Sementara itu di pelataran istana, Azalae sang Sastrawan Tangan Cepat sedang asyik tertidur di atas pohon.
Dua menit yang lalu dia sedang mengawasi muridnya, Cathy yang sedang menghafal jurus baru yang baru saja diajarkannya.
Cathy terlihat jemu dan sesekali berusaha mempraktekkan jurus barunya ini. Ketika dilihatnya gurunya asyik tidur di atas pohon, dia jadi tambah kesal.
"Aku rajin-rajin menghafal dia malah enak-enakan tidur!" gerutunya.
Dilihatnya shiro, anjingnya yang sedang asyik membuang hajat tak jauh dari tempat dia berdiri. Tersenyum licik, dia lalu menghampiri shiro, diambilnya daun dan sambil memencet satu hidungnya, dia ambil kotoran anjing itu dan diletakkannya di atas daun.
Pelan-pelan dia naik ke atas pohon. Shiro dibopongnya di atas pundaknya. Dia sudah mengkode shiro untuk tidak bersuara selagi dia melancarkan aksi busuknya.
Sesampainya di atas pohon, Cathy menaruh kotoran anjing beralaskan daun itu dengan hati-hati di atas telapak tangan kanan Azalae yang memang terbuka.
Dicabutnya dua helai rambutnya yang panjang, lalu digelitik-gelitikannya ke arah hidung Azalae yang sedang asyik mendengkur.
Merasa terganggu, Azalae mengira ada lalat yang mengganggu tidurnya, ditepukkannya keras-keras tangan kanannya - yang sekarang penuh kotoran anjing itu - ke hidungnya.
Plokkkkkkk..... Cathy tertawa kecil. Azalae mulai terbangun dari tidur siangnya. Cathy lalu mengkode Shiro untuk menggonggong keras-keras.
Kaget sekali Azalae baru bangun disambut gonggongan anjing seperti itu. Hilang keseimbangan, dia lalu terjatuh dari pohon. Buuuuuuukkkkkkkkk.... pantatnya yang lebar mendarat mulus di rumput istana.
Cathy dari atas pohon jingkrak-jingkrak dan bertepuk tangan, puas akan kesuksesannya kali ini.
Azalae mencium bau yang tak sedap. Bau itu sepertinya dekat sekali. Bola matanya tertumbuk pada hidungnya.
"Cathyyyyyyyyyy!!!!!!!!!" serunya jengkel. Bukan pertama kalinya muridnya yang nakal ini menggodainya.
Cathy turun dari pohon, masih menutup mulutnya karena geli.
"Ya guru?" jawabnya sambil menahan tertawa.
"Kamu aku suruh menghafal, malah bermain-main!" tuding Azalae.
"Sudah hafal dari tadi, guru! Shiro pun sepertinya sudah bosan mendengarku menghafal." bela Cathy.
Azalae mengambil air dari kolam, membersihkan muka dan tangannya.
"Hukuman untukmu," kata Azalae, "Tulis yang kamu hafalkan tadi itu lima ratus kali!" katanya sambil berlalu.