Post-44519

Post 201 dari 857 dalam 8 LINGKARAN DEWA (天龙八拳)

HomeForumKomentar Bacaan8 LINGKARAN DEWA (天龙八拳)Post-44519

#201 avatar
dimas 9 Januari 2008 jam 1:27pm  

gOOD.

Manstap banget. Terus terang, cerita ini sangat menarik untuk dibaca.
Ulasan cukup detail namun tidak membosankan. Saya setuju itu, tapi yang lebih menarik lagi, kelengkapan unsur dalam ceritanya; ada unsur perburuan ilmu, persaingan aliran putih dan hitam, pemberontakan, politik, sifat patriotisme, atau kepahlawanan, trus ada juga menemukan semacam harta karun / berupa ilmu ataupun penemuan lainnya yang mendebarkan. Terutama tokoh-tokoh yang sangat tinggi ilmunya, bak malaikat. Wuih luar biasa. Ying Jing bisa menguraikan falsafah yang sulit dipahami oleh orang tua. Tiba-tiba aku juga sadar, entah darimana penulis (pahlawan) mendapatkan makna tersebut, tetapi sangat mirip dengan apa yang diajarkan dalam Islam.

1. Bahwa akal-budilah yang menundukkan hawa nafsu, bukan nafsu yang mengendalikan akal. Nafsu merupakan bagian dari hati, hati tidak dapat serta merta dipahami sebagai sebuah kebenaran, karena tidak ada orang yang dapat membedah hatinya, karena hati mudah sekali terombang-ambing. Untuk dapat memahami arti hati, mungkin dapat menukil dari hadist nabi Muhammad saw. tentang hati, dimana beliau mengatakan "Tahukan engkau bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, yang apabila itu bersih maka bersih pulalah tubuhnya, jika itu menjadi hitam maka akan hitam pulalah tubuhnya, ketahuilah itu adalah hati." Artinya jika hati bersih maka sikap tubuh dan fikiran akan menjadi bersih, jauh dari hawa nafsu, dan jika hati kotor maka akan rusaklah perbuatan orang tersebut. Hal yang menarik adalah bagaimana membuat hati menjadi bersih? Caranya adalah dengan melatih hati untuk senantiasa mendukung akal dalam menggapai kebenaran. Hati dan akal harus bergerak seiring/harmonis sehingga bisa menghasilkan keyakinan yang mendalam dan menenangkan jiwa.
2. Kebenaran adalah hasil penggalian akal terhadap kebenaran hakiki yang datang dari Sang Pencipta. Manusia sendiri tidak dapat mengukir kebenaran hanya dari akal-nya yang pendek dan terbatas. Kebenaran yang harus kita ungkapkan adalah mengenai siapa diri kita, mau kemana kita dan akan kemana kita. Apakah jawaban yang tepat untuk itu semua? Jawaban yang tepat akan diperoleh jika kita mulai berfikir tentang diri kita, alam sekitar kita dan kehidupan kita. apa dan siapakah kita..? kekal kah kita? jadi apa kita setelah mati? akankah kita hanya mati berkalang tanah ataukah akan menghadapi pertanggungjawaban? jangakan orang mati, orang hidup saja harus bisa bertanggungjawab, apalagi kalo sudah mati..? kepda siapa kita bertanggung jawab? kepada manusia kah? atau kepada pencipa manusia? Lantas, siapakah pencipta manusia itu? Apakah dia benar ada? Apakah dia kekal? apakah dia yang mengawali semua kejadian, membentuknya dan memeliharanya? dan apakah ini semua akan dibiarkan kekal abadi? atau semuanya akan turut binasa?

Menarik sekali sajian falsafah yang ditulis oleh pahlawan. Mudah-2an ke depannya semakin baik. Tapi pesen saya, jangan terlalu panjang ceritanya... Bisa memunculkan kebosanan. Buatlah sampai mereka menemukan kebenaran sejati, sehingga bacaan ini selain bisa menghibur juga menanamkan pengaruh positif bagi para pembaca.

Trims