Home → Cerita Pendek → Karangan mogei
 Mogei
	Mogei
	Bok-kua si Bocah Pepaya, begitulah gurunya sering memanggilnya, berjalan mati-matian mengikuti langkah kaki sang guru yang berjalan dengan ringannya mendaki kaki gunung Kun-Lun. Mereka berangkat mulai dari subuh tadi dari lembah di balik bukit di sebelah sana. Setengah harian mereka telah berjalan dengan santai melewati sawah, ladang, perkebunan, sungai dan
 Mogei
	Mogei
	Lu Man-Cung mengambil bungkusan panjang di atas meja lalu keluar dari pintu rumahnya yang sudah reot. Dia berjalan dengan lambat seakan-akan tidak rela meninggalkan semua kenangan di rumah itu. Tapi dia harus pergi. Ada satu hal yang harus diselesaikannya dan itu harus dimulainya dari sekarang sebelum semuanya menjadi terlambat. Langkahnya