Satria Wilwatikta

HomeForumKomentar BacaanSatria Wilwatikta

Komentar untuk Satria Wilwatikta


#21 avatar
shanus 18 April 2014 jam 10:34pm  

(Lanjutkan bro... ..

#22
amur 19 April 2014 jam 8:36am  

terimaksih atas suportnya, semoga anda terhibur..

#23 avatar
shanus 19 April 2014 jam 9:50am  

Mengingatkan saat masa kecil..... menunggu setiap hari d depan radio..thanks bro. Lanjutkan

#24 avatar
Maladewi 19 April 2014 jam 9:59am  

Top markotop dech, gan,,,, smangat trust jng smpe putus di jalan ya, slalu sabar menunggu!!!!! Thanks sbelumnya.

#25 avatar
aka_47 19 April 2014 jam 1:20pm  

Satu lagi karya apik, lanjutkan mas... Ranubaya bukan gurunya kamandanu ?

#26 avatar
aka_47 19 April 2014 jam 1:20pm  

Satu lagi karya apik, lanjutkan mas... Ranubaya bukan gurunya kamandanu ?

#27 avatar
aisya 19 April 2014 jam 4:43pm  

salam mas raharga.
kalau di Malaysia cersil tidak digemari seperti mana di Indonesia. di Malaysia kebanyak tulisan berlatar belakang, cinta, politik, budaya kampong cerita rakyat. cerita silat dan seumpamanya bagi rakyat Malaysia kebanyakan adalah mengarut dan tak lojik. kami disini telah banyak tenggelam dengan budaya cerita barat. sebab itu saya lebih gemar baca webside orang orang Indonesia.

#28
ysn26 19 April 2014 jam 7:40pm  

bukamnya Dwipangga udg. tobat y

#29
ysn26 19 April 2014 jam 7:40pm  

bukamnya Dwipangga udg. tobat y

#30
amur 19 April 2014 jam 10:44pm  

iya empu Ranubaya adalah guru Arya Kamandanu, selain ayahnya dan Empu Lunggah yang banyak menuntunya dalam mencapai Naga Puspa Krisna Jurus ketiga

Di dalam cerita milik Pak S.Tijab memang Arya Dwipangga sudah tobat, disini saya mencoba menambah konflik internal pada keluarga Arya Kamandanu, juga mengingatkan pembaca akan sosok Arya Dwipangga. Pada dasarnya Manusia seperti ombak, yang tak tentu arahnya, begitu juga dengan sifat manusia, disini saya kembali membawa sosok Arya Dwipangga menjadi tokoh antogonis,
semoga terhibur dan sabar dengan kelanjutannya.

#31 avatar
pendosa 20 April 2014 jam 9:53am  

pendekar syair berdarah.... Arya Dwipangga.....

Aku datang dari balik kabut hitam…
aku mengarungi samudera darah…
akulah pangeran kegelapan…
kan ku remas matahari di telapak tanganku..
kan ku pecahkan wajah rembulan,
pecah terbelah…dengan KIDUNG PAMUNGKAS …
kan ku buat dunia berwarna merah…

#32
amur 20 April 2014 jam 2:36pm  

syair yang sangat mengerikan, dan harus ada darah yang keluar jika syair itu di lantunkan...
hehe... :))

#33
Sham 20 April 2014 jam 4:35pm  

mana lagi lanjutannya suhu ??
Kok cuma satu bab !

#34
amur 20 April 2014 jam 4:42pm  

Sabar Kang Sham, dalam Proses..
:))

#35 avatar
aisya 20 April 2014 jam 4:47pm  

salam ingin bertanya. dalam drama tuturtinular, sewaktu perang pemberontakan nambi, bukah paman wirot tu mati tertikam tombak? maaf kalau salah maklumatnya.

#36
kurotagusu 20 April 2014 jam 5:04pm  

Om kalo may baca tutur tinular dimana?

#37
amur 20 April 2014 jam 8:10pm  

maaf saya belum mendengar Wirot murid dari Mpu Ranubaya mati, jadi saya syaratkan dia masih berada di goa tempat mereka berlatih dulu

sebenarnya ada novel Tutur tinular, tapi saya belum pernah baca novenyal, saya hanya mendengar Seial sandiwara Radionya saja.

#38 avatar
ligik 21 April 2014 jam 5:04pm  

Lanjut terus gan..... :) good story

#39 avatar
Maladewi 21 April 2014 jam 8:21pm  

:) Mantapppp, top MarKoTop buat mass Amur :> 4 Jempol deh, di Lanjut Ya Mass SManGaTTT !!!!!!!

#40 avatar
aurapandra 21 April 2014 jam 9:27pm  

Iya.. kalau dlm SR tidak diceritakan lebih lanjut tentang Wirot, tapi kalau dalam versi sinetronnya memang diceritakan kalau Wirot ikut tewas dalam perang Lumajang. Ikutin aja alur sesuai sandiwara radionya Mas Ray... salut dah
#jempol jeempol