Post-6461

Post 30 dari 174 dalam Sekedar Renungan

HomeForumGeneral discussionsSekedar RenunganPost-6461

#30 avatar
hey_sephia 7 Mei 2004 jam 1:49pm  

Ini aku dapet dulu udah lama.. tapi ini hari dapet lagi.. ya udah di post aja
:D
_____________________________________

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami
dan saya menyukai perasaan yang hangat yang muncul ketika saya bersender
di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa kenalan dan bercumbu, sampai sekarang, dua tahun
dalam masa pernikahan, saya harus mengakui, bahwa saya mulai merasa
lelah dengan semua ini, alasan-2 saya mencintainya pada waktu dulu,
telah berubah menjadi sesuatu yang melelahkan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif dan
berperasaan halus, saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang
anak kecil yang menginginkan permen. Dan suami saya bertolak belakang
dari saya, rasa sensitifnya kurang, dan ketidakmampuannya untuk
menciptakan suasana yang romantis di dalam pernikahan kami telah
mematahkan harapan saya tentang cinta.

Suatu hari, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan keputusan saya
kepadanya, yaitu saya menginginkan perceraian. "Mengapa?", dia bertanya
dengan terkejut. "Saya lelah, terlalu banyak alasan yang ada di dunia
ini", jawab saya.

Dia terdiam dan termenung sepanjang malam dengan rokok yang tidak
putus-putusnya. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang
bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang saya bisa
harapkan darinya?

Dan akhirnya dia bertanya, " Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah
pikiranmu?" Seseorang berkata, mengubah kepribadian orang lain sangatlah
sulit dan itu benar, saya pikir, saya mulai kehilangan kepercayaan bahwa
saya bisa mengubah pribadinya.

Saya menatap dalam-dalam matanya dan menjawab dengan pelan, " Saya punya
pertanyaan untukmu, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati
saya, saya akan merubah pikiran saya. Seandainya katakanlah saya
menyukai setangkai bunga yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu
jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan
melakukannya untuk saya?"

Dia berkata, " Saya akan memberikan jawabannya besok." Hati saya
langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada
dirumah, dan saya melihat selembar kertas dengan coret-2an tangannya
dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....
"Sayang, Saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan
saya untuk menjelaskan alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan
hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya kembali.

"Kamu hanya bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di
PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan
jari-2 saya supaya saya bisa menolong untuk memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya
harus memberikan kaki saya supaya bisa masuk mendobrak rumah ,
membukakan pintu untukmu."

"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat
baru yang kamu kunjungi, saya harus memberikan mata saya untuk
mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-2 pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya,
saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam didalam rumah, dan saya kuatir kamu akan jadi "aneh".
Saya harus memberikan mulut saya untuk menceritakan lelucon-2 dan
cerita-2 untuk menyembuhkan kebosananmu."

"Kamu selalu menatap komputermu dan itu tidak baik untuk kesehatan
matamu, saya harus menjaga mata saya sehingga ketika nanti kita tua,
saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Saya akan memegang tanganmu, menelusuri pantai, menikmati sinar
matahari dan pasir yang indah,menceritakan warna-2 bunga kepadamu yang
bersinar seperti wajah cantikmu."

Juga sayangku, saya begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih
dari saya mencintaimu.

Saya tidak akan mengambil bunga itu lalu mati."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi
kabur?dan saya membaca kembali?

"Dan sekarang sayangku,kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika
kamu puas dengan semua jawaban ini, tolong bukakan pintu rumah kita,
saya sekarang sedang berdiri disana dengan susu segar dan roti
kesukaanmu."

Saya segera membuka pintu dan melihat wajahnya yang penasaran sambil
tangannya memegang susu dan roti.

Oh, saya percaya, tidak ada orang yang pernah mencintai saya seperti
yang dia lakukan dan mengetahui saya harus melupakan "bunga" itu
sendiri.

Itulah hidup, atau boleh dikatakan, cinta, ketika seseorang dikelilingi
dengan cinta, kemudian perasaan itu mulai berangsur-angsur hilang dan
ketika kita mengabaikan cinta sejati yang berada diantara kedamaian dan
kesepian.

Cinta menunjukkan berbagai macam bentuknya, bahkan dalam bentuk yang
sangat kecil dan dangkal, atau bahkan tidak punya bentuk, bisa juga
dalam bentuk yang tidak ingin kita ketahui.

Bunga, saat-saat yang romantis hanyalah bentuk awal dari hubungan