Home → Forum → Komentar Bacaan → Sukma Pedang
Komentar untuk Sukma Pedang
#1 | ![]() |
rduyk
30 Oktober 2008 jam 9:04am
 
Rifqi, kalau biasanya aku lembur baca Rifqi scanning, editing & up loading, apakah sekarang mau libur, desember kan masih lama bisa kehabisan bacaan nih. |
#2 | ![]() |
dino
30 Oktober 2008 jam 11:40pm
 
Alasan saya akan melanjutkan pada bulan januari, karena commitment saya kepada yang empunya cerita. Cerita ini dapat saya tamatkan dalam beberapa menit saja. Tapi mohon maaf, bukan maksud ingin membuat kawan2 penasaran, tetapi ini menyangkut kode etik. Hormat saya |
#3 | ![]() |
lavender
7 November 2008 jam 8:23am
 
suheng...yang ini juga sudah Tamat di Cersilangka |
#4 | ![]() |
Azalae
7 November 2008 jam 10:43am
 
gpp lah udah tamat di site laen. kan di sini lom ada. makin lengkap makin baek. udah kepikir mao lengkapin sendiri tapi udah keduluan beberapa anggota yang lebih rajin. hore buat rifqi/dino. |
#5 | ![]() |
ansari
7 November 2008 jam 1:46pm
 
Nggak apalah kalau bung Rifqi/Dino mau meneruskannya di bulan Januari. Mungkin karena ada larangan untuk mempublish cerita yang baru tamat di situs lain selama beberapa bulan ya? Gua ngerti kok dan gua dukung bung Rifqi untuk meneruskannya, karena tidak semua anggota di sini yang bisa mengakses situs sana, jadi pasti banyak yang belum baca dan mengharapkan kebaikan hati bung Rifqi untuk mempublish-nya hingga tamat di sini. Thx buat bung Rifqi. |
#6 | ![]() |
p3rm4d1
7 November 2008 jam 2:11pm
 
Suheng......cerita ini sama gak sih ama Misteri Kapal Layar Panca Warna ??? kok agak-agak mirip waktu aku baca resensi di filmnya... Tq & slm kenal |
#7 | ![]() |
dino
8 November 2008 jam 8:06am
 
Bung Azzy, Seteleh sy amat-amati, memang Sukma Pedang sama dengan Misteri Kapal Layar Panca Warna, tetapi lain penterjemahnya. English Title nya pun beda. Jadi bagaimana nih Bung Azz, apa mesti di delete aja nih Sukma pedangnya? Thank You Bung Permadi atas info nya |
#8 | ![]() |
Azalae
8 November 2008 jam 9:03pm
 
rifqi menulis:karena sudah terlanjur dimulai agak sayang juga dihapus. apalagi tidak sama persis kata per kata. gaya bahasa agak berbeda. kalo masih bersedia melanjutkan, sebaiknya diteruskan saja. cukup dikasih keterangan bahwa keduanya sama, tapi beda penerjemah. biar pembaca yang memilih lebih suka versi yang mana. |
#9 | ![]() |
Ulunvagun
12 Desember 2008 jam 1:15pm
 
SUKMA PEDANG, Ceritanya cukup menarik dan buat penasaran, tolong dong lanjutannya dipercepat biar tuntas bacanya... thanks |
#10 | ![]() |
mona
12 Desember 2008 jam 5:11pm
 
Kek-nya...terjemahan lama lbh OK. Kok ada terjemahan yg simpang siur (yg baru ini), Conthonya di yg lama, Pui Po Giok itu cucunya Fang Tiong Seng, lha yang baru ini, kok putera sahabatnya. |
#11 | ![]() |
dino
13 Desember 2008 jam 7:37am
 
