Warisan Naga Branjangan

HomeForumKomentar BacaanWarisan Naga Branjangan

Komentar untuk Warisan Naga Branjangan


Halaman sebelum 1 2 3 4 ... 6 7 8 9 10 11 12 ... 16 17 18 19 sesudah
#161 avatar
christy 16 Juli 2012 jam 10:07pm  

Deskripsi pertarungan yg sangat detail sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan langsung pertarungan yg terjadi.
Tiada kata lain selain Ruuuaaarrr Biasaaaaa. :))

Bravo Suhu, Lanjutkan. Thank You.

#162
Aang437 16 Juli 2012 jam 10:21pm  

Indah memikat dan menjerat hasrat. Semoga apdet nya tak lambat

#163
t0t0 17 Juli 2012 jam 3:16am  

(5)
Iya nih suhu, mas garak udah kebelet tuh.... :))
Kagak pake lama yach........ :p

#164 avatar
BENDAHARA 17 Juli 2012 jam 10:21am  

NAIK KERETA DENGAN PELAYANAN YANG SANGAT PRIMA... TOKOHNYA... DETAIL PERTARUNGANNYA... KELUASAN ATAS ILMUNYA... SERTA PENGORBANAN YANG MERUPAKAN AWAL KEBANGKITAN DALAM CERITA INI... TAK SABAR MENUNGGU LANJUTANNYA.

#165 avatar
Bondan 17 Juli 2012 jam 11:46am  

Sungguh cerita yang memikat ....
Penuh perangkap yang menjerat ...
Mengikat jiwa membangkitkan hasrat ...
Semoga lanjutannya tidak terlambat ...

#166
dhewi 17 Juli 2012 jam 10:36pm  

mantap.. Lnjt terus,,,

#167 avatar
supacang 18 Juli 2012 jam 6:29am  

Top markotop......Lanjut terus,tidak bosan-bosannya aku menyimaknya.

#168 avatar
doni_50 18 Juli 2012 jam 10:02pm  

terima kasih suhu..cerita nya makin bagus dan alur cerita nya sedikit menegangkan... mga suhu slalu dbri ksehatan .. amin

#169 avatar
onomarp 18 Juli 2012 jam 10:47pm  

Pembaca yang terhormat,

Menuliskan dialog pada WARISAN NAGA BRANJANGAN membutuhkan pembayangan atas situasi yang berlangsung serta pemilihan kata-kata yang pas, sehingga cukup menyita pikiran dan waktu. Hal ini akan penulis pertahankan apabila memberi kesan dan daya tarik pada pembaca. Sebaliknya, apabila dialog tersebut dirasa membosankan dan mengganggu selanjutnya akan dihindari.

Berharap pembaca memberikan masukan dan saran agar WARISAN NAGA BRANJANGAN menjadi lebih memenuhi harapan pembaca.

Tq
onomarp

#170 avatar
dewaile_46 18 Juli 2012 jam 11:23pm  

lanjutkan suhu.......................................
aku tunggu updatenya..........................

#171
t0t0 19 Juli 2012 jam 12:44am  

(5) .. :iloveu:

Pemilihan kata-katanya pas dan sopan, mengalir sesuai alur cerita, terasa kita turut dalam setiap perjalanan hidup Arga.
Arga, tokoh yang pintar, bijak dan penuh toleransi; seperti kasus 'Penawan-Ditawan', 'Hutan Beringin Putih',
'pertempuran dengan pangeran sepuh', dll. serta sikap yang tidak terbawa emosi dalam pertarungan.
Kiranya tokoh 'Arga' tetap seperti ini dan mudah2an lebih baik.
Tokoh yang dewasa!
Saluuuut.......  ;) ... Lanjut suhu.... :cool:

#172
t0t0 19 Juli 2012 jam 12:48am  

(5) ... :iloveu:
soriiiii... kelupaan, nggak pake .. :sleep: yah...
lanjuuuuuttttt.... :yes:

#173 avatar
ayasdewe 19 Juli 2012 jam 5:23am  

sampai episode ini, apakah naga branjangan juga disebut naga bhumi, ato cerita ini mendapat ilham dari naga bhumi, soalnya kok menyebut jaman rakai panangkaran dan rakai warak

#174 avatar
onomarp 19 Juli 2012 jam 5:50am  

ayasdewe menulis:
sampai episode ini, apakah naga branjangan juga disebut naga bhumi, ato cerita ini mendapat ilham dari naga bhumi, soalnya kok menyebut jaman rakai panangkaran dan rakai warak
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan Naga Bhumi. Kebetulan settingnya saja yang sama di zaman Medang (Mataram Kuno). Inspirasi lebih banyak dari gejolak tanah Jawa yang berada di bawah dua wangsa (Sanjaya dan Sailendra). Sementara untuk tata dan penulisan cerita, WARISAN NAGA BRANJANGAN mencoba dituturkan menutur gaya Iwan Simatupang, SH Mintarja serta fantasi seorang Jan Mintaraga (komikus lawas yang melahirkan tokoh macam: Kalelawar, Indra Bayu, Bango Samparan, dan lain-lain).

