@tejo79, silahkan dinikmati mas, sayapun kalau membaca karya2 SHM, bukan melulu ceritanya yg dinikmati. Tapi lintasan zaman yg menyertai kisah2 ini... Sepenggal romansa masa lalu (masing2 dr kita) membuat kerinduan tak pernah tuntas biar membaca beberapa kali pun..
@edyss, silahkan lanjutkan ke episod berikutnya. Sudah saya upload hingga eps 396. Ini memang kisah luar biasa!

udh dari dulu saya tahu buku ini.meski waktu itu baru bisa baca judulnya aja.
waktu saya masih kecil.
baru 2012 ini bisa baca ceritanya 'api di bukit menoreh'
thanks buat mas didit yg udh susah payah sehingga kita tahu karya besar sang maestro Sh mintardja.
thanks berat mas.

tank's dulu u/ mas didit yang telah upload cerita ini. Ceritanya sangat menarik namun alurnya ceritanya berjalan dengan sangat lambat. Mungkin karena dulu dimuat u/ koran harian (kalau tidak salah ) jadinya dibuat lambat alur ceritanya. Tp menurut saya cerita ini tetap menarik.

@edyss, ya memang ADBM ceritanya sangat lambat, tapi itu seimbang dengan perkembangan tokohnya yang setahap demi setahap. Cerita membumi seperti ini, saya sangat sulit untuk menirunya.. Hal ini tak lepas dari latar budaya yg menjadi fondsi masing2.
tp diluar itu semua, Ki SHM sangat layak disebut sebagai empu/maestro dalam menuturkan kisah2. Kalimatnya yang beretika, bahkan pada saat harus bertempurpun memilik cerminan demikian.. Sangat menyejukan benak.

betul mas didit cerita ini sangat kental nuansa sejarah. saya pernah baca babad tanah jawi, banyak mengisahkan panembahan senopati dalam menaklukkan kadipaten - kadipaten di tanah jawa. Jadi membaca ADBM seperti perbandingan sejarah. Apalagi saya termasuk orang Bagelen yang menurut kakek moyang banyak prajurit dan senopati mataram yang dari tanah Bagelen. tank's m didit.

wah, ni yang kung ternyata gaptek, yang kung jadi punya nostalgila. dulu rajin beli di shoping center, truz pergi merantau ADBM menjadi hiburan speksial bagi kaung, makasih ya cuuuu.