Nyonya kita ini punya dendam hebat di dalam dirinya. coba baca tulisan dibawah dari milis mediacare.... Usia nyonya ini sudah tua. dia sudah Nenek-Nenek. Jadi mohon sabarlah dengan orang yang lebih tua. Dulu, dia pernah mengalami keindahan hidup, lalu kecelakaan sang suami merenggut kebahagiaan dirinya. Parahnya lagi, mertuanya yang ternyata tidak menyukai dia, mengambil jalan "perang". Dan menggunakan kekuasaan pengadilan agama islam, mertuanya sempat menang.
Sejak itu, genderang tabur perang di keluarkan. Kebencian menjadi api hidup dan motivasi terbesarnya. Balas dendam, menunjukkan diri bahwa dia mampu menang balik, menjadi api yang membakar, membuatnya berhasil. Akhirnya dia menikah dengan pria yahudi, ganti agama, menuntut balik serta menang, dan hidup bahagia. Sekarang, dimasa pensiun dan usia tuanya, dia rindu Indonesia. dia merasa jauh dari orang dan situasi yang pernah dekat dengan dirinya. Menurut pikirannya, kesemua kesulitan hidupnya bermula dari sebuah ajaran agama bernama islam, yang merusak hidupnya. Tapi Walaupun dia mengaku pernah muslim, Alquran, sebuah kitab suci di sebutnya "buku Keparat", agama islam adalah "ajaran Iblis Jahat" dan lain sebagainya. Jelas sekali, dia sudah berganti agama. Agama barunya adalah: semangat menegakkan kebenaran, tentu saja Kebenaran versi Mustikawati. Tidak ada versi lain.
Tidak ada lagi api pembakar hidupnya, di usia pensiun ini. Karena beban hidup dan target telah tercapai, membalas dendam ke mertua serta membuktikan diri untuk sukses telah diperoleh, dia harus mendapat amunisi baru. Susahnya, dahulu ia terpaksa melatih diri menjadi wanita yang "tajam" gaya bahasanya, dan terbiasa dengan gaya barat, yang tidak perduli perasaan orang lain. Dendam didalam dirinya, membuat ia semakin merasa senang dan bahagia bila kata-katanya lebih tajam dan menusuk. semakin tajam dan semakin menusuk, semakin merasa senang dirinya. Semakin menyiksa pembaca, semakin senang terasa. so, otomatis pemilihan kata-katanya ya seperti itu.... semua jalan tanpa di program lagi.
Bukankah sebenarnya, jauh di lubuk sana, Mustikawati ini hanya seorang Nenek Tua yang butuh perhatian dan kasih sayang? Yang membutuhkan api penggerak baru, sebagai pengganti api kebencian yang telah tertanam kuat jauh di bawah sadar sana?
ini cuplikan http://indozone.net/literatures/chapter/428/ pas banget buat ceritain diri dia....
When a person's heart had already died, there are only two things that can keep that person alive.
One of them is love, and the other is hatred.
"It is extremely easy to kill someone, but extremely difficult to convince them to live on."
No matter who or what the situation was, the method that he always approached with was love, not hatred. Because he knew that hatred could only bring about destruction. and it ends up with self destruction. Love had the power to give live throughout eternity.
----- Original Message -----
From: Hafsah Salim
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, October 20, 2006 2:04 PM
Subject: [mediacare] "Bejing to Stockholm with Love" pengungsi dari Penjagalan Islam 1965
Muskitawati & Rondang dalam Dialog disebuah Makam !!!
Erlina Rondang Marpaung adalah seorang columnist yang bukan Islam yang
berhasil menyelamatkan nyawanya bersama suaminya dari "cinta kasih"
ajaran2 Islam yang mengejarnya karena dituduh sebagai antek2 komunis.
Ny. Muslim binti Muskitawati adalah seorang muslimah yang scientist
yang terpaksa meninggalkan Indonesia akibat hartanya habis dijarah
hukum Islam yang mengharuskan semua kekayaan pasangan suami isteri
harus diserahkan kepada ayah dari suaminya sewaktu suaminya meninggal
dunia.
KEDUANYA BERTEMU DALAM DIALOG DISEBUAH MAKAM
> ( Prolog: Catatan dan Kenangan..... )
> ( Oleh: Rondang Erlina Marpaung )
> Mulutmu bergerak-gerak ke arah Nyala seakan kau ingin
> memberitahukan sesuatu. Setelah itu kau membuka kedua
> belah matamu lebar-lebar, menarik nafas pelan-pelan.
