Post 12 dari 68 dalam Pedang Tetesan Embun
Home → Forum → Komentar Bacaan → Pedang Tetesan Embun → Post-57079
#12 | ![]() |
harkat_m
31 Juli 2010 jam 1:20pm
 
Didit menulis:Sebenarnya Siauwte tidak ada masalah jika bung Didit ikut menyisipkan, mengutip ataupun menyitir beberapa ayat dalam kitab suci Al-Qur'an, bahkan saya setuju jika dengan demikian setiap pembaca bisa mengambil manfaat dan pelajaran yang baik darinya, tentunya hal ini bisa terwujud jika hal itu digunakan dalam konteks yang tepat dan cara yang baik. Sehingga disini Siauwte sedikit menyarankan pada bung Didit agar sangat-sangat berhati-hati dalam hal menyitir beberapa ayat dalam kitab suci Al-quar'an di dalam karya bung Didit. Juga bung Didit perlu 'bijak' dalam menyikapi hal itu. Sebagai contoh case adalah SH. Mintardja di dalam karya-nya Api Di Bukit Menoreh. Meskipun beliau seorang non-muslim yg setahu siauwte beraliran 'kejawen', beliau berhasil memasukkan sebuah unsur keagamaan di dalam karyanya yg sudah pasti kental berlatarkan agama islam, karena berseting era kerajaan Demak-Pajang-Mataram Baru, meskipun tidak secara lugas dan tersurat, hanya secara tersirat, seperti ritual "berwudhu, dan 'Sholat'. Siauwte malah lebih tertarik untuk mengambil dan menyisipkan beberapa teori ilmu fisika atau biologi untuk dimasukkan dalam sebuah unsur cerita yang sedang siauwte susun '3 Liong'. Itu Juga masih dalam tahap belajar, hehehe. Beda jauh dengan Bung Didit yg sudah expert. Namun demikian, siauwte tetep support terus karya2 bung Didit. Semangat! |