Post-6567

Post 164 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.

HomeForumBooksIndoSpcnet Wuxia Round Robin.Post-6567

#164 avatar
andrea7974 10 Mei 2004 jam 1:55pm  

oeyyong menulis:
Eeyore kebingungan, ia ingin sekali bertemu dengan kokonya, dia sudah terlanjur jatuh cinta dengannya namun cerita2 jelek tentang Fanta membuatnya ragu akan ketulusan hati Fanta terhadapnya. Tapi eeyore sudah sangat sangat kangen dengan Fanta sang jagoan tampan kita, segala hal lain sudah tidak penting lagi, dia hanya tau selama Fanta bersamanya dia selalu baik dan lembut, eeyore tidak mau mempercayai segala kejelekan2 Fanta. Di mata eeyore Fanta adalah bagai seorang pangeran yang tampan dan seorang koko yang dicintai sepenuh hatinya....maka akhirnya dia pun ikut pergi dengan oeyyong menuju perkemahan mongol............
Putri Eeyore berjalan mengikuti Oey Yong dengan langkah lunglai. Sudah dua jam lebih ia berjalan mengikuti Oey Yong tanpa henti. Bagaimanapun ia adalah seorang putri raja yang tidak pernah berjalan jauh seperti itu. Tak urung juga kakinya merasa capek dan dan lecet.

"Pendekar muda...bisakah kita berhenti sebentar. kakiku sakit!" Eeyore setengah merintih berkata kepada Oey Yong. Belum sempat Oey Yong menjawab Putri Eeyore sudah langsung duduk di batu di pinggir jalan sambil mengurut kakinya yang sakit.

Oey Yong tersenyum. "Biarlah kubantu Nona untuk mengurut kaki Nona yang kecapean dan lecet itu," kata Oey Yong seraya duduk di sebelah putri Eeyore sambil mengeluarkan sebuah salep.

Putri Eeyore diam saja. Sebenernya karena dididik di istana dan ia tidak pernah bergaul dengan laki-laki, selain para kasim, Putri Eeyore tidak merasa curiga atau berprasangka buruk terhadap Oey Yong. Malahan ia merasa Oey Yong adalah seorang yang baik karena mau membantunya mengurut kakinya yang sakit.Dengan serta merta ia membuka sepatu dan kaus kakinya dan menyodorkannya ke arah Oey Yong.

Oey Yong tersenyum. "Benar-benar sangat polos perempuan yang satu ini!" kata Oey Yong dalam hati. Hatinya terkesiap melihat kaki yang putih itu, dan bau bedak kaki yang wangi itu membuat hatinya berdebar-debar.

Oey Yong dengan segera mengurut kaki Eeyore. Pada mulanya ia mencoba untuk bersikap wajar dalam mengurut kaki Eeyore. Tapi dasar Oey Yong adalah pria yang bernafsu besar, dengan segera saja ia tidak bisa mengendalikan diri. Jangankan melihat pipi licin, melihat kaki licin aja ia sudah bisa bangkit nafsunya.

Tanpa terasa Oey Yong yang sudah tidak bisa mengontrol diri mulai dengan kasar menarik baju Putri Eeyore sampai ke atas pergelangan kakinya. Putri Eeyore menjerit kaget melihat Oey Yong menarik bajunya seperti itu sampai betisnya, tidak hanya pergelangan kakinya yang terekspos.

"Tuan, kau kasar sekali. Apa maumu?" kata Putri Eeyore. Baru kali ini ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Apalagi ia melihat ekspresi wajah Oey Yong yang aneh.

"Diamlah...kalau kau diam, aku tidak akan melukaimu!" kata Oey Yong. Dengan kasar ia menarik Putri Eeyore. Dengan spontan Eeyore berteriak. "Penipu! Kau berbohong soal koko Fanta.Lepaskan kakiku!"

Oey Yong tertawa-tawa dengan sengaja ia menarik ulur kaki Putri Eeyore.
Tapi tawanya terhenti dengan segera saat ia mendengar suara yang melengking menyakiti telinganya. Suara erhu yang dipetik dengan suara lembut tetapi yang menghasilkan suara yang sangat menyakiti telinga. Spontan Putri Eeyore menutupi telinganya pada saat Oey Yong melepaskan kakinya.

"Andrea! Keluar kau kalau berani! Aku belum membuat perhitungan denganmu waktu lalu!" kata Oey Yong.

