Home → Forum → Komentar Bacaan → Pedang Angin Berbisik (TAMAT)
Komentar untuk Pedang Angin Berbisik (TAMAT)
#561 | ![]() |
Han1977
2 Februari 2013 jam 3:24pm
 
@teddy_tera, thanks bro, harusnya sih ada lagi, cuma sementara saya mau ngilangin capeknya dulu hehehe. @ogon, ada rencana seperti itu, tokohnya juga sudah disiapkan spt kata bro 77dyan. Cm apa tulisan saya berikutnya ini, adalah sekuel dari PAB atau tidak, masih saya pikir2. Krn saya lagi memikirkan gmn cersil bisa tampil beda. @waluya Saya berharap, PAB ini tidak lupa bahwa hidup selalu ada hukum sebab-akibat. Dia yang menebar angin akan menuai badai. Meski cuma fiksi, harapan saya, PAB bisa ikut membuat kita semua eling, hati2 dalam bertindak, krm segala sesuatunya akan kembali juga pada kita. |
#562 | ![]() |
Renjana
3 Februari 2013 jam 11:34am
 
Suhu Han, terima kasih Banyak, ceritanya bagus sekali, konsisten dan teratur, tapi banyak kejutan. Anda sudah berkembang pesat, seperti Ding Tao, dari penulis Biasa diawal, menjadi penulis luar biasa yg menemukan kunci nya dalam penulisannya yg panjang (kalau Ding Tao dalam latihan silatnya, kalau Suhu Han dalam penulisannya). Sekali lagi terima kasih atas jerih payahnya, dan selamat sukses atas perkembangannya menjadi penulis Luar biasa yang kosisten, Suhu Han adalah salah satu penulis favorit saya. |
#563 | ![]() |
Han1977
3 Februari 2013 jam 4:01pm
 
Trims bro, kl dibilang berkembang jelas saya sangat senang, apalagi itu kan salah satu tujuan dari menulis PAB ini, supaya dapat pengalaman dan bisa jadi penulis yg lebih baik. Tp jgn dibandingkan dgn Ding Tao, belumlah itu. Sbg penulis, mungkin saya baru nyelup ujung jari, belum sampai bisa berenang2, apalagi menyelam. Kl saya sih ga pingin jadi sakti macam Ding Tao, cm kl bisa dpt isteri 4 cantik2 boleh juga tuh, wkwkwkwk |
#564 | ![]() |
kikoman
3 Februari 2013 jam 7:12pm
 
luar biasa, halus tegas menarik misteri bikin penasaran - terima kasih suhu mudah2an ampe tamat dan terus kreasi cipta-an-nya di indozone, peace |
#565 | ![]() |
ysn26
4 Februari 2013 jam 7:59pm
 
yah istrinya ding tao tetep murong huolin dan yun hua.hua ying ying mengembara bersama gurunya sdg wang shu lin menikah dg zhu jiuzhen.dan jin yong jadi biksu |
#566 | ![]() |
Han1977
4 Februari 2013 jam 8:31pm
 
@kikoman thanks, ini dah tamat ^^, soal cerita berikutnya saya masih bingung apa off dulu, pikir baik2 dan menulis. Atau seperti PAB, tulis aja terus sembari mikir. @ysn26, ya, di blog saya sempat menulis, sebenarnya saya merasa gagal dalam menceritakan PAB ini dari sisi percintaannya. Porsi Ying Ying terlalu kecil, pdhl harusnya Ying Ying ini adalah cinta pertama dan hampir bisa dikatakan (setidaknya harapan penulis) cinta sejati Ding Tao. Jadi ending PAB ini antara happy & sad ending. Happy krn keberhasilan Ding Tao dan bgmnpun juga dia hidup berbahagia dgn Murong berdua. Tapi juga sad ending, krn Ding Tao dan Hua Ying Ying, yg harusnya (harusnya pengarang bisa membuat sekalian pembaca ingin mereka berdua bersatu) gagal bersatu dalam ikatan suami-isteri. Sad ending itu sendiri, adalah akibat perbuatan Ding Tao, yang tidak bisa menahan diri saat digoda oleh Murong Yun Hua. Jadi tetap ada satu wejangan, apapun tindakan kita, selalu membawa satu akibat. Jadi hati2lah dalam bertindak. |
#567 | ![]() |
Goestejo
4 Februari 2013 jam 8:41pm
 
Saya cuma.bisa memuji bagus .baguuus bung trims |
#568 | ![]() |
ysn26
4 Februari 2013 jam 8:43pm
 
han1977@menurutku ending PAB ini cukup sempurna.andai hua ying ying menjadi istri ding tao,secara logika jg gk mgkin menerima murong yun hua yg tlah merenggut kebahagiaannya dg menghabisi keluarganya,kecuali setelah pengembaraannya menemukan pencerahan rohani sprti yg dialami ding tao.selain itu jg yun hua akan slalu terbebani penyesalan kpd ying ying.sehingga keluarga mereka krg harmonis. |
#569 | ![]() |
irmaya
4 Februari 2013 jam 9:06pm
 
sangat memuaskan. Terimakasih banyak mas han. Ditunggu kisah berikutnya.. Atau lanjutkan saja kisah yg sebelumnya pernah ditulis, sy yakin akan banyak pengembangan cerita, spt yg terjadi pada PAB. Semangat! |
#570 | ![]() |
kepyar
4 Februari 2013 jam 9:11pm
 