#175 avatar
prasetyo_rh 19 Juli 2012 jam 8:24am  

Enak dan asyik banget untuk dibaca, sama memukaunya dengan karya suhu SH Mintardja.
Kehadirannya selalu ditunggu.

#176
Didit 19 Juli 2012 jam 9:44am  

sangat profesional. bener-bener bisa jadi refrensi menulis
terima kasih atas kisah yang memukau...

#177
verdy 19 Juli 2012 jam 1:51pm  

Trims suhu

#178 avatar
devara 19 Juli 2012 jam 3:26pm  

bacaan yang mengasikkan dengan tata bahasa yang mumpuni dengan setting sejarah sehingga bikin penasaran untuk buka mbah google :) :) dan sepertinya akan dimulai dengan keasikan yang menegangkan...... lanjut suhu selalu ditunggu :) :) :)

#179 avatar
onomarp 19 Juli 2012 jam 8:32pm  

Untuk memudahkan pemahaman pembacaan WARISAN NAGA BRANJANGAN, mungkin sebuah prolog yang menjadi setting kisah ini akan membantu apa yang disajikan. Dan penulis mohon maaf bahwa prolog itu baru disampaikan kemudian.

Kisah ini terjadi di tlatah tanah Jawa yang pada masa itu berdiri kerajaan Medang (Mataram Kuno). Selama ini kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua wangsa yaitu Wangsa Sailendra yang beragama Buddha dan Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa (pendapat ini diperkenalkan oleh Bosch, sejarawan Belanda). Pada awal era Medang atau Mataram Kuno, wangsa Sailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Namun, pada akhirnya wangsa Sanjaya berhasil tampil sebagai penguasan. Hal diketahui sebagaimana tertulis dalam prasasti Canggal (732 Masehi). Prasasti itu mengukuhkan Sanjaya sebagai penguasa Pulau Jawa.

Dalam perjalanannya, kerajaan Medang mengalami guncangan akibat persaingan antara dua wangsa itu. Kerajaan Sriwijaya yang kelak dikenal sebagai kerajaan pemersatu nusantara yang pertama adalah salah satu buah dari guncangan kedua wangsa itu. Kerajaan Sriwijaya lahir dari salah satu keturunan trah syailendra (yakni Balaputradewa) yang harus menyingkir ke Swarnadwipa (Sumatera), karena kalah bersaing dengan Rakai Pikatan (wangsa Sanjaya).

Persaingan memperebutkan kekuasaan dalam kerajaan Medang terus berlangsung dan agaknya bukan hal tabu yang harus tertutup rapat. Sebaliknya persaingan itu menguak terbuka. Ini dapat ditunjukkan pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi putra Rakai Pikatan (sekitar 856-880an), di mana terdapat beberapa prasasti menyebutkan nama-nama raja lain, Seperti Maharaja Rakai Gurunwangi dan Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra. Hal ini menunjukkan kalau pada saat itu Rakai Kayuwangi bukanlah satu-satunya Maharaja di Pulau Jawa (Medang).

Kisah WARISAN NAGA BRANJANGAN mengambil setting pada masa-masa akhir dari kerajaan Medang, di mana persaingan antar kedua wangsa terus berlangsung. Kisah ini merupakan suatu fiksi yang dibangun berdasarkan informasi yang ada seputar kerajaan Medang di masa akhir. Tokoh utamanya adalah seorang pemuda bernama Arga Tiwikrama. Yang tidak diketahui siapa ayah ibunya, hanya dikatakan tinggal sejak kecil bersama Pamannya yang menjadi ketua sebuah perguruan bernama Merak Mas dan sekaligus kerabat dari Sri Maharaja Rakai Gurunwangi.

Pemuda itu beruntung mendapatkan warisan dari seorang tokoh masa silam bernama Naga Branjangan, dan dengan bekal warisan itu ia terjun ke dunia hijau untuk membuka pengertiannya mengenai dunia luar sekaligus menelusuri jejak asal usulnya. Cerita WARISAN NAGA BRANJANGAN bertutur mengenai perjalanan pemuda itu. Bagaimana itu akan berkesudahan: Whatever will be, will be.

Selamat menikmati.

#180 avatar
avernu 19 Juli 2012 jam 10:15pm  

Mantap.... Udah selesai semua tuh buat buku 5 biji? ....naga branjangan dilanjut terus. Sip sip sip pokoke sampai selesai ya mas.

Halaman sebelum 1 2 3 4 ... 6 7 8 9 10 11 12 ... 16 17 18 19 sesudah