Home → Forum → Komentar Bacaan → THE DIARY: Kumpulan Kisah-kisah Sangat Pendek
Komentar untuk THE DIARY: Kumpulan Kisah Sangat Pendek
#1 | ![]() |
rduyk
29 Mei 2008 jam 5:46pm
 
Wuah ha ha tidak mengurangi penghargaan terhadap tulisan ini, saya terlalu penuh dengan image cersil dalam benak. Image cersil itu dalam kegembiraan, dalam kesedihan, dalam kemarahan, dalam kebencian, dalam kegelapan, dalam kasih memiliki menghasilkan energi yang berputar dan berpusat di pusar kemudian kembali lagi keseluruh tubuh kemudian keluar dari tempat yang dikehendaki melalui udara mencari gelombang pikiran yang menulis diary ini kemudian meledak didepannya sehingga penulis itu terhempas oleh kekuatan yang tidak dimengertinya pingsan sampai esok pagi ia bangun dengan tubuh yang lebih segar dari yang kamarin-kemarin Hua ha ha salam cersil NB tulisan ini dibuat ketika sore hari ini aku mencari cersil baru yang ternyata tidak aku temukan sehingga jadilah tulisan ini. Semoga berguna akupun ingat akan puisi ini Kalau kau mati, Kalau kau bisa mengakhiri hidupmu dengan tenang, Akulah penentu jalanku sendiri. (Musashi by Eiji Yoshikawa, Buku Keempat: Angin) |
#2 | ![]() |
danivn
29 Mei 2008 jam 7:36pm
 
Dear rduyk, makasih masukannya, tapi kalo boleh, yook coba bertanya-tanya: Sekali lagi terimakasih masukannya. Betapa pun masukan itu pasti berharga dan akan saya perhatikan. Sama seperti ketika menulis JALAN PEDANG (ada di Indozone net ini juga kok, tapi gak sempet diterusin) saya senang menulis dgn pendekatan yang lain. Bukannya sok nyentrik, cuman iseng aja, cari terobosan lain memecah kejenuhan. Salam, |
#3 | ![]() |
rduyk
30 Mei 2008 jam 2:42pm
 
Salam kembali Danivn, Image cersil yang kumiliki : Kenapa Saya menulis komentar itu. Haruskah aku menjawab? itulah jalan pedang he he |
#4 | ![]() |
danivn
30 Mei 2008 jam 7:06pm
 
rduyk heng, terimakasih tanggapannya... cayhe sendiri juga belum tahu bagaimana bentuk ahir the diary... masih mencari, entah apakah ahirnya akan berhasil menemukan apa yang cayhe cari atau tidak... tapi cayhe nikmati lakon diri sebagai "pencari"... dan terimakasih kesedian rduyk heng melakoni diri sebagai pengkritik... hanya dari teman2 seperti rdyuk heng cayhe bisa meningkatkan diri... Dalam pencarian, terkadang prosesnya lebih nikmat daripada hasil temuannya sendiri.... seperti ketika melakukan explorasi mencari sesuatu di internet... kita browsing... pergi "berkelana" dari satu situs ke situs lainnya... terkadang gagal menemukan apa yang kita cari, atau berhasil kita temukan, tapi ternyata "ah segitu saja!" Maka, dalam situasi ini, bagi cayhe, MENEMUKAN ADALAH TIDAK MENEMUKAN. Namun dalam seluruh proses pencarian itu, explorasi dari satu "tempat" ke "tempat" lainnya itu, kita seringkali justeru menemukan hal-hal lain yang semula tidak terpikirkan, tidak terbayangkan sebelumnya. Tiba-tiba kita mendapat pencerahan baru! Karenanya, bagi cayhe, TIDAK MENEMUKAN ADALAH MENEMUKAN. Begitulah, dalam melakoni proses pencarian ini setidaknya pencerahan telah datang, antara lain dalam bentuk "tebasan" kritik dari rduyk heng... Maka, cayhe sukuri nikmat "Jalan Pedang" ini dan mohon dikritisi terus... boleh puja, boleh cela, pasti cayhe dengar dan perhatikan... tanpa itu semua, cayhe tidak akan menemukan apa-apa. Salam Enghiong! |
#5 | ![]() |
syhdnie
31 Mei 2008 jam 9:20am
 
koreksi untuk judul, apakah Fictim tidak seharusnya Victim? |
#6 | ![]() |
danivn
31 Mei 2008 jam 7:03pm
 
udah dikoreksi... makasih ya... tolong koreksiannya lagi, kalau masih ada... mata elang syhdnie heng sangat cayhe perlukan Salam, |
#7 | ![]() |
DeVe
1 Juni 2008 jam 7:46pm
 
he he he, kmana aja? danivn si "jalan pedang" kok baru keliatan lagi! masih terus berexperimen? |
#8 | ![]() |
danivn
10 Juni 2008 jam 1:22pm
 