Tadi sore dah baca di blog |
#571 | ![]() |
kepyar
4 Februari 2013 jam 9:13pm
 
Mbak Irmaya, mas Didit kemana nih?? Si Bengalnya ditunggu hehee,... malah jalan-jalan ke UGM |
#572 | ![]() |
ekaputra
4 Februari 2013 jam 9:52pm
 
puas..puas.. |
#573 | ![]() |
Arirang
4 Februari 2013 jam 10:46pm
 
puas bgt dgn endingny.. mangstaab abiz.. |
#574 | ![]() |
silalahi
4 Februari 2013 jam 11:22pm
 
akhir yang memuaskan. ditunggu juga cerita silat lainnya, entah lanjutan Ding Tao atau kisah yang baru. tapi saya lebih suka jika kisah Ding Tao tidak dibuat lebih panjang lagi. takutnya menjadi seperti komik Long Hu Men karya Tony Wong yang tidak jelas akhir kisahnya. |
#575 | ![]() |
kurotagusu
5 Februari 2013 jam 7:34am
 
akhirnya bisa baca (baca dr hp susah banget buka linknya) habis ini akan mulai baca dari awal |
#576 | ![]() |
teddy_tera
5 Februari 2013 jam 10:39am
 
Sebuah cerita yang sangat bagus, terima kasih banyak buat Suhu Han1977 yang sudah berjerih payah menulis cerita ini hingga tamat, ditunggu karya2 yang mantap berikutnya... tidak lupa saya doakan semoga Suhu Han1977 sehat dan sukses selalu.... |
#577 | ![]() |
khoirul
5 Februari 2013 jam 12:20pm
 
uuuending yang aneh.......menyalahi rasa keadilan bulim apalagi sebagai serang bengcu ...! |
#578 | ![]() |
Perwito
5 Februari 2013 jam 12:54pm
 
Akhirnya selesai sudah rasa penasaran ini, suatu bentuk cersil yang paling logis yang pernah saya baca. Terima kasih suhu.... |
#579 | ![]() |
Han1977
5 Februari 2013 jam 1:22pm
 
@Goestejo, @ekaputra, @ Arirang, @silalahi, @kurotagusu, @teddy_tera, @perwito, @ysn26, @kepyar, @khoirul Terima kasih sudah mengikuti PAB sampai tamat, syukur kalau merasa puas dengan hasilnya. Kalau ada ending yang terasa mengganjal, saya kembalikan semuanya ke pembaca. @mbak Irmaya, masih pingin nyepi dulu mbak, setelah dikejar2 terus oleh target tamat, yg sepertinya tidak kunjung tiba. Selama menulis kan ga bisa baca2, santai2, skrg saya mau santai2 di indozone, baca2 cersil yg lain. Jadi Mas Didit, gantian disuruh ngebut mbak, hehehe. ================= Ttg kritik khoirul bahwa ending PAB menyalahi rasa keadilan bulim, saya setuju. Ada banyak kejahatan yg lewat begitu saja, kematian Bhiksu Khongzhen & Pendeta Chongxan, kematian Ma Songquan, dkk, kematian banyak anggota keluarga Huang, dst. Para pelakunya tidak terhukum. Di mana rasa keadilan Ding Tao? Buat saya ada yg logis dalam keputusan Ding Tao. Demi menghindari pertumpahan darah, ada tokoh2 besar yg bersalah, diberi jalan mundur tanpa diusut kesalahannya. (Zhong Weixia, Pan Jun, Guang Yong Kwang -> terlibat dalam pembantaian keluarga Huang selain juga matinya dua orang tetua). Ada tokoh2 kecil yg terlibat juga diberi jalan keluar. Ada yg mengkhianati sahabat krn silau oleh kecantikan, juga dibiarkan tidak diurus panjang lebar. Ya, ada banyak ketidak adilan. Alangkah lebih tidak adil, jika kemudian ada 1 orang dihukum demi rasa keadilan, sementara pelaku2 aktif yg lain melenggang kangkung. Kenapa Murong Yun Hua harus bunuh diri? Apakah karena dia wanita? Kalau dia pezinah, harusnya pasangannya bunuh diri juga, itu perbuatan bukan sendirian, perlu 2 orang. Krn pembunuhan2 yg terjadi? Berarti pelaku2 lainnya harus dihukum juga. Kalau yg lain dihukum juga, tentu mereka tidak akan mendukung Ding Tao menghadapi Murong Yun Hua. Mereka akan mendukung Murong Yun Hua utk menghadapi Ding Tao. Berapa puluh ribu orang harus dibunuh Ding Tao hari itu, untuk menjaga rasa keadilan? Bisa yakin, tidak ada orang yg tidak bersalah, tidak ikut terbunuh pada saat itu? Di luar itu, ada latar belakang Murong Yun Hua jadi jahat, sementara Zhong Weixia & Guang Yong Kwang jadi jahat krn ambisi, Bai Chungho krn tamak akan harta. Di antara 4 orang itu, mana yang lebih pantar dipanggil penjahat? =========== Ini sekedar masukan, saya harap tidak menjadi perdebatan panjang lebar. |
#580 | ![]() |
waluya
5 Februari 2013 jam 2:47pm
 
hebat...dan ....salut ....karya suhu Hans....apalagi dalam mengambil keputusan akhir Ding To....salut.....Ding To benar2 seorang pemimpin berjiwa kasih" seperti dlm Alkitab" siapa yang merasa tidak berdosa silahkan melempari pelacur itu dengan batu....." sama seperti Ding To...siapa sih yang tidak pernah berbuat salah.....hehehe......, hanya ide saja andaikata ada kelanjutannya.....janganlah kebahagiaan murong yun hoa diracuni oleh iri dan cemburu dengan Huang Ying Ying, malah penuhkanlah sifat kasih dalam hidupnya karena pengaruh kasih dan kelembutan Ding To.....hehe...tapi apapun saya siap untuk menunggu kelanjutan suhu Hans berikutnya. Sukses selalu dalam segala hal untuk suhu Hans dan keluarga. Tuhan memberkati |