“Sepasang Rajawali........,†desis Prabu Galung begitu melihat jelas bayangan yang berkelebatan di angkasa itu.
“Apa, Gusti........?†tanya Patih Giling Wesi.
“Dua burung rajawali raksasa. Yang satu berwarna putih keperakan, dan satunya lagi hitam pekat. Hm........,†kelopak mata Prabu Galung agak menyipit.
Pengarang memaparkan kisah Serial Pendekar Rajawali Sakti dalam banyak episode. Pemaparan kisah
“Tapi....... jika perjalanan dilanjutkan, kita akan sampai di samudra bebas!â€
“Yaaa, benar kita memang akan berpesiar ke tengah samudra.......â€
Kali ini, pengemis pikun benar-benar berdiri bodoh. Bila ia disuruh pergi kemana pun, ia pasti berani untuk mendatanginya. Tapi kalau dia disuruh pergi ke laut Tang-hay....... sampai matipun ia tak berani kesana.
“Sepasang Rajawali........,†desis Prabu Galung begitu melihat jelas bayangan yang berkelebatan di angkasa itu.
“Apa, Gusti........?†tanya Patih Giling Wesi.
“Dua burung rajawali raksasa. Yang satu berwarna putih keperakan, dan satunya lagi hitam pekat. Hm........,†kelopak mata Prabu Galung agak menyipit.
Pengarang memaparkan kisah Serial Pendekar Rajawali Sakti dalam banyak episode. Pemaparan kisah
Awal cerita
"Akwa, Kwa Ci bangun!!!"
Suara menggelegar memecah keheningan pagi. Beberapa burung camar yang terkejut jatuh tercebur ke laut.
Dua sejoli yang tidur beralaskan daun kelapa sontak terperanjat. Dengan sigap mereka bangun dan menyambar pedang yang tergeletak di atas pasir putih di samping mereka.
"Mana musuh yang menyerang kita?" kata Akwa sambil celingukan.
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati
Adipati Karang Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki tinggi tegap berkulit kuning. Adipati tahu siapa laki-laki itu.
“Dinda, lari........!†teriak Adipati yang teringat akan keselamatan anak istrinya. “Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!â€
“Rangga........!†jerit Tunjung Melur saat melihat puteranya terguling mendekati