Home → Cerita Pendek → Cerita Pendek oleh Nurslamet
Di puncak Bukit tengkorak angin berhenti berhembus. Binatang liar berlari menjauh. Pohon-pohon berdiri tegak membeku. Andai pohon mempunyai kaki maka pasti sudah berlari menghindari kengerian.
Di atas puncak bukit dua sosok berdiri berhadapan. Aura pembunuh begitu kuat menyelimuti tempat sekitar mereka berdiri.
Dua pria berdiri berhadapan dan siap bertarung. Sosok pria berbaju
Musuh tidak pernah berkhianat. Yang bisa berkhianat adalah sahabat.
Sada memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi menyalip beberapa kendaraan yang ada di depannya. Di belakangnya lima sepeda motor mengejarnya. Di atas jalan sebuah helikopter terbang mengejarnya. Moncong senapan otomatis sudah terarah ke dirinya. Dan tepat ketika Sada sudah berada dalam jangkauan
Pesawat Elang Air yang membawa calon TKW ke Abu Dhabi telah tinggal landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kini berada di atas Laut Jawa. Di antara penumpang tampak seorang wanita. Dia Dariyah. Sejak Sada menghilang, kehidupan Dariyah dan keluarganya kembali menderita. Karena himpitan ekonomi, Dariyah memutuskan untuk menjadi TKW, dan
Matahari baru saja terbit di ufuk timur, tetapi keadaan di Perguruan Gunung Salak sungguh mengerikan. Mayat-mayat murid perguruan bergeletakan dengan kondisi mengenaskan. Hampir rata-rata tubuh mereka terpotong.
Di halaman dekat wisma utama mayat para petinggi perguruan termasuk Ki Sanjaya, ketua perguruan, kondisi mayatnya lebih mengenaskan. Tubuhnya terpotong beberapa bagian.
Pagi yang benar-benar
Sudah lama aku punya janji pada sahabatku mau datang menemuinya, namun baru hari ini aku punya kesempatan untuk berkunjung ke kampungnya.
Sahabatku tinggal di sebuah perkampungan yang ada di pedalaman Sumatra. Namun namanya perkampungan yang ada di pedalaman lokasinya sangat jauh dan harus melalui hutan belantara yang masih dihuni binatang buas.
Rabu, 31 Januari 2018. 06:00 pm.
Di sebuah tegalan tampak dua orang pemuda saling berhadapan. Melihat gelagatnya mereka akan bertarung.
"Gua datang memenuhi tantangan lo." kata Dody sambil menatap tajam Rendy, musuh bebuyutannya.
"Bagus. Gua suka nyali lo. Mari kita selesaikan masalah kita secara jantan." sahut Rendy sambil memasang kuda-kuda.
"Lo jual, gua beli.