Home → Forum → Debates → Poligami: Sebaiknya dilarang atau dilegalkan?
#21 |
ToOn99
9 September 2004 jam 12:22pm
 
hmmm, so u r the 1% or 99% one . |
|
#22 |
andrea7974
9 September 2004 jam 1:18pm
 
ToOn99 menulis:Azzy mah masuk yg 1%....Azzy kan emang |
|
#23 |
Azalae
9 September 2004 jam 2:16pm
 
okay deh gua jawab serious yah. (kasian sephia bikin ga dijawab serious.) semuanya tergantung persepsi kita akan pernikahan. apakah pernikahan itu penting, suci, dan bermakna besar. beberapa abad lalu jawabnya pasti iya. sekarang ... kayanya ga. nenek moyang kita kalo nikah yahh nikah beneran. ga pernah berhubungan sex sblom nikah. dan takut nyeleweng. karena dosa. apakah masyarakat jaman sekarang udah ancur moralnya? kan masih pacaran aja udah berhubungan badan. nah ini sulit dijawab. soalnya arti pernikahan udah berubah (ato manusia yang mengartikan udah berubah?) dulu pernikahan adalah lambang persatuan cowo dan cewe. secara ga langsung, sblom nikah ga boleh have sex. nah sekarang? malah gay marriage aja udah dibolehkan. jadi di jaman sekarang legalisasi polygamy ato tidak, dampaknya minimum. ok cowo dilarang polygamy, tapi apa itu menghalangi mereka mempunyai lebih dari satu pasangan. mungkin statusnya bukan istri dan cuma simpanan, tapi ini kan efeknya sama ama polygamy. satu lagi yang agak offtopic tapi juga ada hubungannya. apakah idup bersama ato 'kumpul kebo' itu baik? sekali lagi maknanya udah berubah dari jaman dulu. dulu ketauan kebo2an () pasti diseret hansip. lah sekarang semua, termasuknya hansipnya, ikutan maen kebo. lama2 arti pernikahan hilang. mungkin beberapa taon lagi ga ada orang yang nikah. lah ga ada gunanya lagi. ga nikah juga bisa have sex. ga nikah bisa idup bareng. ga nikah bisa punya anak bersama. apalagi ga usah repot ngurus surat cerai kalo udah bosan. |
|
#24 |
hey_sephia
9 September 2004 jam 3:07pm
 
menanggapi azalae: pengen nanya dulu ttg "ga nikah bisa punya anak bersama". kalo di sini (di UK at least), kalo punya anak, musti mencantumkan nama ayah dan ibu, meskipun ayah & ibunya ngga merit. jarang banget ada anak yg ga ada nama ayahnya di surat kelahiran. nah kalo di indo, kalo ibunya ngga merit ama ayahnya, setahuku di surat kelahiran ga dicantumkan nama ayahnya. cuma ada nama ibunya doang. makanya ada istilah anak haram. makanya kalo mo punya anak HARUS merit kalo di indo, supaya akte kelahiran anaknya komplit, ada nama bapaknya. soal kumpul kebo. kembali ke kesadaran masing2. aku punya banyak temen (dari indo) yang kayak gitu, dan mereka baek2 aja. buat mereka sex ga ada hub.nya ama pernikahan. maksudnya, dengan berhubungan sex waktu pacaran, tidak mengurangi rasa hormat mereka terhadap konstitusi pernikahan. jadi mereka bener2 cinta satu sama lain cuman masih belum siap untuk "menikah". buat mereka pacaran adalah proses "menjajaki diri", cocok apa nggak sama pasangannya, dan sex merupakan salah satu alat untuk itu. |
|
#25 |
justice_121
11 September 2004 jam 1:19am
 