> Kedua belah matamu dan kedua belah lembaran bibirmu
> saling mengatup perlahan-lahan bagaikan sebuah layar
> di atas panggung - layar yang menutup sebuah
> perjalanan kehidupan anak manusia. Seolah kau hendak
> menyampaikan sebuah pesan kepada aku dan Nyala : -
> Sayangku, aku anak manusia harus kembali keasalnya
> .....Aku berhenti bernafas. Jasadku harus bersatu
> dengan bumi ini - jiwaku kembali ke dunia asal...
> Isteriku .., Nyala..anakku... perjalanan kalian masih
> panjang. Teruskanlah perjalanan ini. Dimanapun kalian
> berada, hati-hatilah setiap menjejakkan langkah di
> bumi fana ini......, jangan seperti aku......!"
> Dr. datang memeriksa kau, lalu dengan tenang dan
> hati2 Dr.mengatakan: - Afif sudah pergi.....", sambil
> melihat kami dengan muka sedih.
> Aku bertanya pada Dr.: - Dr. mengapa Afif bisa kena
> kanker!? Apa yang menyebabkan itu ?!
> Dr..... menjawab :- Keadaan lingkungan yang jelek ,
> udara yang tidak bersih dan gas dari tanah.. Dan
> kanker ini , kanker ganas yang bernama Abidino... dan
> belum ada obatnya...
>
Aku sedih dan ikut menangis membaca tulisan anda, aku mengenang
suamiku yang harus mati kecelakaan di pemboran minyak yang meledak
lepas pantai. Anda wanita yang berbahagia yang bisa mendampingi suami
disaat-saat akhirnya, dan sangat berbeda dengan diriku yang tak pernah
melihat mayat suamiku sekalipun, bahkan tidak pernah lagi kulihat
dimana dia dikuburkan, mungkin dia terkubur diperut ikan2 Hiu.
Suamiku bekerja pada perusahaan minyak asing terkenal "Schlumberger",
dia seorang lulusan insinyur dari ITB, dia bergaji sangat besar untuk
ukuran kelas menengah Indonesia, namun aku berpenghasilan lebih besar
lagi. Namun gaji yang begitu besar yang dikumpulkan kami berdua belum
sempat dinikmati bersama, dia harus menghentikan perjalanan nasibnya,
sementara aku harus mengubah perjalanan arah nasibku ini agar tidak
dipasrahkan kepada kepercayaan agama yang ternyata lebih banyak menipu
diriku sendiri.
> ABANG, kau adalah teman hidupku yang baik yang penuh
> cita-cita hingga akhir hayatmu.. Seorang bapak yang
> baik untuk anakku. Pada tahun2 pertama permulaan
> perkawinan kita, aku jatuh sakit. Dua bulan tinggal
> di rumah sakit di Peking. Kau datang menjengukku .
> Wajahmu penuh kekhawatiran, takut jiwaku melayang
> meninggalkan kau di muka bumi ini. Kau mendekati aku
> dan berkata dengan wajah sedih: - Maaf
Memang kalian berdua lebih bahagia meskipun dalam pelarian karena
fitnah agama karena dianggap kafir atau komunis.
Tentunya berbeda dengan nasibku, agama Islam menentukan bahwa semua
harta milik pasangan suami isteri akan diambil atau jatuh kepada ayah
atau orang tua sang suami yang dalam hal ini mertuaku sendiri yang
selama ini banyak aku memberikan sumbangan untuk keperluan ikut
merasakan kehidupan mewah yang tidak pernah dirasakannya meski dengan
bershalat 5 kali sehari.
Sudah menjadi standard disemua perusahaan2 asing terutama di pemboran
minyak lepas pantai, setiap pegawai selalu dilengkapi berbagai macam
asuransi kecelakaan dan asuransi lainnya, bahkan ditambah lagi
asuransi jiwa kami berdua yang kami beli sendiri polishnya dengan
menyisihkan gaji kami berdua. Seluruhnya total polish kami dapatkan
hampir $5 juta.
