Pendekar Mata Keranjang

HomeForumKomentar BacaanPendekar Mata Keranjang

Komentar untuk Pendekar Mata Keranjang


#1 avatar
Djafar 3 Desember 2005 jam 8:37pm  

Wah mulai tegang. Siapa nantinya yg lihay, Hansiong atawa Hayhay.
gue taksir Hansiong akan jadi pembela keadilan.

#2 avatar
yosikawan 23 September 2008 jam 11:43pm  

Lanjutan cerita pendekar mata keranjang ini lanjutannya ada tidak ? Klau ada judulnya apa ?

#3 avatar
yosikawan 23 September 2008 jam 11:44pm  

yosikawan menulis:
Lanjutan cerita pendekar mata keranjang ini lanjutannya ada tidak ? Klau ada judulnya apa ?

#4 avatar
Sheep 5 Januari 2009 jam 1:11am  

yosikawan 23 September 2008 8:43

Lanjutan cerita pendekar mata keranjang ini lanjutannya ada tidak ? Klau ada judulnya apa ?

Si Kumbang Merah Pengisap Kembang (Ang Hong Cu)

#5 avatar
Sheep 5 Januari 2009 jam 8:06am  

Pek Khun, founder of Pek-sim-pang, must be a senile old man. The entire Pek family was concerned about having to preserve their lineage by fleeing to the Mainland.

Keluarga Pek merupakan keluarga yang sudah dua keturunan tinggal di daerah Tibet sehingga mereka maklum apa artinya itu. Anak itu kelak akan menjadi seorang calon Dalai Lama dan sama sekali terputus hubungannya dengan keluarga Pek! Tentu saja keluarga itu tidak rela dengan bayangan ini. Pek Kong merupakan keturunan terakhir dan tunggal dari keluarga Pek. Kalau kelak anak itu terlahir laki-laki, maka anak itulah yang merupakan keturunan terakhir. Bagaimana mungkin mereka dapat menyerahkan keturunan terakhir itu untuk menjadi calon Dalai Lama dan terputus hubungannya dengan keluarga mereka?

Then...

Akhirnya Kakek Pek Khun mengambil keputusan untuk membawa saja cucu buyutnya itu ke kuil Siauw-lim-si dan menjadikan anak itu seorang calon hwesio!

So what in the hell Pek Khun sent Han Siong to Shaolin to become a hwesio candidate? Wouldn't that be the same thing? Why even bother? Whether Han Siong to become Dalai Lama or Shaolin monk, he still cannot get marry. :? :o

#6 avatar
Sheep 5 Januari 2009 jam 12:17pm  

Nama Pat sian (Delapan Dewa) pernah terkenal sekali di daerah selatan dan barat sebagai nama delapan orang yang dianggap sebagai datuk-datuk persilatan. Memang di dalam kisah Asmara Berdarah, nama mereka tidak pernah muncul karena mereka memang sudah lama mengasingkan diri dan tidak pernah lagi berkecimpung di dunia persilatan sehingga ketika di dunia persilatan muncul tokoh-tokoh sakti seperti Raja Iblis dan Ratu Iblis, mereka itu tidak mencampurinya. Padahal, dalam ilmu kepandaian, tingkat Pat Sian tidak berada di sebelah bawah tingkat Raja Iblis.

This is one of those "scooby doo" moment....errrmmm those Delapan Dewa were beaten and humiliated by Raja Iblis and Ratu Iblis until they have to swear into seclusion from wulin. :? So, how in the heck their martial-art levels could be equaled to Raja Iblis and Ratu Iblis? :o

Wu-yi Lo-jin explained the following to both Sui Cin and Hui Song in Asmara Berdarah.

"Raja Iblis itu seorang pangeran aseli yang melarikan diri dari istana. Dia bersama isterinya terjun ke dunia kang-ouw dan segera kami delapan orang jagoan yang menjadi datuk mereka kalahkan secara mutlak, termasuk aku. Kepandaian mereka memang hebat bukah main, mirip iblis-iblis saja mereka itu. Kami delapan orang datuk bersumpah di depan suami isteri iblis itu untuk tidak muncul lagi di dunia kang-ouw, bahkan kami semua telah menyerahkan tanda takluk kepada kami selama hidup. Dengan tanda itu, kami tidak akan berani melawan mereka lagi, dan kalau kami melanggar, maka kami akan dihukum mati menurut sumpah kami. Juga murid-murld kami secara otomatis terikat oleh sumpah itu. Kami semua terpaksa setuju karena itulah jalan satu-satunya untuk menebus nyawa kami yang sudah berada di tangan mereka."

Raja Iblis and Ratu Iblis maybe killed by 4 of Delapan Dewa's disciples. However, those 4 disciples have very stalwart martial arts background (Pendekar Sadis, Lembah Naga, Cin-ling-pai, and Buta Iblis).  ;)

#7 avatar
fkjc1 9 Januari 2009 jam 1:28pm  

Sheep menulis:
Pek Khun, founder of Pek-sim-pang, must be a senile old man. The entire Pek family was concerned about having to preserve their lineage by fleeing to the Mainland.

Keluarga Pek merupakan keluarga yang sudah dua keturunan tinggal di daerah Tibet sehingga mereka maklum apa artinya itu. Anak itu kelak akan menjadi seorang calon Dalai Lama dan sama sekali terputus hubungannya dengan keluarga Pek! Tentu saja keluarga itu tidak rela dengan bayangan ini. Pek Kong merupakan keturunan terakhir dan tunggal dari keluarga Pek. Kalau kelak anak itu terlahir laki-laki, maka anak itulah yang merupakan keturunan terakhir. Bagaimana mungkin mereka dapat menyerahkan keturunan terakhir itu untuk menjadi calon Dalai Lama dan terputus hubungannya dengan keluarga mereka?

Then...

Akhirnya Kakek Pek Khun mengambil keputusan untuk membawa saja cucu buyutnya itu ke kuil Siauw-lim-si dan menjadikan anak itu seorang calon hwesio!

So what in the hell Pek Khun sent Han Siong to Shaolin to become a hwesio candidate? Wouldn't that be the same thing? Why even bother? Whether Han Siong to become Dalai Lama or Shaolin monk, he still cannot get marry. :? :o

:)) :)) :)) That is kho ping hoo for you! :p :p

#8
ragilcitra 23 Februari 2016 jam 4:43pm  

Untuk melihat LINK CERITA KARYA-KARYA KHO PING HOO lainnya, Disini

#9
CersilKPH 31 Mei 2016 jam 3:09pm  

Bagi rekan-rekan yang memiliki akun Facebook, mari gabung di Group Cersil Kho Ping Hoo