Post-44863

Post 46 dari 1.228 dalam Seruling Sakti

HomeForumKomentar BacaanSeruling SaktiPost-44863

#46 avatar
Didit 4 Februari 2008 jam 11:24am  

Ismunandar menulis:
Terjadi kejanggalan dalam cerita ini:
Cerita silat ini merupakan kisah pada zaman dimana ilmu pengetahuan belum tersistematiskan seperti saat ini. Katakanlah seribu tahun lalu. Salah satunya adalah konsep hujan. Oleh sebab itu uraian Jaka tentang hal di bawah ini menjadi janggal'

"Lalu setelah air tertampung sampai di laut akan terjadi proses yang membuat kita makin mengerti air itu. Proses yang kita kenal sebagai hujan... dan belum pernah kita dengar hujan turun asin rasanya, karena pada saat penguapan zat yang membuatnya jadi asin tertinggal didasar laut. Dan proses seperti itu patut dipikirkan. Matahari yang menguapkan air laut, lalu uap itu tertiup kedaerah yang lebih dingin, kemudian hujan."

memang masalah pemilihan bahasa yang mereferkan ke masa lampau, saya belum menemukan kalimat yang tepat... agak sulit juga.. saya bahkan meniru penjelasan hoa bu koat, saat dia menjelaskan lolosnya siau hiji dari kandang Gui bu geh.. :x

Dalam Serat Karida yang diceritakan oleh kakek saya, konsep keilmuaan seperti ini sudah diketahui para pendiri babad nuswantara, pernah membaca ramalan jayabaya? disana juga menukilkan pengetahuan masalah ini...

sayangnya pengetahuan sejarah kita yang terlanjur di kotakkan dalam begitu sempita waktu, "nusatara memasuki jaman prasejarah dan sejarah"-lah yang membatasi daya imajinasi.

Kutip:
Kejanggalan ini seperti tak terlihat manakala melihat kepiawaian Jaka mencerna tanda-tanda yang diberikan alam kepadanya. Demikian pula dengan kepiawaian memahami urat, otot, syaraf dan tulang serta organ tubuh. Namun tetap saja janggal. Aneh. Jaka mengucapkan sesuatu yang berada dalam konsep hujan saat ini. Semua menerima, seakan konsep itu telah menjadi konsep yang diketahui umum, bahwa air hujan adalah hasil penguapan air laut.
ya, justru karena inilah konsep baru yang 'dipikirkan' jaka... semua menerima, karena belum tahu :)

Kutip:
Namun yang berkenaan dengan konsep filosofi hidup, memang kita patut belajar dari uraian masa lalu sebagaimana diuraikan Jaka secara gamblang. Rasanya konsep itu memang mengemuka di era dimana kisah ini dibuat. Di era sekarang konsep itu seakan teralienasi (kebutuhan terhadap keterhubungan dengan Tuhan)disebabkan hedonisme dan hura-hura dan muncul sesaat pada saat kita terkena musibah dan butuh Tuhan untuk membantu kita.
pada saat menulis bagian ini, saya terpengaruh dengan Kho Ping ho yang begitu kental dengan unsur pembangunan moralnya..

Kutip:
Thanks buat didit atas update nya yang hampir setiap hari. Kalo ngenet rasanya nggak klop kalo belum ke indozone.net. Bravo Dit, salam hebat!
makasih juga masukannya, saya juga berusaha bahasanya dibuat senatural mungkin.. mungkin akan ada latar belakang data/fakta masa lalu, untuk mensupport penjelasan yang berbau ilmiah.

teteplah memberi masukan..

terimakasih banyak mas #ismunandar