Post-46818

Post 25 dari 266 dalam Bu Eng Hu (Istana Tanpa Bayangan)

HomeForumKomentar BacaanBu Eng Hu (Istana Tanpa Bayangan)Post-46818

#25 avatar
Leo_Kristi 30 Juni 2008 jam 5:13am  

Saya baru baca halaman pertama tapi sudah mulai suka. Anda punya bakat menulis yg baik sekali. Perhatikan paragraph ini:

"Pengemis yang sudah berusia sekitar lima puluh tahun ini mengajak Lie Yang masuk ke kelenteng dan diikuti oleh pengemis lainnya. Di dalam kelenteng rusak itu terdapat api unggun kecil sebagai penghangat badan. Lalu mereka duduk melingkar menghadap api unggun."

Saya suka bahwa anda tidak luput untuk menggambarkan tahapan perilaku yg wajar: orang mau ngobrol, mereka ngumpul dulu, lalu memilih duduk melingkari tungku, baru mulai ngobrol. Pengarang baru kadang terlalu pingin bercerita dan lupa menggambarkan sequences (tahapan) yg normal. Misalnya, pengarang baru bisa saja menceritakan isi obrolan, langsung begitu Song kongcu datang.

Kemampuan pengarang untuk mengambil jarak dari cerita yg dia tulis, mengevaluasi apakah sequences yg dia gambarkan itu 'wajar', adalah sangat penting. Ini skill yg kritikal untuk menciptakan detil2 kecil, yg secara sepintas tidak penting tapi sebenarnya bisa sangat menentukan jalan cerita. Yg membedakan cerita yg bagus dari yg lain adalah detilnya. Misalnya: "Sedetik, Song melihat sekilas cahaya berkilat di mata si Fulan" .. sebuah ilustrasi kecil yg cukup menggambarkan adanya motif yg mencurigakan dalam diri si Fulan. Ilustrasi ini lebih wajar daripada bercerita begini: "Entah mengapa Song merasa curiga terhadap si Fulan."

My two cents! Good luck with the rest of the story.

Leo_Kristi