Home → Forum → Komentar Bacaan → Seputar Karya-Karya Jin Yong
Komentar untuk Seputar Karya-Karya Jin Yong
#1 | ![]() |
oase
8 Februari 2014 jam 2:02pm
 
Luar biasa semangar beliau untuk mengkaji sejarah.... Andai yg lain SH Mintardja, Kho Ping Ho juga mendapat kesempatan yg sama sungguh menarik sekali kajia sejarahnya jadi lebih mendalam... |
#2 | ![]() |
gpp1971
8 Februari 2014 jam 7:03pm
 
Ya. Waktu mendapatkan gelar Doktor dari Cambridge University, beliau sudah berumur 86 tahun, dan masih sempat menjadi dekan di Universitas Zhejiang pada usia 80 th lebih. |
#3 | ![]() |
Kuryanto
12 Februari 2014 jam 8:24am
 
Beliau seorang penulis novel yang akan menulis setelah tahu adat dan budaya masyarakat china dimasa itu ... atau tidak asal menulis ... dan beliau sadar ternyata penulis sejarah itu ada yang benar dan ada yang palsu (atau berdasarkan pesanan penguasa) inilah bahayanya pada suatu masa seseorang dianggap pahlawan tetapi suatu saat dianggap pengkhianat bangsa ... sebaliknya seseorang dianggap pengkhianat namun dg berjalannya waktu akhirnya diketahui sebagai pahlawan bangsa yang siap berkorban demi nusa dan bangsa ... kesimpulannya beliau berpesan bahwa siapapun orangnya apabila menulis sejarah haruslah jujur berdasarkan fakta "katakan yg benar itu adalah benar walapun pahit dirasakan" sebab bagaimanapun kelak terus akan dibaca oleh anak cucu |
#4 | ![]() |
gpp1971
12 Februari 2014 jam 12:32pm
 
Prinsip menyampaikan kebenaran walaupun pahit itu juga dilaksanakan oleh Jin Yong ketika ia menjadi redaktur kepala koran Ming Pao (koran besar di Hong Kong, mungkin seperti Kompas di Indonesia). Waktu zaman Revolusi Kebudayaan ia sering mengkritik Mao Zedong dan beberapa kali hampir dibunuh oleh kaum kiri di Hong Kong, sehingga dia harus 'mengasingkan diri' di Singapura untuk beberapa lama, makanya sebagian novel Hina Kelana ditulis di Singapura. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di artikel Wawancara Dengan Jin Yong (3) di thread ini. |
#5 | ![]() |
suryakage
14 Februari 2014 jam 3:30pm
 
Dari sekian banyak tokoh-tokoh ciptaan Jin Yong, hanya satu yang betul-betul saya kagumi karakternya.. karena mengajarkan banyak hal tentang kegagahan, kejantanan, komitmen, kesetiaan, ketegasan sekaligus kelembutan, sangat keras dan kasar dan di sisi lain sangat lembut dan penyayang, sangat tangguh sebagai jagoan, tegas membedakan mana budi dan kapan harus menghapus dendam, sangat keras terhadap kejahatan namun punya hati diisi dengan kebaikan. |
#6 | ![]() |
agussetyaraharjo
14 Februari 2014 jam 5:49pm
 
om, kalau nulis resensi atau artikel yang berhubungan dengan nama tokoh2 cersil, tolong dicantumkan juga nama dalam bahasa hokian, karena hampir semua terjemahan cersil yang kita baca adalah nama dalam dialek hokian. kalau hanya nama mandarin, kita tidak paham. |
#7 | ![]() |
agussetyaraharjo
14 Februari 2014 jam 5:49pm
 
om, kalau nulis resensi atau artikel yang berhubungan dengan nama tokoh2 cersil, tolong dicantumkan juga nama dalam bahasa hokian, karena hampir semua terjemahan cersil yang kita baca adalah nama dalam dialek hokian. kalau hanya nama mandarin, kita tidak paham. |
#8 | ![]() |
agussetyaraharjo
14 Februari 2014 jam 5:50pm
 
om, kalau nulis resensi atau artikel yang berhubungan dengan nama tokoh2 cersil, tolong dicantumkan juga nama dalam bahasa hokian, karena hampir semua terjemahan cersil yang kita baca adalah nama dalam dialek hokian. kalau hanya nama mandarin, kita tidak paham. |
#9 | ![]() |
gpp1971
14 Februari 2014 jam 7:52pm
 
Sudah ditambah daftar nama Mandarin-Hokkian yang sebagian saya ingat. Oh ya, saya cewek lho, bukan 'oom'. |
#10 | ![]() |
holistik
15 Februari 2014 jam 6:33pm
 
Usul untuk gpp1971 : Gimana kalau terjemahin DRAGONS OF TANG DYNASTY karya Wong Yi. Terbitan Gramedia cuma sampai jilid 5 dan tidak diteruskan lagi. |
#11 | ![]() |
gpp1971
15 Februari 2014 jam 8:17pm
 
Dragons of Tang dynasty itu kayaknya tebalnya 6000-7000 halaman (saya sendiri belum baca), menerjemahkan hina kelana yg 'cuma' 1600 halaman lebih aja saya perlu waktu 14 bln. Kalau 7000 halaman bisa2 5-6 thn baru selesai. |
#12 | ![]() |
alemlah
26 November 2017 jam 11:12am
 
Tony Wong ada menerbitkan komik saduran drp Lagend of Twin Dragons of Tang Dynasty (karya Huang Yi). Di Malaysia komik tu bertajuk Pahlawan Naga Kembar. Diterbitkan sampai habis.. Huang Yi memang banyak mengkayakan lagi falsafah Jin Yong dlm novel2nya. Jika Jin Yong umpama Confucius, Huang Yi adalah umpama Mencius.. atau Jika Jin Yong umpama Sun Zi, Huang Yi pula umpama Sun Bin.. |
#13 | ![]() |
alemlah
26 November 2017 jam 11:30am
 
Dalam novel Jin Yong, ada hero jujur (spt Guo Jing, Zhang Wuji) dan ada hero nakal (spt Yang Guo, Ling Wuchung). Tapi idea Huang Yi dlm Novel Twin Dragon ni menggabungkan dua jenis hero ini dan konflik antara mereka. Novel Twin Dragon juga menggabungkan konflik dlm dunia kungfu dan konflik dlm politik. Novel ini juga mengaitkan pengaruh ekonomi dan pengaruh populariti dalam menumpaskan musuh. Bukan sekadar bergantung pada hukum rimba, iaitu kekuatan semata2. Dlm bidang kungfu, idea Huang Yi dlm novel itu menggabungkan kungfu Buddha dan Tao (ortodox) bahkan mnggabungkan hikmat ortodox dan hikmat kumpulan hitam! Lagipun bukan setakat pertarungan fizikal dan pertarungan qi, bahkan ada juga pertarungan semangat/mental juga pertarungan lidah. |