yinyeksin menulis:ga ada akibat tanpa sebab. ga bisa dong cuma liat masalah tanpa liat sebabnya. keadaan tiap orang berbeda, ga bisa diantem jadi satu. ga boleh poligami trus kalos elingkuhannya banyak gimana? apa itu yang namanya tanggung jawab? itu kan malah ga tanggung jawab sama istri & selingkuhan? kalo poligami setidaknya sedikit tanggung jawab sama selingkuhannya. tapi kayaknya emang mendingan kawin-cerai daripada poligami ya? atau punya banyak pacar tanpa status resmi? tapi kalo gitu kan lebih ngga tanggung jawab namanya. |
|
#26 |
justice_121
11 September 2004 jam 1:21am
 
yinyeksin menulis:ga ada akibat tanpa sebab. ga bisa dong cuma liat masalah tanpa liat sebabnya! ga boleh poligami trus kalos elingkuhannya banyak gimana? apa itu yang namanya tanggung jawab? itu kan malah ga tanggung jawab sama istri & selingkuhan? kalo poligami setidaknya sedikit tanggung jawab sama selingkuhannya. tapi kayaknya emang mendingan kawin-cerai daripada poligami ya? atau punya banyak pacar tanpa status resmi? tapi kalo gitu kan lebih ngga tanggung jawab namanya. |
|
#27 |
yinyeksin
15 September 2004 jam 12:00pm
 
emang gak ada akibat tanpa sebab, semua masalah pasti ada sebab akibat tapi yang kita bahas di sini kan bukan 'sebabnya' tapi poligaminya itu sendiri, dilarang atau dilegalkan...tapi biar bagaimanapun kalo mo liat dari sisi 'sebab' poligami juga tetap aja gak dibenarkan...biar gak poligami tapi kalo selingkuhannya banyak juga gak boleh donk...ini juga gak dibenarkan, berarti ini secara gak langsung udah menuntun ke arah poligami. bukan masalah sedikit ato banyak tanggung jawabnya. kalo punya banyak pacar tanpa status resmi emang gak tanggung jawab tapi kalo poligami emang ada tanggung jawabnya??? trus kalo ada tanggung jawabnya bagaimana donk dengan pasangannya dan anaknya??? di sini udah pasti yang diomongin tanggung jawab 'moral' lho. |
|
#28 |
pepe haliwell
7 Oktober 2004 jam 12:34am
 
OK. I'll play the devil's advocate. Legalize polygamy (polyandry or polygyny). Why not? The cons that I heard so far were based on "morality", "love", and "values". Those arguments have no legal basis. If a man or woman can afford to have multiple spouses, and the other half (or third or quarter) are willing to be the second (or third or fourth) spouse, why do we need a law that prohibit them from doing that? Sure, he or she may make one feel "sick", but one's sickness is not a ground for a law to be written. There are benefits to having multiple spouses, in providing child care and financial stability for instance. Since it is polygamy and not only polygyny or polyandry, there is no discrimination against either gender. What does society have to loose? |
|
#29 |
hey_sephia
7 Oktober 2004 jam 2:54pm
 
Menanggapi pepe. Whilst "morality", etc aren't legal issues, "marriage" is, and it's a union of two people (hmm.. let's not get carried away with whether the two people have to be a man and a woman, that's a separate issue and a potential topic for another debate ). You can say it's their right, their freedom of choice. It's true, but it will potentially damage others' rights too. |
|
#30 |
andrea7974
24 Juni 2005 jam 11:20am
 
