Post 8 dari 66 dalam Alien Vairus Coronama Adventure (1)
Home → Forum → Komentar Cerita Pendek → Alien Vairus Coronama Adventure (1) → Post-91472
#8 |
Nurslamet
21 Juni 2020 jam 1:28pm
 
Alien Vairus Coronama Adventure (2) "Aku memang belum mendaki gunung tertinggi di planet ini. Belum menyelami samudera terdalam dan belum menjelajahi semua sudut langit, tetapi untuk mengalahkan dirimu aku rasa tidak harus naik gunung, menyelami samudera dan terbang ke langit. Cukup dari sini saja dan aku rasa bukan hal yang sulit untuk menghapus Lima Harimau dari Everest dari dunia ini. Apakah kalian sudah siap untuk mati?" kata Al tidak kalah sengitnya. Darah Ki Evros dan keempat rekannya yang sudah bangkit dan bergabung dengan Ki Evros menggelegak. Mereka sungguh tidak menyangka bocah ingusan di depan mereka berani berkata lancang dan merendahkan kemampuan mereka. "Bocah gemblung kurang gizi! Aku pengen tahu apakah mulut besarmu sepadan dengan kemampuanmu," geram Ki Evros sambil mengeluarkan kartu dari ruang penyimpanan dimensinya. Di sampul kartu terlihat gambar beruang kutub. "O, mau main kartu satwa? Baik. Aku juga punya," kata Al sambil melakukan hal yang sama dengan Ki Evros, mengeluarkan kartu satwa dari ruang penyimpanan dimensinya. Kartu satwa yang dikeluarkan Al bergambar beruang padang pasir. "Keluarlah beruang kutub!" seru Ki Evros kemudian komat kamit membaca mantera pembuka segel kartu satwa. Kartu yang dipegang Ki Evros berpendar. Sebuah pintu dimensi muncul dan seekor beruang kutub seukuran gajah bengkak melompat keluar. Hawa dingin yang teramat sangat seketika menyelimuti area sekitar mereka berdiri. Sekujur tubuh beruang kutub berselimut es yang terlihat seperti kristal. "Rooaaarrr!!" beruang kutub mengaum. Kuku-kukunya yang runcing dan taring-taringnya yang tajam mencuat. "Black Bear, keluarlah!" seru Al sambil membanting kartu satwanya ke tanah. Duuaaarrr! (Kira-kira begitu bunyinya). Kartu satwa yang dibanting Al meledak. Asap hitam nan tebal membungbung ke angkasa. Secara cepat asap hitam nan tebal lenyap dan seekor beruang hitam seukuran gajah bunting sudah berdiri dengan perkasanya. Sekujur tubuhnya diselimuti api. Udara di sekitar Al yang semula dingin membekukan secara cepat terkikis dan berganti panas menyengat. Dus! Terdengar letupan. Sebuah garis kasat mata terbentuk tepat di antara dua beruang. Itu adalah wilayah panas dan dingin. Udara di sekitar Al dan beruangnya berdiri panas menyengat. Sementara di sekitar Ki Evros dingin membekukan. Dua kekuatan, panas dan dingin, saling menekan menciptakan garis perbatasan. Hal ini menandakan untuk sementara kekuatan kedua beruang seimbang. "Cabik-cabik musuh kita. Pergi!" kata Ki Evros pada beruang kutubnya. Rooaarrr!!! (Pengarang gak yakin itu suara beruang. Setahu pengarang itu suara singa. Tapi anggap ajalah itu suara beruang. Oke guys?). Beruang kutub melompat menerkam Al. "Sambut dia, bro. Go!!!" perintah Al pada beruang padang pasirnya. (Sebentar, apakah di padang pasir ada beruang? Kok pengarang baru dengar ada beruang padang pasir...) Beruang padang pasirnya Al juga melompat menyongsong beruang kutubnya Ki Evros. Duak! Dua beruang beradu. (Ah, gak seru suaranya begitu. Efeknya kurang dahsyat. Oke kita ulang). Duuaaarrr!!! Dua beruang beradu. (Nah kalau begitu lebih spektakuler). Dalam sekejap dua beruang terlibat baku tembak, maaf, terlibat baku cakar dan baku gigit. Udara di sekitar pertempuran dua beruang menjadi kacau. Panas dan dingin tumpang tindih. Percikan api dan es beterbangan ke segala arah. Level pertarungan kedua beruang semakin meningkat. Insting mereka menghendaki pertarungan cepat. Pertarungan harus segera diakhiri. Semakin cepat musuh dikalahkan, semakin baik. Dua beruang melompat mundur secara bersamaan kemudian menerkam serempak. Tubuh mereka berubah menjadi pusaran api dan air. Blaaarrr!!! Ledakan keras menggema. Kedua beruang tercerai berai menjadi serpihan api dan air. Keduanya sama-sama tewas! |