Namun mertuaku menuntut semua dana asuransi milik kami berdua melalu
pengadilan Agama Islam laknat ini yang telah memutuskan semua harta
itu harus diserahkan kepada mertuaku. Berdasarkan hukum Islam, suami
yang meninggal, maka hartanya harus diambil alih oleh ayahnya yang
dalam hal ini ayah mertuaku. Pengacara aku sewa, menyatakan bahwa
uang premi asuransi bukanlah harta warisan, melainkan uang ganti rugi
kecelakaan yang harus jatuh kepada aku sebagai isterinya. Namun
negara yang sudah diracuni agama sudah tidak bisa melihat
perbedaannya, sama seperti juga mereka tidak bisa membedakan kafir dan
komunis, karena semuanya sama2 harus dilindas selama bukan Islam.
Demikianlah uang asuransi yang bukan merupakan peninggalan warisan
akhirnya jatuh semuanya ketangan mertuaku yang serakah atas bantuan
hukum Islam yang terkutuk ini.
> AKU MENYIMPAN kenangan indah tentang dikau, abang.
> Masih ikatkah kau abang , tahun 2001 sore hari ketika
> kita saling bergandengan tangan sedang berjalan
> menuju ke sebuah gedung di Medbörjarplatsen untuk
> menghadiri rapat laporan tahunan PEN Club, tiba-tiba
> seorang gadis muda Swedia dengan membawa tustel
> berlari cepat dan berdiri menghadang kita:
>
Memang benar, kalian menyimpan kenangan indah jauh diluar tanah air
kita, sedangkan aku menyimpan dendam terhadap perampok2 hartaku
satu2nya yaitu suamiku tercinta dan premi asuransinya $5 juta. Bahkan
kalian beruntung bisa menyelamatkan diri diluar Indonesia sehingga
pada 1965 tidak sempat melihat gelimangan darah dan mayat2nya sebanyak
lebih dari 10 juta orang akibat kasih sayang ajaran Islam yang
dibacking tentara waktu itu. Mereka menggorok leher siapapun yang
kaya yang dituduhnya kafir komunis dan menjarahi semua harta maupun
rumahnya, anak2 dibunuh, wanita diperkosa sebelum dibunuh, laki2
langsung digorok sehabis matanya ditutupi kain sarung. Semuanya
memang mengerikan, dan kebiadaban itu akhirnya menimpa diriku dengan
cara2 yang berbeda. Aku yang Islam dipaksa pasrah untuk bersedia
dijarah semua sisa hartaku yang berupa premi asuransi jiwa suamiku
yang mati yang sebesar $5 juta itu sebagai tegaknya hukum Islam, atau
hukum Allah dalam melindungi kaum wanita yang lemah ini.
> Kita berdua punya bidang, lapangan dan cita-cita yang
> sama. Sastrawan, penulis, jurnalis , berkecimpung di
> berbagai bidang seni dan budaya, berbagai ilmu dan
> politik-ekonomi. Kita berdua saling berdiskusi ,
> berdebat... dan saling mendorong dan saling penuh
> pengertian satu-sama lainnya.. Kita membina rumah
> tangga bersama, mendidik putri tunggal kita bersama.
> Ada masalah kita pecahkan bersama.....Kita berdua
> berlainan suku bangsa, Batak dan Aceh. Aku
> mempertahankan nama dan margaku Marpaung dalam bidang
> karierku sama seperti masa mudaku, masa remaja dan
> masa anak SD di Indonesia sebagai penulis cerita
> pendek, jurnalist, pemain teater, deklamatris dll.
> Dan kau ingin supaya orang tahu bahwa isterimu itu
> adalah orang batak Marga Marpaung . Kau malah
> mendorong itu. Aku dilahirkan dari keluarga Kristen
> Protestant dan kau dilahirkan dari keluarga Muslim.
> Masih ingatkah kau abangku, seorang teman berasal
> dari India pernah bertanya kepada kita, mengapa kita
> bisa menjadi suami-isteri ?!
> Lantas aku menjawab:- Karena Cinta dan Cita2... Dan
> kita menikah di kantor cacatan sipil...di Peking. Aku
> merasakan begitu juga kau, dua agama dalam kehidupan
> kita menambah kehidupan kita kaya tentang pengenalan
> dunia, ilmu dan kehidupan kita terasa indah dan
> romantis.