Barusan ini muncul lagi kasus poligami yang seru dan sering muncul di TV. Kasus Nia Daniati dan suaminya. Jadi ceritanya suami Nia Daniati yang konon 12 tahun lebih muda dari Nia, menikahi perempuan lain yang juga adalah teman dari Nia. Kemudian ...di entertainment news begitu2 kan banyak tuh diulas ttg kasus ini, termasuk tanggapan dari berbagai pihak. ** banyak perempuan, walaupun pemeluk Islam juga, tetap saja tidak rela dimadu. ** banyak pria mengatasnamakan agama dengan berdalih: "Nabi saja memiliki 4 istri! Terdapat lebih banyak jumlah perempuan daripada laki-laki. Sehingga wajar saja kalau terjadi poligami. Juga dikatakan kalau banyak pria menikah lagi karena mereka merasa berkewajiban untuk 'memelihara' para wanita lain, terutama jika pria itu secara ekonomi dan status terjamin, sementara wanita nya kekurangan. ** Juga dikatakan kalau banyak pria menikah lagi karena mereka merasa berkewajiban untuk 'memelihara' para wanita lain, terutama jika pria itu secara ekonomi dan status terjamin, sementara wanita nya kekurangan. ---> kalau ini yang terjadi, kenapa pria-pria yang berpoligami tidak mengambil aja janda-janda tua yang kekurangan atau cewek2 jelek pinggir jalan yang mengemis? kalau memang berniat 'mulia' untuk membantu secara ekonomi para perempuan itu, kenapa yang diambil justru yang muda-muda, yang cantik...yang masih bahenol, yang notabene sebenarnya juga nggak hidup kekurangan seperti janda tua yang di pinggir jalan??? ** Banyak pria berpendapat kalau dalam kasus Nia, wajar saja kalau suaminya menyeleweng dan mencari istri lagi, karena menurut mereka Nia 'service' nya tdk memuaskan krn dia jauh lebih tua, dll. Jadi sebenarnya kesimpulannya, pria-pria itu setuju dengan poligami karena mereka mau memuaskan urusan syahwat aja. Sungguh tidak adil, karena pasti masyarakat berkoar-koar jika seorang perempuan ber polyandri karena suaminya tidak bisa memuaskan dia secara sexual. Sekali lagi menurutku: kalau emang niatnya punya banyak pasangan dan tidak bisa berkomitmen, mendingan nggak usah deh menikah! Kumpul kebo aja sono!!! |
|
#31 |
Thor
24 Juni 2005 jam 11:49am
 
To Admin sorry kalo kata2 gua terlalu vulgar . kalo iya dihaps juga nga apa2 deh Andy gua setuju kalo kamu bilang bahwa pria melakukan polygami karena nafsu syahwat saja. Ini juga tidak lepas dari keterbatasan sang istri dimana si istri pasti punya halangan setiap bulan. Nah kalo misalnya sang suami sedang Hot2-nya sedang istri berhalangan, mereka mungkin mikir, daripada gua zinah atau main di tempat lokalisasi mending gua nikahin secara resmi. Tapi bukan berarti gua nulis seperti itu artinya gua setuju kalo pria polygami. memang lu binatang yang nga bisa nahan nafsu . Kalo memang binatang ya seperti itu. sebagai manusia gua rasa nga seharusnya nafsu diumbar sembarangan . Juga tentang alasan ekonomi, untuk bantu. memangnya satu2nya cara untuk membantu wanita ya dengan cara menikahinya . Kalau mau angkat derajat ekonomi wanita itu bisa juga dengan cara mempekerjakannya. kalo blom punya keahlian ya dengan melatihnya dulu, itu juga bisa membantu. Kalo alasan wanita ber-polyandri banyak ditentang menurut pandangan gua alasannya karena, nanti kalo lahir anak. nah siapa hayo bapaknya . memang harus ditest DNA satu2 . Kalo Pria Polygami kan jelas bapaknya siapa dan ibunya siapa |
|
#32 |
andrea7974
24 Juni 2005 jam 12:09pm
 
Thor menulis:kalau emang tidak bisa menahan urusan syahwat...apa bedanya manusia dengan binatang??? apa kalau begitu juga seharusnya dibenarkan kalau istri (yang suaminya yang notabene sudah 'loyo' sementara istri masih hot-hot nya), mencari pria lain untuk memuaskan nafsunya? kemudian dinikahi secara resmi supaya kalau andai terjadi punya anak gampang aja, di test DNA cuma dr orang saja, atau kalau tidak dikira-kira aja tgl sekian-sekian siapa yang berbuat???? kalau emang niat bejat ya semua alasan dipakai utk justify deh |
|
#33 |
Jojon
24 Juni 2005 jam 10:14pm
 
