Home → Forum → Debates → RUU Kewarganegaraan yang baru.
#1 |
prameswara
10 Juli 2006 jam 5:47pm
 
Ini ada RUU kewarganegaraan yang baru dan akan disahkan tanggal 11 Juli besok. Jadi bagaimana tanggapan teman-teman...??? ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- RUU Kewarganegaraan Revolusioner Jakarta, Kompas - Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah, tanggal 11 Juli 2006, diharapkan akan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam rapat paripurna. RUU usul inisiatif Dewan ini akan menjadi undang-undang yang revolusioner karena mengubah sejumlah peraturan peninggalan kolonial. Peraturan-peraturan dari zaman kolonial itu diubah karena dinilai sudah usang. Ini mengubah paradigma berpikir tentang kewarganegaraan. Ketua Pansus RUU Kewarganegaraan Slamet Effendy Yusuf (F-Partai Golkar/Jateng VIII) bersama Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin menyampaikan hal itu dalam konferensi pers di Ruang Wartawan DPR, Jumat (7/7). Hadir Ketua Panitia Kerja Murdaya Widyawimarta Poo (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/Jatim I), dan Lukman Hakim Saifuddin (F-Partai Persatuan Pembangunan/Jateng VI). Menurut Slamet, RUU ini revolusioner karena menyudahi perdebatan soal "bangsa Indonesia asli". Dalam RUU ini "bangsa Indonesia asli" tidak lagi didefinisikan berdasarkan etnis, tapi pada hukum. Pada bagian penjelasan, Pasal 2 RUU ini disebutkan, "Yang dimaksud dengan ’bangsa Indonesia asli’ adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri." Dengan begitu, ungkap Slamet menjelaskan, semua anak WNI keturunan, mulai dari etnis Tionghoa, Arab, India, atau bangsa apa pun yang lahir di Indonesia, otomatis merupakan "bangsa Indonesia asli". "Dengan adanya UU ini, otomatis Surat Bukti Kewarga- negaraan RI yang biasa diberlakukan untuk warga keturunan tidak boleh ada lagi," ungkap Murdaya. Sanksi pidana Hamid menegaskan, RUU ini juga mengatur pemberian sanksi pidana bagi aparat yang memperlambat proses kewarganegaraan. "Kalau biasanya sanksi administrasi, sekarang sanksi pi.. da.. na...!" ujarnya tegas. RUU ini juga secara eksplisit pada bagian penjelasan menegaskan bahwa semua peraturan perundang-undangan sebelumnya, mulai dari peninggalan zaman Belanda, yang mengatur kewarganegaraan, dinyatakan tidak berlaku. RUU ini pun menghapus diskriminasi jender dengan memberi keleluasaan pada perempuan WNI untuk menentukan kewarganegaraannya. Contohnya, seorang perempuan WNI yang menikah dengan pria WNA, maka tidak otomatis kehilangan kewarganegaraannya dan harus mengikuti kewarganegaraan suami. Perempuan tersebut jika masih berkeinginan menjadi WNI dapat mengajukan surat pernyataan dan diberi waktu tiga tahun sejak tanggal perkawinan untuk menentukan pilihan. Anak hasil dari perkawinan perempuan WNI dengan pria WNA pun tidak otomatis mengikuti kewarganegaraan suami, tapi tetap dianggap sebagai WNI sampai anak tersebut berusia 18 tahun dan menentukan pilihannya. RUU ini juga mewajibkan pemerintah untuk memberi perlindungan maksimal bagi semua warga negara Indonesia yang tengah menghadapi kesulitan di luar negeri, seperti para nelayan yang pernah disandera di luar negeri. "RUU ini benar-benar revolusioner," ungkap Lukman yang juga salah satu penggagas RUU ini. (SUt) |
|
#2 |
andrea7974
11 Juli 2006 jam 10:01am
 
sounds good. tapi lihat saja nanti! |
|
#3 |
SoLiDsNaKe
11 Juli 2006 jam 10:11am
 
Not bad. Sanksi pidana... kita lihat pelaksanaanya nanti. |
|
#4 |
yinyeksin
11 Juli 2006 jam 10:43am
 
Kalo bener2 dijalanin sih bagus...tapi tetap aja lihat aja kalo udah jalan nanti |
|
#5 |
Hattrick
11 Juli 2006 jam 10:46am
 
komennya semuanya .... lihat saja.... nga kreatip |
|
#6 |
yinyeksin
11 Juli 2006 jam 10:53am
 
lha, di indo kan musti gitu nce, lihat aja nanti, soalnya kalo diomongin sekarang juga percuma pelaksanaannya nanti bisa berubah |
|
#7 |
Huo
11 Juli 2006 jam 10:59am
 
ceritanya seh ada kemajuan, gak akan dibeda-bedakan. bagus juga. apa dalam biaya pembuatan jg akan disamakan? teorinya sudah pasti...pelaksanaannya gak yakin gw |
|
#8 |
prameswara
11 Juli 2006 jam 12:51pm
 