>
Memang, kalian berdua beruntung, bisa merasakan bagaimana berpetualang
didunia yang bukan Islam yang jauh lebih adil dari tanah airku yang
penuh tipu muslihat tentang bagaimana adil dan bahagianya hidup
dilingkungan yang Islami, sementara kenyataannya, hartaku dirampok
oleh mertuaku sendiri karena dia memanfaatkan hukum Islam yang tidak
adil ini.
Dengan kemarahan dan dendam yang membara, aku keluar Indonesia
berpetualang sendiri di Amerika dan berhasil menduduki jabatan tinggi
dengan gaji yang besar yang berakhir dengan pernikahanku dengan
seorang pemuda Yahudi yang ganteng anak seorang pengacara terkenal
yang kaya raya disini. Dengan perlindungan hukum negara adi daya
inilah akhirnya aku berhasil menuntut keadilan untuk pengembalian
semua hartaku yang dirampas dengan menggunakan hukum Allah ini.
Meskipun dalam kenyataannya, harta yang berhasil disita itu sudah
menyusut kurang dari separohnya.
Dengan semua bakat maupun harta yang ada pada diriku, aku berjuang
untuk membebaskan semua perlakuan tidak adil oleh hukum Islam terhadap
wanita2 Islam diseluruh dunia. Sudah waktunya semua umat Islam
diseluruh dunia menghentikan segala kejahatan2 ajaran agamanya
terhadap wanita maupun isteri2nya. Meskipun pada akhirnya aku bisa
merasakan dan menikmati kebahagiaan pada sisa2 akhir kehidupanku ini,
namun aku tetap saja sedih sewaktu membaca tulisan2 anda yang harus
atau dipaksa dalam pelarian anda hanya karena dianggap lawan agama
mereka. Anda tetap bisa merasakan bahagia dalam pelarian ini, namun
siapakah yang bisa merasakan apa yang aku rasakan sebagai wanita yang
harus melarikan sendirian karena tidak bisa mempasrahkan dirinya untuk
diperkosa hak2nya dan dirampas harta2nya untuk kebenaran agama dan
untuk tegaknya hukum Allah yang tertulis dalam buku keparat yang
disebutnya AlQuran !!!!!
> KETIKA KITA berada di RRT pada hari Natal kau
> menemani aku keGereja dan kau membantu aku memasang
> pohon Natal di rumah, karena ini merupakan suatu
> tradisi ketika aku tinggal bersama orang tuaku di
> Jakarta. Dan kau mengerti. Pada waktu hari Raya Idul
> kurban di Guangzhou, kita bertiga , aku, Nyala dan
> kau pergi ke Mesjid. Ketika Comite TimorTimur tahun
> l995 di Swedia menyambut Uskup Belo Pemenang Hadiah
> Nobel Perdamaian dengan sebuah acara di sebuah Gereja
> di Medbörgarplatsen, kita datang di undang hadir.
> Uskup Belo langsung memimpin kebaktian di gereja itu
> kemudian dilanjutkan dengan perjamuan suci -
> penyuguhan meneguk anggur. Kau pun ikut maju dalam
> barisan dan meneguk anggur yang disuguhkan Uskup
> Bela. Aku sungguh terkejut. Langsung aku tegur kau:-
> Bang, yang bisa meneguk anggur itu hanya mereka yang
> sudah naik Sidhi macam aku. Tadi aku sudah juga
> meneguk anggur itu. Kau pun hanya tersenyum: - Aku
> maju ke depan ingin menyalami beliau, mengucapkan
> selamat, tapi kemudian beliau menyungguhkan minuman
> anggur kepadaku. Masa aku tidak minum , itu kan tidak
> baik dan tidak sopan .....".
>
Benar2 pengalamanmu sangat mengharukan, aku ikut bisa merasakan
kebahagiaanmu sebagai pasangan suami isteri. Akupun sempat
merasakannya bersama suamiku yang dulu, namun kebahagiaan kami harus
dihancurkan oleh ajaran agama Islam atau oleh tegaknya hukum Allah
yang penuh kebiadaban ini.