Terdengar suara langkah berat. Ternyata benar yang datang adalah Andrea dengan naik seekor kerbau. Andrea menaiki kerbau itu dengan santai sambil memainkan sebuah lagu yang yang kali ini dimainkan dengan normal tanpa tenaga dalam.

Tak pelak Oey Yong tertawa melihat Andrea yang menurut pandangan Oey Yong sangat lucu. "Hahaha....kiranya aku akan melihat seorang pendekar perempuan yang gagah yang menaiki seekor kuda Kelinci Merah (Kuda kelinci Merah = Cek Thouw Ma. Adalah kuda legendaris milik Lu Bu di Cerita Sam Kok. Seekor kuda pusaka yang tiada duanya!)
"Ternyata aku melihat seorang gadis dusun yang menaiki kerbau!" ejek Oey Yong.

Andrea tersenyum mendengar perkataan itu. "Aiya...apalah artinya seekor Cek Touw Ma dibandingkan kerbau ini. Apakah kau lupa...waktu Lao Tzu pergi meninggalkan istana...dan dia dicegat oleh pengawal di gerbang kota...ia menaiki seekor kerbau! Bayangkan apa yang akan terjadi andai saat itu dia naik kuda...mungkin saja ia tidak mau berhenti saat dicegat oleh pengawal itu. Dan dunia tidak akan memiliki kesempatan untuk membaca tulisannya yang agung!" kata Andrea sambil memeluk erhunya dan memainkan rambutnya.

Oey Yong diam saja. Ia telah lama mendengar kalau Pendekar Sentimentil Andrea adalah orang yang aneh. Tapi sampai dimana keanehannya, dia belum bisa membuktikannya karena ia hampir tidak pernah berurusan dengan gadis itu.

"Dan juga..kalau aku tidak berlambat-lambat naik kerbau seperti ini..tentunya aku tidak akan bertemu denganmu di tempat ini. Inilah yang aku namanya...kita berjodoh bertemu di sini!" kata Andrea tertawa.

"Yang lalu kau menangkapku dengan cara yang licik. Kali ini...biarlah kita tidak perlu lagi bertempur. Biarkan aku pergi!" kata Oey Yong.

"Boleh..kau pergi saja. Asal kau tinggalkan gadis yang tak bersepatu itu di sini!" kata Andrea tersenyum.

"Tidak bisa! Dia harus selalu bersamaku!" kata Oey Yong.

"Aiya....tahukah kalau sebenarnya aku itu paling benci kalau harus berkelahi. Apa sih enaknya bertempur? Seperti tidak ada urusan yang lain saja. Lihatlah...tempat ini sangat indah!" Andrea berkata sambil memejamkan mata menarik nafas dalam-dalam.

"Cuaca hari ini sangat indah. Juga pemandangan sangat bagus. Bagaimana kalau kau tinggalkan gadis itu untukku...dan sebagai gantinya, aku akan memainkan musik yang indah untukmu, dan mentraktirmu minum! Setelah itu...kau boleh pergi. Lain kali kalau kau berniat untuk menculik dia dari aku lagi..itu urusanmu. Tapi sekarang...benar-benar aku tidak ada mood untuk bertengkar...apalagi bertempur denganmu!" kata Andrea lagi.

Andrea merogoh kantong di samping pelananya. Rupanya ia memasang pelana yang indah di atas kerbau yang buruk itu. Diambilnya dua buah guci arak dan dibukanya salah satu arak itu.

"Arak Tetesan Embun Dari Thian San! Aku hanya punya 5 guci. Dan hari ini aku akan memberikannya seguci cuma-cuma untukmu...dengan syarat yang itu tadi!" kata Andrea ogah-ogahan dan dia mulai meneguk araknya.

Oey Yong terdiam. Dia sadar kalau harus bertempur serius, ia kemungkinan besar tidak bisa menghadapi Andrea. Tetapi ia juga tidak mengalah dan membiarkan Putri Eeyore diambil begitu saja. Tawaran yang diberikan Andrea pun, terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Tapi konon Andrea adalah seorang yang selalu menepati janji. "Mestinya ia tidak menipu aku. Tapi apakah benar gadis ini sedemikian gilanya mengajukan penawaran seperti itu?"

"Gadis itu harus bersamaku! Kalau kau bersikeras membawanya..hmm... Aku rasa berarti kita harus bertempur. Siapa yang menang boleh membawa putri itu!" kata Oey Yong. Ia berniat untuk menggertak Andrea.

Andrea menghela nafas dengan suara sedih. "Kakak yang baik...kau baik-baik tidak?" tanya Andrea kepada Eeyore.

