Home → Forum → Komentar Bacaan → SEPASANG GOLOK MUSTIKA (Wan-Yo To)
Komentar untuk SEPASANG GOLOK MUSTIKA (Wan-Yo To)
#1 | ![]() |
siryu
3 November 2005 jam 12:51pm
 
lho dr bag 6 ke 7 koq ga nyambung ya? |
#2 | ![]() |
xikuang
7 November 2005 jam 8:44pm
 
Kutip:* Pseudonym Boe Beng Tjoe adalah kerjasama antara dua orang: Oey An Siok & Oey Kim Tiang, sedangkan pseudonym OKT/Aulia digunakan oleh Oey Kim Tiang sendirian. |
#3 | ![]() |
rmz
10 November 2005 jam 8:18pm
 
tx atas koreksina... |
#4 | ![]() |
ansari
11 November 2005 jam 2:51pm
 
Ada yang hilang nggak ya bagian cerita ini? Sepertinya ada yang terpotong antara bagian 6 dan 7. Tetapi cerita ini memang lucu, sepertinya Jin Yong sedang iseng-iseng saja waktu mengarangnya.... hehehe. |
#5 | ![]() |
xikuang
15 Desember 2005 jam 2:49am
 
[quote=ansari Ada yang hilang nggak ya bagian cerita ini? Sepertinya ada yang terpotong antara bagian 6 dan 7.]* ------------------------ Karena berpikir begitu, maka sedapat mungkin ia menahan napsu amarahnja. Sementara itu, pertempuran sudah djadi semakin seru dan kedua orang itu saling mentjatji dengan menggunakan bahasa daerah Shoatang Selatan jang tidak dimengerti si nona. missing part “Fui! Perempuan bawel!â€, seru Lim Giok Long. Siauw Tiong Hoei tak kuat mendengar pertjektjokan itu lebih lama lagi. Sambil menutup kedua kupingnja, ia berlari-lari. Si nona kabur bagaikan kalap. Dunia jang barusan sadja indah dan terang luar biasa, sekarang berubah mendjadi sempit dan gelap. Selagi kabur sekeras-kerasnja, tiba2 ia bertubrukan dengan seorang lain, jang lantas terguling. “Tjelaka! Mungkin dia terluka hebatâ€, katanja di dalam hati, sambil tjoba membangunkan orang jang djatuh itu.
------------------- Bagian yang missing menceritakan tentang pertemuan WKL (Wan Koan Lam, si sastrawan cerdik) dengan STH dan mereka masing-masing telah dikalahkan oleh TTH (susiok dari TWS) secara sendiri-sendiri, kemudian mereka belajar ilmu silat 'Hoe tjee to hoat' (ilmu golok suami-isteri) dari suami-isteri (yang sering cekcok) LGL & DHY (karena mereka sering cekcok, mereka sendiri tak menguasai ilmu golok itu - yang telah diajarkan oleh seorang hwesio - dengan sempurna). Setelah WKL/STH berpasangan mengeroyok TTH, maka berkat ilmu golok tsb mereka bisa mengalahkannya. Setelah senang berpacaran dan mau menikah, ternyata WKL adalah putera yang hilang dari Wan hujin. Maka kalimat 'Dunia jang barusan sadja indah dan terang luar biasa, sekarang berubah mendjadi sempit dan gelap' menjadi lebih jelas (STH menyangka bahwa WKL adalah saudara tirinya). Missing part tsb (versi Chinese) saya baca dengan bantuan Babelfish. |
#6 | ![]() |
fkjc1
25 Maret 2007 jam 3:14pm
 
Di ambil dari Yuan Yang Dao The title literally means The Mandarin Duck Sword. This comparably short story starts with a pair of Yuanyang swords being delivered to the emperor of the Cing Empire by a Governor-General, Liu Yuyi. The chief escort, Liu Weisin, took this mission, and many outlaw wugong masters were trying to gain the precious swords. The group Taiyuesicia wanted the swords to give to their friend, Siao Banhe, as a birthday present. So they blocked the escort. Then four masters and mistresses, Jhonghui, Yuan Guannan and Lin Yulong with his wife Ren Feiyan also came for the Swords. They all defeated by Jhuo Tiansyong, an excellent wugong master from the Forbidden City with the emperor's command to bring back the swords. At the moment Jhou appeared with officers to arrest Siao Banhe and bring back the swords, because Siao Banhe was the runaway criminal, Siaoyi, who castrated himself and worked as a eunuch in the palace in order to avenge his father and dethrone the Cing. So when he came across the situation that the Cing emperor massacred both the families of Yuan and Siao for the Yuanyang swords, he rescued the two ladies, Madam Yuan and Madam Yang. Now Siao Jhonghue and Yuan Guannan knew that they were not blood relations (krn Isao Banhe itu org kebiri), so they no longer feel guilty and fought together against Jhou. Jhou took one of the swords, and Siao and Yuan with the wugong masters on their sides escaped. Then Taiyuesicia appeared and helped to regain the other of the Yuanyang swords. When Siao Banhe with friends checked the swords carefully they found out that one of the swords was engraved with renjhe, "kind-hearted", and the other with wudi, "no enemies". The secret the swords carried was the doctrine renjhe wudi. |
#7 | ![]() |
Chapel
2 Juni 2010 jam 11:30am
 
Salah satu cerita yang paliing parah yang pernah gua baca. Sama sekali gak ada plotnya. |