DeVe liehiap, Eksperimen? MMmmmm ya gitu deh, ini lagi coba kecanggihannya situs Azalae congkoan yang ternyata emang canggih (ah!) bisa memanfaatkan berbagai vitur yang gak semata text base: gimana kalo membuat cerita di indozone.net ini yang dilengkapi visual grafis? Itulah yang kepikiran dan coba dimplementasikan. Maka, sementara, beginilah jadinya! He he... maka "format koran" pun coba ditampilkan di the diary ini. Yang juga kepikiran: gmana kalo dalam cerita beritanya bukan dari koran tapi dari radio atau TV? Mmm... internet kan multimedia gitu loh, harusnya bisa ya: bikin cerita yang convergence textbase, plus visual, plus audio, plus audiovisual... (seperti yang pernah kita diskusikan dulu itu lho... tentang media convergence itu lho... kamu inget kan?) WAW keren! Tapi, sementara ini, ya beginilah jadinya the diary itu: awalnya textbase (kalo kamu sempet ngikutin sejak awal pasti liat perkembanganya) hingga sekarang tampil dalam format visual (jpg), walau belum animasi. Maka dari itu, dalam arah perkembangan media yang sedang bergerak itu, maka the diary juga coba disajikan pendek2 sesuai karakteristik pembaca internet yang juga pernah kita diskusikan dulu: berita detik.com, misalnya, pendek2 tapi terus bersinambungan sesuai karakteristik media dan pembacanya. Di internet, berita sudah berevolusi, bagaimana dengan prosa? Mungkinkah evolusi (atau revolusi) penulisan prosa diinternet akan mengarah ke sana? Seperti biasa, kamu pasti akan menjawab, "entah!" |
#9 | ![]() |
ansari
10 Juni 2008 jam 7:06pm
 
Kok kayaknya cerpen "News: Berita Pagi" ini terinspirasi dari kisah nyata yang gua baca beberapa hari yang lalu di koran ya. Di berita koran itu tercantum berita penemuan sesosok mayat perempuan bernama Aisyah Susan Lieh (?) yang sudah lebih setahun tewas dan dikubur di salah satu rumahnya dan tersangkanya adalah suaminya sendiri yang bernama Hermanto! Cuma di cerpen ini dibalikkan bahwa yang mati adalah Hermanto dan tunangannya Aisyah masih hidup. Hehehe...... benar nggak? |
#10 | ![]() |
danivn
10 Juni 2008 jam 7:16pm
 
Iya, ansari heng, siaute emang coba menirukan gaya penulisan berita ala kompas... luas juga cakupan baca ansari heng ini, waa siaute harus hati2 Nulis fiksi diary ini emang kayak nulis diary, santai aja, seiring dengan pengalaman siaute sehari2, yang ahirnya membentuk pengetahuan yang siaute tambah beberapa imajinasi, dan tuang dalam cerita yang coba dipertahankan benang merahnya: fragmen-fragmen yang kemudian menjadi satu kesatuan utuh: hingga menjadi satu cerita yang lengkap, higga kelak tidak lagi bisa disebut cerpen (Nah kalo ada yang peka, pasti ada yang nyeletuk: kayak film Babel donk!) Tapi, bener lho: bukankah hidup dan kehidupan kita tersusun dari rangkaian peristiwa-peristwa kecil, yang bahkan terkadang tidak bermakna? yang ahirnya membentuk diri kita, perjalanan dan sejarah hidup kita? Tidakkah hukum alam menyatakan: bahwa yang besar terdiri dari unit-unit yang kecil? dan bahwa dari kumpulan yang kecil-kecil akan membentuk yang besar dan yang lebih besar lagi? .... Dan ketika "aku berkata jadi, maka jadilah": kun faya kun!... Hup! Uf, gak gitu-gitu amatlah. Sojah! |
#11 | ![]() |
DeVe
10 Juni 2008 jam 8:12pm
 
ENTAH! |
#12 | ![]() |
danivn
15 Juni 2008 jam 12:42pm
 
Ha.. ha... seperti yang kuduga, jawabmu adalah: entah! Tapi, DeVe liehiap, tolong dicatat: Entahmu adalah entahmu. Entah karena kamu tidak tahu jawabnya Ha.. Ha.. |
#13 | ![]() |
danivn
15 Juni 2008 jam 12:55pm
 
Dear All, Mohon maklum dan semoga tidak mengganggu. Salam |
#14 | ![]() |
Wandi
15 Juni 2008 jam 8:39pm
 
Is it a kind of grafical novel? |
#15 | ![]() |
danivn
16 Juni 2008 jam 5:32pm
 
komik grafis??? ya, gitu deh |