RRT memang sebuah negara kafir yang bagaikan mimpi bagiku, aku akan
mengunjungi negara kafir ini sebelum akhir hayatku. Negara inilah
yang telah sempat berhasil menjadi tempat naungan hidup sementara bagi
kalian berdua, terima kasih RRT, kalian difitnah oleh bangsaku, kalian
dihina oleh umat agamaku, dan puteri2 kalian telah diperkosa oleh
agama dan bangsaku, putera2 kalian yang ulet dan rajin dijarah
toko2nya dirampas motornya dipenggal lehernya, namun kalian masih
bersedia dengan penuh cinta kasih menolong saudaraku Erlina Marpaung
dan Afif. Aku sekarang adalah bagian dari bangsa Amerika, tidak akan
melupakan jasa2 kalian kepada saudara2ku, kepada umat seagama dengan
aku, bahkan kalian masih bersedia menolong bangsa dan negaraku dari
krisis ekonomi yang mencelakakan seluruh masyarakat bangsaku ini.
> ABANG, kepergianmu untuk selamanya dari muka bumi ini
> dari bumi Viking, menimbulkan kenangan dan catatan
> yang penuh arti bagi kami berdua aku dan Nyala.
> Sepanjang jalan di pagi subuh sepi dari rumah
> sakit menuju pulang bulan bundar bersinar terang di
> kelilingi oleh bintang2 yang gemerlapan seolah-olah
> mengawal kami berdua disepanjang perjalanan pulang.
Aku ikut menangis sedih dan haru, kalian adalah korban dan dikorbankan
oleh kebiadaban dari agama yang selama ini aku percaya sebagai adil
dan bijak. Aku memang mempersalahkan Amerika yang sekarang menjadi
bagian dari kehidupanku bernegara, namun kenyataan tidak selalu sama
dengan kecurigaan selama ini, Amerika selalu belajar dari kesalahan,
memperbaiki kesalahan mereka masa lalu, dan menebus semua akibat dari
korban2 mereka dengan segala cara agar tidak memicu api dendam yang
lebih dalam.
Hai mbak Erlina Rondang saudaraku, maafkanlah Amerika, aku akan
mengubah Amerika, seperti juga aku akan mengubah ajaran agamaku yang
jahat ini. Islam adalah ajaran agama yang paling biadab didunia
sekarang, namun sebagai umatnya adalah menjadi kewajibanku untuk
mengubah kebiadabannya menjadi kebaikan. Demikian juga tidak berbeda
dengan Amerika yang penuh kebencian kepada komunisme yang telah
menggunakan kebiadaban ajaran agama dan umatnya untuk membantai siapa
saja di bumi pertiwi yang kita cintai ini atas nama Allah, agama
Islam, maupun Demokrasi.
Semua nya banyak melakukan kesalahan, namun kita generasi penerus
bukan seharusnya mempertahankan dan melestarikan kesalahan,
melestarikan kejahatan, dan melestarikan dendam kebencian seperti yang
selama ini diajarkan oleh buku2 suci seperti AlQuran. Orang Jawa yang
tidak mengenal Yahudi, ternyata sangat membenci Yahudi hanya karena
mereka mengenalnya melalui AlQuran. Sebagai umat Islam, aku
berkewajiban memperbaiki cacat2 ajaran Islam yang penuh kebencian
dengan menyempurnakannya menjadi ajaran2 yang hanya berisi kasih
sayang yang bebas dari kebencian yang berdasarkan perbedaan2
kepercayaan. Berhala harus dilindungi bukan dilibas, penyembah
berhala harus dihormati sama dengan mereka yang beriman kepada Allah.
> Abang, aku tahu pada saatnya kau akan pergi. Tapi aku
> tidak mau menyerah dan masih terus berusaha mencari
> obat alami, Kunyit putih dan Mengkudu tikus dll. Aku
> cari di toko-toko India dan Tjina diStockholm - tak
> bersua, sampai kematianmu datang merenggut jiwamu.
> Ah, abang kepergianmu untuk selamanya adalah sebuah
> dukacita yang dalam bagiku dan Nyala .Ini sebuah
> kenyataan. Semua serasa mimpi. Begitu cepat terjadi
> dan berlalu . Tapi wahai siapa yang bisa mencegah
> kepergianmu itu...Ketika kita bertunangan, kita
> berpisah. Kau ke Korea Utara kurang lebih setahun.
> Aku pikir kita tak akan bersua lagi. Kemudian dari
> Vietnam, ke RRT. Vietnam menyerang Kamboja. Situasi
> begitu genting saat itu.. Nyala masih kecil sekali.
> Aku tidak boleh lama-lama di Hanoi. Kau menunggu di
> Peking, kau gelisah dan putus asa. Tapi seorang ibu
> yang berpengalaman dalam berbagai gerakan di
> Indonesia mengatakan kepadamu: - Jangan khawatir bung
> Afif, Rondang itu wartawan . Dia bisa mencari
> jalan....".
