Post 6 dari 9 dalam Pendekar Mata Keranjang
Home → Forum → Komentar Bacaan → Pendekar Mata Keranjang → Post-49485
#6 | ![]() |
Sheep
5 Januari 2009 jam 12:17pm
 
Nama Pat sian (Delapan Dewa) pernah terkenal sekali di daerah selatan dan barat sebagai nama delapan orang yang dianggap sebagai datuk-datuk persilatan. Memang di dalam kisah Asmara Berdarah, nama mereka tidak pernah muncul karena mereka memang sudah lama mengasingkan diri dan tidak pernah lagi berkecimpung di dunia persilatan sehingga ketika di dunia persilatan muncul tokoh-tokoh sakti seperti Raja Iblis dan Ratu Iblis, mereka itu tidak mencampurinya. Padahal, dalam ilmu kepandaian, tingkat Pat Sian tidak berada di sebelah bawah tingkat Raja Iblis. This is one of those "scooby doo" moment....errrmmm those Delapan Dewa were beaten and humiliated by Raja Iblis and Ratu Iblis until they have to swear into seclusion from wulin. Wu-yi Lo-jin explained the following to both Sui Cin and Hui Song in Asmara Berdarah. "Raja Iblis itu seorang pangeran aseli yang melarikan diri dari istana. Dia bersama isterinya terjun ke dunia kang-ouw dan segera kami delapan orang jagoan yang menjadi datuk mereka kalahkan secara mutlak, termasuk aku. Kepandaian mereka memang hebat bukah main, mirip iblis-iblis saja mereka itu. Kami delapan orang datuk bersumpah di depan suami isteri iblis itu untuk tidak muncul lagi di dunia kang-ouw, bahkan kami semua telah menyerahkan tanda takluk kepada kami selama hidup. Dengan tanda itu, kami tidak akan berani melawan mereka lagi, dan kalau kami melanggar, maka kami akan dihukum mati menurut sumpah kami. Juga murid-murld kami secara otomatis terikat oleh sumpah itu. Kami semua terpaksa setuju karena itulah jalan satu-satunya untuk menebus nyawa kami yang sudah berada di tangan mereka." Raja Iblis and Ratu Iblis maybe killed by 4 of Delapan Dewa's disciples. However, those 4 disciples have very stalwart martial arts background (Pendekar Sadis, Lembah Naga, Cin-ling-pai, and Buta Iblis). |