aku joko bolor.

umurku masih bau kencur, perawakan kurus namun tinggi d banding kebanyakan sebayaku.
d besarkan oleh seorang ibu dalam lingkup sebuah desa yang terpencil d tepi jurang yang dalam,
yang konon katanya ketika aku masih dalam kandungan., ibuku sendiri pernah hampir mati jatuh d sana jika tak di selamatkan oleh segerombolan kera penghuni jurang maut itu.

aku joko bolor..

itu yang sering d ucapkan setiap orang selaras dgn keadaanku.
entah sebuah kutukan atau anugrah bagiku, hidung pesek ini terus mengeluarkan lendir lendir tiada henti.
merembet rembet kebawah seperti ular tanpa ujung dan pangkal dan sekali waktu terasa asin bagiku.

menjijikkan..

eh. eh. eh. adakalanya itu suatu kenikmatan yg mampu memberikanku suatu energi pada tubuh ini berbanding terbalik dgn orang orang di sekitarku yang akan muntah bila membayangkan aku menyeruput beler di hidungku ini.

joko bolor namaku..

bayi yg sering d asuh oleh jin wanita perempuan tua beserta mahkluk mahkkuk ghaib lainya..
sampai sekarang dan masih terus menemaniku di kala sendiriku.
bermain main, berlari kesana kemari serta menepuk nepuk pantatku jika aku ingin tidur karna lelah berlarian.

joko bolor..

nakal, semau sendiri dan tak mau kalah dengan siapa pun.
berkelahi dan berkelahi.

itulah sekilas tentang diriku sebagai tokoh dalam cerita ini.

di harapkan untuk pembaca cerita ini ( jika ada ) untuk diam dan jangan banyak bicara apalagi protes eh. eh. eh.

jika pembaca tidak mau mendapatkan anugrah dari aku sebagai tokoh d cerita ini.

eh. eh. eh. cendol putih abu eh. eh. eh.

aku joko bolor.