Inget kasusnya Eddy Sud sama Itje Tresnawati ? The truth is, we're not living in idealistic world, so hukum yg berlaku skrg yg punya duit itu yg berkuasa. Elo ngga ada duit tapi mo punya istri dua ? jangan ngimpi deh |
|
#34 |
SoLiDsNaKe
27 Juni 2005 jam 2:35pm
 
Daripada pusing-pusing, di-legal-kan sajalah. Dengan gitu, makin gampang menilai (atau at least melihat) karakter dan integritas orang. Begitu juga dengan judi dan prostitusi. Sekalian saja di-legal-in. |
|
#35 |
andrea7974
26 Juli 2006 jam 2:06pm
 
here, I found an interesting article: The practice of making concubines wives was almost universal among the states. For years no one seems to have regarded this evil as sin, and much less, as a crime, until one Li Kui, a legalist and statesman of Wei in the time of the Seven States, saw fit to declare polygamy a crime punishable by death. While this has been the basis of later legislation, law had never been stronger than Confucianism. The reason why Confucianism sanctions polygamy lies in a belief that death without an heir is a sin unpardonable. yg alasan Confucianism walau tdk terlalu setuju tapi masih masuk akal tuh. di Korea Selatan, ...polygami terancam hukuman penjara! dan gombal bgt kalau org bilang polygami krn masalah keadilan..krn lebih byk penduduk cewek drpd cowok, utk membantu kesejahteraan para janda, dll. buktinya dr 100% kasus polygami, 99% yg jadi istri ke-2 selalu yg muda, cantik, dll. Kalau emang niatnya utk membantu janda2, dll. knp tdk kawin sama janda2 tua yang udah nenek2, yang emg melarat, miskin, gak ada duit. bila perlu yg cacat, buntung dll. Yang cantik2 mah ngapain dikawinin polygami? nyari sendiri aja situ sdh pakar!! Kalau gua jadi Menteri Urusan Peranan Wanita..gua bakal usulin itu hukuman penjara buat para pelaku polygami! nah girls...vote me for the next minister |
|
#36 |
tanteun
26 Juli 2006 jam 2:12pm
 
Gue sih ga setuju polygami dengan berbagai alasan apapun! Kalo bener2 ga happy dengan perkawinan sekarang, drpd polygami mending minta cerai aja. Di Islam pun sebenernya di bolehkan asal bisa 'adil' aiyooo mana bisa manusia yg berlaku 'bener2' adil?? |
|
#37 |
imanto
26 Juli 2006 jam 3:13pm
 
umumnya cewe2 menuntut kesempurnaan buat cowoknya, hrs jujur-lah, setia-lah, tidak poligami, dll TAPI tidak bisa ngaca thd diri sendiri yg matre, suka mempermainkan perasaan cowo, mau dikawini walaupun tidak cinta (tapi tidak mau mengungkapkannya krn masih butuh duiiiitnya), dll. |
|
#38 |
andrea7974
26 Juli 2006 jam 3:22pm
 
kalau ada cewek mau dikawinin karena demi duit sih itu berarti emg dia mentalnya aja perek. apa bedanya gitu sama pelacur? itu sih sama aja dgn pelacur. mungkin bedanya cuma jualan retail atau wholesale. intinya tetep sama...JUAL DIRI. and here we're talking about polygamy!!!! bukan topik ttg cewek matre!! |
|
#39 |
sorcy
26 Juli 2006 jam 6:19pm
 
imanto menulis:eh tunggu2 ya jadi para cowok gak nuntut cewek jujur? setia? ama monogami? wahhh kok enak juga jadi cewek |
|
#40 |
prameswara
26 Juli 2006 jam 11:18pm
 
yah...lawakannya basi yah...lagu lama diputar berulang-ulang |