Post-63781

Post 186 dari 610 dalam Pedang Angin Berbisik (TAMAT)

HomeForumKomentar BacaanPedang Angin Berbisik (TAMAT)Post-63781

#186 avatar
Han1977 26 Januari 2012 jam 11:46am  

@yarisdiyanto, wah beribu maaf suheng, agaknya untuk keinginan suheng yang satu ini sulit untuk saya penuhi. Sebisa mungkin saya berusaha menampilkan Ding Tao sebagai sosok yang lurus dan bukan sekedar lurus tapi esktrim lurus. Lepas dari kelemahannya, tapi dia mengejar nilai2 yang luhur dan lurus itu.

Bukan berarti Ding Tao tidak bercacad, Ding Tao pun memiliki kelemahan, dan ada waktunya dia akan jatuh melakukan kesalahan. Tapi lurusnya ini terpaksa tidak bisa ditawar, sebegitu tidak bisa ditawarnya hingga saya berharap lurusnya Ding Tao inilah yang menjadi cacat dari tokoh tersebut. Mis: Terlalu lugu dan naif sehingga ketipu terus, dsb.

Tapi kalau sekedar nakal sedikit, sudah coba dihadirkan sewaktu dia berkelahi melawan sepasang iblis muka giok.

Dan ini terpaksa tidak bisa ditawar2, karena ini salah satu bagian utama dari bagian yang tersirat dalam kisah PAB ini. Entah berhasil entah tidak, saya punya keinginan bahwa dalam menulis PAB ini ada dua sisi yang saya gali, apa yang disampaikan lewat kata-kata dan bisa dibaca dengan mata. Serta apa yang ingin saya sampaikan, tapi tidak terungkap lewat kata, melainkan hanya tersirat dalam keseluruhan kisah, tanpa pernah dituliskan dan hanya tertangkap lewat rasa.

Lurusnya Ding Tao yang keterlaluan inilah yang kemudian ingin saya sandingkan dengan kontras yang 180 derajat berbeda, diwakili oleh keluarga Huang, Tiong Fa, Zhong Weixia dan masih banyak lagi lainnya (@Bondan ini reply saya untuk bro Bondan). :D

Terus terang untuk saat ini saya belum puas dengan hasilnya. Moga2 di masa depan saya lebih bisa membangun cerita yang lebih pas dan lebih greget, dengan mengusung ide/isi/spirit/roh yg sama.