Home → Cerita Pendek → Cerita Pendek oleh Nurslamet
Viral. Tenar. Basi. Dilupakan. Sungguh akhir yang menyedihkan. Bahagia diawal namun menderita diakhir. Itulah fase kehidupan artis dadakan. Selebriti instan. Tenar mendadak. Dilupakannya pun cepat. Berbeda dengan artis yang meniti karir dari bawah. Dari nol. Jatuh bangun dan menelan pahit getirnya dunia entertainmen untuk waktu yang lama. Merangkak pelan menuju
"Gue enggak setuju sama konsep pelakor karena laki-laki bukan sebuah objek yang bisa direbut. Selingkuh itu terjadi karena adanya mutual feeling (mau sama mau). Perselingkuhan enggak akan terjadi bila kedua belah pihak (laki-laki dan perempuan) tidak saling merespon. Ibarat memasukan benang jahit ke lubang jarum. Bila tangan kiri dan tangan
Pertandingan ketiga dimulai. Seperti pada pertandingan kedua, Dewa Kipas tidak konsen. Hasilnya tambah parah. Putri Irene menang telak. Dewa Kipas dihujani cemo'ohan dan kebanjiran hujatan. Kini hanya tersisa satu pertandingan.
Meski dua kali kalah telak berturut-turut namun nama Dewa Kipas makin berkibar dan semakin naik daun. Popularitasnya mengalahkan beberapa tokoh yang
"Fokus, bro. Jangan hiraukan suara-suara sumbang. Kalah dan menang hal biasa dalam pertandingan. Tugas kamu adalah berusaha untuk tidak kalah. Minimal kembali seri," suara menggema di dalam diri Dewa Kipas. "Bila kamu sudah berusaha dengan segenap kemampuan untuk tidak kalah tapi masih kalah, itu sudah diluar kemampuanmu. Kalah setelah bertanding
Di dunia nyata, pertandingan sudah berakhir. Namun dalam cerita fiksi karya Nur S ini pertandingan masih berlangsung.
Pertandingan sesi kedua dipadati penonton. Kabar Dewa Kipas bisa mengimbangi skill Putri Irene dan bermain seri mengundang rasa penasaran semua orang. Mereka berbondong-bondong datang dari segenap penjuru untuk melihat langsung sepak terjang Dewa Kipas
Di sebuah pos ronda...
"Menurut lu siapa yang akan menang, Dewa Kipas atau Putri Irene?"
"Kalo gua pegang Dewa Kipas. Gua yakin Dewa Kipas menang...."
"Jangan terlalu yakin, sob. Dewa Kipas hebat di dunia maya saja. Di dunia nyata belum tentu. Lagi pula lawan yang dihadapinya bukan kelas pos ronda macam kita. Ini
"Aku curiga Dewa Kipas cheater. Pakai cheat atau bot engine," bisik Nini Kedasih pada Putri Irene. Kabar Dewa Kipas yang bisa mengimbangi skill Putri Irene menyebar dengan kecepatan cahaya. Semua warga di negeri itu sudah mendengar dan sontak saja nama Dewa Kipas menjadi viral dan jadi trending topik di medsos
"Dewa Kipas, apakah kamu bersedia bertanding dengan putriku?" tanya Sang Prabu.
"Hamba bersedia, Gusti...." sahut Dewa Kipas tanpa ragu. Dirinya sudah gerah dan ingin cepat-cepat pulang ke kampung halamannya. Kalah tidak jadi soal bagi dirinya karena level keahlian dirinya dengan Putri Irene bagai langit dan bumi. Jadi secara logika awam pantas
"Aku keberatan, tetapi aku menghormati keputusan yang telah diambil. Sayembara ini belum selesai dan memasuki tahap kedua. Karena Dewa Kipas yang bisa membawa kepala kambing dan kemenangannya batal maka dialah satu-satunya peserta yang berhak mengikuti sayembara tahap kedua. Aku sendiri yang putuskan jenis sayembara tahap kedua. Dewa Kipas berhak atas
"Tuan Hakim, DIA CURANG!" tunjuk Pangeran Ghotam pada Dewa Kipas.
Suasana yang semula hiruk pikuk dan riuh rendah mendadak menjadi sunyi. Semua mata tertuju kepada Dewan Juri. Dengan hati berdebar-debar semua menanti keputusan apa yang akan disampaikan. Kemenangan Dewa Kipas atas Pangeran Ghotam sah atau tidak. Kemanakah Dewan Juri akan berpihak?