Home → Bacaan → Karangan Sie Djiak Liong
DINO Presents
Karya SD Liong
Judul : Kuda Besi atau Kuda Hitam Dari Istana Biru
Selamat Membaca
Dino
LIONG HONG PO CHA YAN
Disalin : Bintang73
Negeri Kacau perjodohan terhalang
Laut dan gunung saling merindu jumpa
Gelegah menanti sang embun mencurah sayang
Duhai, siapa yang membelai tusuk kondai pusaka?
Tahun ketahun penjuru buana habis dilalang
Kepada siapa gerangan kutujukan bisikan jiwa
Syukurlah angin timur meniup hujan membayang
Bulan surut angin mengembus belibis terjaga.
cerita ini diterbitkan oleh Pantja
PANJDI TENGKORAK DARAH
(Ko Lo Hiat Ki)
Oleh : SD. Liong
Penerbit : U.P. Naga Sala
“Matamu tajam juga!†Cu Siau-bun tertawa mengejek. Tiba-tiba ia mencabut sebilah pedang pendek yang panjangnya hanya setengah meter. Begitu dikibatkan segera ia menyerang. Pedang yang begitu pendek ternyata dapat berobah menjadi lingkaran cahaya pedang sepanjang dua meter. Tubuh
Dengan niat untuk menyatukan dan mengamankan dunia persilatan, maka Sang Mahaguru berusaha untuk menciptakan perpaduan ilmu-ilmu sakti dari berbagai partai. Setelah upaya tersebut berhasil dan dunia persilatan telah dapat dipersatukan, maka dibuatlah Panji Sakti sebagai pelambang pemersatuan dunia persilatan. Untuk melindungi Panji Sakti dari unsur kejahatan, pemegang Panji dibekali dengan
“Baik, kalau begitu akulah yang akan mengajukan pertanyaan ketiga itu. Siau Mo menyaru jadi guru sekolah Siau Lo-seng dan menyelundup ke dalam rumahku. Kemudian membunuh beberapa orang yang sedang berada di rumahku. Apakah maksudnya berbuat demikian?â€
Mendengar itu Bok-yong Kang meraung. Beberapa saat kemudian, baru ia menjawab: “Pembalasan dari dendam darah!â€
Cerita
Mengapa gurunya melarang ia untuk menuntut balas atas kematian ayahnya....? Kata gurunya, larangan itu adalah pesan terakhir dari ayahnya, pada saat hendak menghembuskan napas terakhir. Mengapa mendiang ayahnya berpesan begitu? Dan mengapa pula gurunya melarang ia berkeliaran ke balik gunung? Sudah 10 tahun lamanya, pertanyaan itu mencengkam pikirannya, tanpa penyelesaian.
Toh
Sepasang pendekar muda yang telah mendapat restu dari orang tua pendekar wanita, terlanjur melakukan hubungan diluar perkawinan akibat pengaruh racun berahi, sehingga guru pendekar pria yang menerima surat pengaduan merasa malu segera menjatuhkan hukuman perguruan tanpa penyelidikan yang seksama. Kegegabahan itu telah membuat gejolak dalam dunia persilatan. Kerabat dari pendekar
“Kaupun tentunya mengerti juga bahwa peta itu penting sekali dan menjadi rebutan orang persilatan. Jika peta itu sampai jatuh ke dalam tangan taci seperguruanku, dunia persilatan tentu hancur lebur. Ah, adanya tak kuserahkan peta itu kepadanya karena aku tak mau melihat dunia persilatan dilanda banjir darah. Peta itu berada padaku,