>
Memang kau Erlina Marpaung seorang wanita yang kuat dan keras, aku
mengagumi mu, akupun akan sekeras engkau kalo saja aku tidak
dilahirkan dalam lingkungan Islam yang memaksakan wanita harus dibawah
kekuasaan laki2. Namun kenyataannya sekarang aku telah menjadi lebih
keras lagi dari dulu, dunia Islam mulai terpengaruh, Islam mulai
berubah, terorist2 Islam ditinggalkan umatnya dimana-mana. Akankah
agama Islam menjadi seperti agama2 Yunani Kuno ???? Tentu mungkin,
semua tergantung kepada kemauan umatnya untuk merubah diri atau habis
ditelan masa karena ditinggalkan umat yang haus kasih sayang dan
perdamaian. Kebencian dan kebiadaban pasti kalah, bukan cuma
dikalahkan musuh sebagai lawannya, juga kalah karena ditinggalkan
umatnya yang makin menyadari bahwa dongeng2 Allah hanyalah racun atau
dogma yang dipaksakan untuk membelenggu kebebasan umatnya itu sendiri,
untuk menjerumuskan umatnya sendiri kedalam penderitaan yang bisa
dirasakan sebagai se-olah2 kebahagiaan.
> Kau mendapat ancaman dari kiri kanan, karena
> tulisanmu yang begitu keras, tajam dan terbuka dalam
> melawan ketidak-adilan . Tapi yang sangat
> menggelisahkan aku adalah ketidak hati2anmu dalam
> dunia pergaulan dan terhadap keadaan di sekitarmu di
> mana pun kau berada. Sebagai contoh ketika kita masih
> pengantin baru - kita berperahu-perahu di danau
> Peihai di Peking. Kau duduk di pinggir perahu, hampir
> saja kau terbalik masuk ke dalam danau itu.,
> cepat-cepat aku tangkap kau.. Demikian juga di Swedia
> ketika naik bis atau naik kereta-api, kau selalu
> turun menurunkan kereta belanja tidak menjauh dulu
> dari bis atau dari kereta-api, tapi langsung turun
> dan berhenti menurunkan barang. Itu berbahaya sekali.
> Kau bisa terseret dan masuk ke bawah kolong bis atau
> kereta-api. Yang terakhir tahun 2003 musim semi. Kau
> lakukan lagi seperti itu.. Aku teriak: - Jangan kau
> berhenti dulu , nanti kau terseret... ". Setelah kita
> menyebrang jalan, kau agak marah kepadaku dan
> mengatakan aku ini cerewet. Aku menangis, menangis
> tersedu-sedu: - Abang aku tidak mau jadi janda......,
> aku belum siap jadi janda.....". Kau terkejut. Segera
> kau datang memelukku, membelaiku seperti seorang
> bapak membujuk anaknya: Tidak sayang, tentu
> tidak...!".
>
Kau, Erlina Rondang, suamimu bahagia memiliki isteri seperti kau, dan
aku bangga mempunyai wanita Indonesia yang setia kepada suaminya,
mencintai anak2nya, bersedia bertualang dalam kesusahan dalam menembus
kebenaran dan keadilan.
> Beristirahatlah dengan tenang, Abang. Kau selalu
> tetap di hatiku di hati kami berdua Rondang dan
> Nyala. Kami pulang........hari sudah senja.....Sampai
> di rumah, Nyala mengingatkan aku supaya sajak Papanya
> menyambut ulang tahunnya tahun 2003 disertakan dalam
> tulisanku ini.
> Terapivägen 12 A, Flemingsberg, 8 Juni 2003.
> Swedia , 25 April 2005
Mungkin nasib baik suatu waktu bisa mempertemukan kita berdua,
merencanakan petualangan baru untuk menegakkan perdamaian dunia dengan
membebaskan wanita dari setan2 agama dan Allah2nya. Aku sekarang
sangat kuat, melebihi kekuatan yang siapapun bisa membayangkannya,
semua sedang dalam perjalanannya, aku memulainya sendirian dan aku
akan mengakhirinya ber-sama2 mereka semua yang menuntut keadilan dan
perdamaian.
Ny. Muslim binti Muskitawati.