Home → Forum → Komentar Bacaan → Kembalinya Pendekar Rajawali
Komentar untuk Kembalinya Pendekar Rajawali
#1 | ![]() |
herwandi_k
30 Juli 2007 jam 4:35pm
teruskan perjuangan aminus heng caihe dukung 1000% jangan ragu-ragu dan jangan terputus seperti yang lainnya |
#2 | ![]() |
cokicokii
30 Juli 2007 jam 8:26pm
di percepat2 jagan sampe terputus klo bisa sampe langsung tamat saya dukung selamanya |
#3 | ![]() |
Aminus
31 Juli 2007 jam 10:37am
|
#4 | ![]() |
Munirhas
31 Juli 2007 jam 3:31pm
Usul nih. ejaannya pakai hokian saja, lebih enak bacanya, nggak konversi lagi ke nostalgia. |
#5 | ![]() |
ansari
31 Juli 2007 jam 6:14pm
Gua mau kasih usul, gimana kalau semua nama diganti dengan Hokkian, soalnya kebanyakan pembaca sepertinya lebih familiar dengan itu. Gua sendiri sebenarnya pernah menterjemahkan versi bahasa Inggris ini sampai bab 2, cuma berhenti karena rasanya mustahil bisa gua selesaikan karena panjangnya novel ini. Ini gua berikan daftar beberapa nama Hokkian yang gua ketahui, mudah-mudahan yang lain mau mengkoreksi atau menambahi. Jiang Nan = Kanglam |
#6 | ![]() |
Aminus
2 Agustus 2007 jam 4:22pm
|
#7 | ![]() |
ansari
10 Agustus 2007 jam 8:07am
Ini istilah Hokkian-nya lagi ya: Wu = Bu |
#8 | ![]() |
Aminus
10 Agustus 2007 jam 9:45am
btw, delay dulu uploadnya, untuk revisi ejaan hokkian |
#9 | ![]() |
b_man
10 Agustus 2007 jam 11:52am
ansari heng gunakan hokkian versi Boe Beng Tjoe (BBT) ya? Kalo gua bacanya STHL ini yang versi Gan KL thn 1993, penamaannya karena sama2 pake hokian ya rata2 sama dgn BBT hanya selisih sedikit. Plus Gan KL mengkampanyekan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, jadi tidak lagi ada oe, dj, tj, dll. Misalnya : |
#10 | ![]() |
Aminus
10 Agustus 2007 jam 4:00pm
|
#11 | ![]() |
ferawati
5 September 2007 jam 6:51am
kalo mau baca yg udah tamat itu ada di spc net, judulnya return of condor heroes |
#12 | ![]() |
castafiorre
7 September 2007 jam 7:52am
Kalau yang namanya pencinta cerita silat, pasti bacanya dari buku2 lama. Memang ejaan lama, tetapi sekarang sudah ada yang dicetak dengan ejaan baru. Tetapi jalan ceritanya sama dan nostalgia dengan nama2 tokoh didalam cerita itu yang buat menarik untuk dibaca kembali. Kalau di terjemahkan untuk konsumsi bacaan orang Indonesia yang sudah terbiasa dengan gaya ceritanya Bu Beng Cu atau OKT atau Gan K L atau yang lainnya, tentu saja yang di terjemahkan dari bahasa Inggeris jadi lain. Itu bukan untuk konsumsi pecinta cerita silat, tetapi lebih baik untuk konsumsi pemula pembaca cerita silat. Setuju !!! |
#13 | ![]() |
umar
15 Februari 2008 jam 1:52pm
Setuju.....emang terjemahan gaya bahasa Melayu itu, tetapi tetap enak dibaca dan perlu. Enak dibaca artinya biar saja terjemahannya seperti itu. Tidak baku tapi emang itu masalah gaya bahasa. Perlu....maksudnya perlu segara diterusin. Nunggunya sudah setahun nih. Mudah2an meskipun yang menulis masih repot, segera ono lanjutannya maning. Kamsia...kamsia....kamsia...... |
#14 | ![]() |
umar
31 Mei 2008 jam 8:17am
Sudah lama juga belum ada tutuge. Lah kepriben yak! Inyong wis kangen mboco tutuge critane kiye. Apik to buat menghibur bangsa kito yang nandang keteter terkena jurus "Rego Lengo Munggah Gunung Butong" |
#15 | ![]() |
maddara
16 Oktober 2008 jam 12:52am
bah lama benar pusing aku........ |
#16 | ![]() |
umar
1 Juni 2009 jam 9:02am
Info saja bagi yang sudah gak tahan ingin lihat lanjutan kisah "Kembalinya Pendekar Rajawali" yang luar biasa ini. Kisah ini juga dapat diikuti/ dibaca melalui Http://Tomdi.net/ceritawp. Terimakasih untuk Indozone.net. Maju terus, semoga sukses selalu. Thx. |
#17 | ![]() |
threesna
23 Agustus 2012 jam 8:25pm
waduh, kok cuma sampe 4, enakan baca yang versi jadul daripada yang baru. Biar kuning coklat namun lebih mantap. |