Huo menulis:nah itu dia...mungkin karena hal ini makanya ada pertimbangan sanksi pidana untuk oknum aparat. Tapi kalo ada penyelewangan melapor sama siapa yah..??? |
|
#9 |
Huo
11 Juli 2006 jam 12:59pm
 
ada kejadian tindak pidana, Prosedurnya kita sebagai warga sipil melapor, lapor ke siapa? kalo urusan pidana pasti polisi seh. gitu teorinya. cuman apa polisi bakal ngedenger kita? apa gak mungkin kl ternyata polisi malahan ceesan ama si pejabat yang bersangkutan? mnrt gw kl lapor, trus ternyata mereka ceesan. gawat abis tuh!!! mending kl case dibekukan...apa gak mungkin mereka trus dendam n buntutnya cari gara2x... |
|
#10 |
ToOn99
11 Juli 2006 jam 4:59pm
 
Ini ada RUU kewarganegaraan yang baru dan akan disahkan tanggal 11 Juli besok. - |
|
#11 |
shiro
11 Juli 2006 jam 5:17pm
 
Yup, dari dulu bilangnya juga gitu. Megawati pernah bilang mau apusin SBKRI, taunya omong doangan. Gus Dur pernah bilang mau kasih aja org2 yg mau dual-nationality, hasilnya ga ada... yg sekarang ini, biarpun dibikin UU, kenyataannya mah belon tentu deh... gua sih skeptic deh ama UU indo... bisa diputer balik seenak jidat soalnya, asal ada yg ngelicinin jalan... |
|
#12 |
prameswara
11 Juli 2006 jam 6:11pm
 
ToOn99 menulis:selama ini selalu beda penafsiran maksud indonesia asli, dan selalu dimanfaatkan oleh suatu golongan (ngerti maksudnya 'kan...??). Dengan definisi yang jelas, mudah-mudahan gak ada lagi beda penafsiran. ToOn99 menulis:well...detailnya belum jelas...soalnya baru disahkan hari ini...dan kita semua masih gelap meraba-raba saja. ToOn99 menulis:liat dari artikel diatas hanya khusus untuk anak dari perkawinan campuran dan berlaku sampai umur 18 tahun. |
|
#13 |
Azalae
11 Juli 2006 jam 6:27pm
 
kok bisa revolusioner sih? ini kan undang2 umum dan yang bener semestinya. negara di dunia semua pake kaya gini. kecuali indonesia yang pengen tampil beda. kalo ga salah ini bukan dari masa kolonial tapi sejak order baru kewarganegaraan dipisah. ada yang ngerti jelas ga? setuju ama yang lain. liat dulu ntar pelaksanaannya kaya gimana. btw, itu iklan kompas annoying banget. ada kotak motorola di tengah2 nutupin artikel sampe ga bisa baca. |
|
#14 |
Jojon
12 Juli 2006 jam 9:53pm
 
At least ada kemajuan lho, g waktu itu ambil formulir bikin paspor di KBRI, masih ditulis perlu dilampirkan surat kewarganegaraan, eh pas mao submit gue udah lampirin, eh dibilang ngga perlu pak , lgs kaget deh Kagetnya karena g dipanggil bapak |
|
#15 |
yinyeksin
13 Juli 2006 jam 9:06am
 
lho jon, emang udah jadi bapak kan |
|
#16 |
prameswara
13 Juli 2006 jam 1:38pm
 
Jon, pasti elo punya kumis kayak Hitler |
|
#17 |
pepe haliwell
19 Juli 2006 jam 4:58am
 
|
|
#18 |
Azalae
19 Juli 2006 jam 1:23pm
 
jadi gimana neh RUU udah jadi UU blom? yang di indo ada yang tao? kalo blom, nadine ga bisa jadi Putri Indonesia. ganti jadi Putri Keturunan. |
|
#19 |
prameswara
19 Juli 2006 jam 5:54pm
 
kan udah disahkan tgl 11 juli kemarin, |
|
#20 |
imanto
24 Agustus 2006 jam 3:36pm
 
tapi biar udah jadi uu, di dki jkt tetap harus nunjukin skbri, alasanya uu-nya belon ada pp-nya. dasr emang orang peemrintahan dari dulu engg berubah mottonya "kalo bisa dibikin susah kenapa harus dipermudah" |