Eeyore yang sudah mulai mengenakan sepatunya mulai bisa berdiri. "Siapapun engkau..bawalah aku pergi dari sini. Pria bejat itu menggerayangi kakiku!" kata Eeyore putus asa setengah menangis.

"Hiya..beraninya kau mengganggu putri raja!" kata Andrea terkejut. "Kali ini aku tidak becanda. Pergi dari sini tanpa membawa Putri Eeyore..maka aku akan melepasmu pergi..dan masih akan memberikan arak ini untukmu!"

"Lebih baik kita bertarung untuk menentukan siapa yang layak membawa Putri Eeyore!" kata Oey Yong. Dengan secepat kilat ia meloloskan pedangnya dan mulai menyerang Andrea yang masih duduk dengan santai di atas kerbaunya.

Sadar kalau ia diserang, Andrea mulai menarik penggesek erhunya. Suara yang nyaring keluar dr alat musiknya terasa miris di telinga. Putri Eeyore langsung pingsan mendengar suara itu. Sementara itu Oey Yong yang tenaga dalamnya cukup lumayan sempat tergetar dan merasakan gendang telinganya sakit.

"Rasakan pedangku!" Oey Yong mulai menyerang ke bagian leher Andrea. Andrea berkelit ke samping. Ia mengibaskan rambutnya yang panjang yang berhiaskan rantai emas. Rantai emas itu ternyata tidak hanya sekedar hiasan rambut, melainkan juga sebuah senjata.

"Brett... " pipi Oey Yong tergores rantai hiasan rambut itu. "Aiya pipiku..." kata Oey Yong spontan. Ia adalah seorang pemuda tampan yang pesolek. Tentu saja ia kaget sekali mendapati pipinya dilukai seperti itu. Ia semakin kalap.

Dengan jurus "Awan berputar menembus angin" Oey Yong menyerang membabi buta. Andrea masih belum mengeluarkan pedangnya. Rupanya ia memang sedang enggan bertarung hari itu. Ia hanya menghindar serangan Oey Yong tanpa berusaha melancarkan serangan.

Oey Yong semakin kalap melihat lawannya hanya menghindar dan tidak balas menyerang. Dengan sekali tebas, Oey Yong menebas perut kerbau yang dinaiki oleh Andrea. Kerbau besar itu seketika juga mati dan roboh. Andrea segera melompat dari kerbau itu. Apes baginya karena kerbau itu roboh ke samping kiri, yang berarti bahwa kerbau itu menindih guci-guci araknya.

"Kau..kau! Arak Tetesan Embun Dari Thian San itu sangat mahal dan langka.. dan kau! Grr... apa salahnya kerbau itu padamu? Kenapa kau harus membunuhnya?" Andrea hampir menangis karena kesal.

"Bukannya aku sudah bilang...aku tidak mau bertempur. Aku berikan kesempatan bagimu untuk pergi dan seguci arak untukmu sebagai ganti Putri Eeyore. Tapi tidak hanya kau menolak kau juga mengakibatkan aku rugi!" Andrea menghentak-hentakkan kakinya karena marah.

"Eh Nona...kau jangan menangis hanya karena seekor kerbau dan arak seperti itu dong!" kata Oey Yong yang merasa tidak enak hati meliat ekspresi wajah Andrea yang memelas sperti itu.

"Diam kau! Sekarang pergilah dari sini tanpa membawa Putri Eeyore! Maka aku akan mengampunimu. Kalau kau bersikeras....hmm... aku benar-benar akan membuntungi tanganmu..atau paling tidak aku akan mencungkil bola matamu yang indah itu sebagai ganti rugi!" kata Andrea.

Oey Yong terdiam sejenak. Ia tahu dirinya tidak mudah untuk mengalahkan Andrea. Lagipula dengan pipi yang terluka seperti itu, ia tidak berminat lagi untuk bertempur. Satu-satunya yang ada di benak Oey Yong adalah bagaimana cara merawat lukanya itu supayanya pipinya yang licin tidak baret. Dia tidak mau pipi mulusnya baret seperti suhengnya.

"Baiklah. Dia milikmu sekarang. Tapi aku akan mengambilnya kembali!" kata Oey Yong. Oey Yong berbalik dan ia serta Andrea berteriak berbarengan. "Putri Eeyore lenyap!!!!"

"Aiya....apes deh!" teriak Andrea kesal.

---to be continued---

:think: enaknya si Oey Yong diapain lagi yah... :evil: