang Bapak Anggota Dewan."
Dari suaranya perempuan itu masih muda.
"Siang."
"Ini siapa ya?" tanya anggota Dewan itu.
"Saya Anne, yang pernah tidur bersama Bapak waktu itu," jawab si perempuan.
"Hahh???" terdengar penasaran.
"Kalau Bapak tidak ingin rahasia itu terbongkar, Bapak harus memberi saya uang tutup mulut!" ancam si perempuan.
"Oke, baiklah," jawab anggota Dewan itu pasrah. Kemudian dia berpikir, di mana pernah meniduri perempuan tersebut. Beberapa hari kemudian si anggota Dewan itu menyerahkan sejumlah uang di suatu tempat yang telah ditentukan. Tetapi, setelah beberapa hari kemudian, siperempuan itu menelepon lagi dan meminta hal yang sama.
Dengan hati yang masih penasaran, anggota Dewan yang terhormat itu mengabulkan permintaannya. Tetapi, anehnya setelah beberapa minggu kemudian, wanita itu meminta hal
yang sama dengan ancaman yang sama. Akhirnya, dengan pasrah anggota Dewan itu mengabulkan permintaan tersebut.
Walaupun begitu, anggota Dewan itu menjawab dalam teleponnya. "Okelah aku kabulkan permintaanmu. Tetapi, jangan bikin penasaran gitu dong. Saya cuma ingin tahu emangnya
kita pernah tidur bersama di mana?"
Wanita itu menjawab dengan lembutnya, "Kita sama-sama anggota DPR, kita kan pernah tidur bersama pada waktu Bu Mega membacakan pidatonya di Gedung DPR!"
================================================
EKSEKUSI
Tiga orang wanita di kota Mexico yang sedang mabuk berat tertidur di pinggir jalan dan begitu bangun mereka sudah berada di dalam penjara.
Mereka tidak ingat sama sekali apa yang sudah mereka lakukan tadi malam.
Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan
dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya.
Dia berkata, "Aku berasal dari Sekolah Teologi Baylor dan saya
percaya pada Tuhan yang Mahakuasa bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah." Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia.
Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan
memberikan kata-kata yang terakhir, "Aku berasal dari Sekolah Hukum Texas dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah." Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini, jadi mereka membebaskan dia.
Wanita yang terakhir, berambut pirang, diikat di kursi listrik dan
berkata, "Saya seorang sarjana teknik listrik dari Texas, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!
".......Matilah Kau.......