To : Mona Itulah bedanya antara Pancawarna dengan Sukma Pedang, kita tidak tahu yang mana yang terjemahan yang asli, mungkin juga Sukma pedang ini yang asli, atau juga mungkin juga Pancawarna yang asli. Saya sarankan kalau baca cerita ini, anggap saja belum pernah baca Pancawarna. |
#12 | ![]() |
dragonsky
14 Desember 2008 jam 12:38pm
 
boleh jogetlah =P |
#13 | ![]() |
momongcha
21 Desember 2008 jam 8:04am
 
Permisi, saya tidak sengaja menemukan halaman ini sewaktu surfing di internet. Mau bertanya apakah ada versi baru novel-novel silat (wu xia xiao shuo) yang telah diterbitkan dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia dalam 10-15 tahun terakhir ini? Jikalau novel-novel silat karya penulis seperti Jin Yong (Cha Da Yup), Gu Long, Sima Ling, Shangguan Ding, Huang Ying, Liang Yuu dllnya diterjemahkan ke bahasa Indonesia moderen, dan menerjemahkan nama karakter dan lokasi kejadian dari bahasa Mandarin ke pinyin yang di-latinkan, apakah akan mendapat sambutan hangat dari penggemar dan pembaca novel silat? Saya pernah sekilas membaca novel-novel silat terjemahan penulis kita, tapi setelah dibandingkan dengan versi aslinya ternyata terjemahannya masih tidak sebagus yang aslinya. Apa ungkin karena mereka tidak mengeluarkan versi revisi susulan...? Terima kasih sebelumnya. [Maaf, lupa ditulis. Sebagian mungkin karena penerjemah kita menerjemahkan nama karakter, bunga, nama jurus, lokasi kejadian dllnya dari bahasa Mandarin ke dialek bahasa Hokkien, akhirnya sedikit mempersulit untuk dicerna. Contohnya seperti berikut: bila kata Mandarin untuk bunga pohon per adalah 'li hua', tetapi penerjemah lama menerjemahkannya ke dialek Hokkien, sehingga sang pembaca kurang mengerti apa sebenarnya buah 'li hua' itu, maka makna asli dari bunga pohon per tersebut dengan kalimat/perkataan sebelum-sesudah akhirnya tidak mengalir halus. Menurut pendapat kalian bagaimana?] |
#14 | ![]() |
radiaku
24 Desember 2008 jam 7:51pm
 
wah keren brother suer keren tuh. gw jadi ikutan terbawa suasana |
#15 | ![]() |
alghimif
22 Januari 2009 jam 4:44pm
 
mau tanya, sukma pedang apa masih ada versi cetaknya/buku cersilnya, trms. |
#16 | ![]() |
Kensai
8 Juli 2009 jam 6:05am
 
Cersil Mandarin sebenarnya terbit terus,cuma ngak ada penerjemah. |
#17 | ![]() |
Feng
17 April 2010 jam 9:07am
 
Bung dino kpn lanjutannya...?? |
#18 | ![]() |
wongapes
18 Mei 2013 jam 7:36pm
 
Kisahnya walaupun banyak persamaan dengan Kapal Panca Warna, tapi beda jauh kok kisah ditengahnya, jadi layak menjadi kisah cerita tersendiri. So teman2 yang sudah baca Kapal Panca Warna jangan ragu baca ini juga sebab akan tahu dimana perbedaannya, kalau sama persis sih memang jadi malas bacanya, makanya komentar ini ditulis, sebab dulu saya jadi ragu mau baca kisah ini, karena saya anggap sudah pernah baca, eh ternyata saat kehabisan bahan bacaan akhirnya baca juga dan ternyata beda. Sekalian tanya, ada yang pernah nonton The Spirit of the Sword ? kisah ini yang lebih mirip atau Kapal Panca Warna yang lebih mirip? Nama-namanya kok gak sama jauh ya jadi susah mengerti hanya dari baca di wiki.d-addicts.com diatas. Gak kayak karangan Jin Yong yang namanya sama meski ejaan Pin Yin. |