Home → Bacaan → Karangan Teguh Suprianto
satu cerita lagi yang abdi bagikan kehadapan suhu semuanya!
cerita pendekar rajawali sakti ini aku kutib dari beberapa sumber yang tidak bisa kusebut satu persatu.
dari 214 episode hanya episode 161 yang belum abdi miliki ya itu berjudul pedang naga kumala. bagi suhu yang punya bukunya bisa di-shared di sini agar bisa
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati