Post-6777

Post 188 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.

HomeForumBooksIndoSpcnet Wuxia Round Robin.Post-6777

#188 avatar
justice_121 16 Mei 2004 jam 6:58pm  

selingan...
yang males baca lompati aja, ngga penting
-----------------------------------------
--- kejadian ini setelah pertemuan di TELAGA LIMA ARUS ---

JIANYIN berlutut sambil meletakkan dua ikat bunga berwarna putih di depan dua buah makam yang saling bersebelahan. Nisan dari kedua makam itu masing-masing bertuliskan: YI JIFENG dan ZHAO YUER. “Kakak, kakak ipar, bantulah aku. Walau sejak kecil aku tidak hidup bersama kalian, namun bagaimanapun dalam tubuhku mengalir darah keluarga YI dan aku juga bertanggung jawab atas kehormatan kakek dan MING JIAN SHAN ZHUANG.”.

FLASHBACK

19 tahun yang lalu, MING JIAN SHAN ZHUANG ---

“Tuan, sudah lahir, seorang bayi perempuan.”, seorang pelayan wanita berusia setengah baya berteriak dengan sambil berlari keluar kamar.

Tuan muda pertama MING JIAN SHAN ZHUANG, YI XIABA (baca: Yi Siapa) segera berlari masuk ke kamar itu dengan gembira untuk menemui istri dan anaknya yang baru lahir. “Istriku, apa kau baik-baik saja”. Wanita itu tersenyum pada suaminya sambil menganggukkan kepala.

Sementara itu di ruang tamu utama, ketua MING JIAN SHAN ZHUANG, YI YUN sedang berbincang-bincang dengan teman lamanya, seorang peramal ajaib yang dijuluki DONG FANG SHEN GUA, DONGFANG MING dari Shandong (DongFang Hui – Chen DaoMing = DongFang Ming). DONGFANG MING tersenyum dan berkata, “Saudara YI, cucumu sudah lahir. Apa kau ingin melihatnya lebih dulu?”.

YI YUN tertawa, “Saudara DONGFANG, aku memberikan kehormatan bagi anda untuk memberi nama anak ini. Mari kita melihatnya.”.

Kedua tetua itu berjalan bersama menuju ke kamar. “Ayah, paman DONGFANG”, YI XIABA memberi salam.

“Saudara DONGFANG, saya rasa san gua (tiga ramalan) anda hari ini belum penuh bukan? Bisa tolong kau ramalkan tentang anak ini?”, tanya YI YUN.

“Tentu saja, silakan sebut huruf dan apa yang ingin anda ketahui.”, jawab DONGFANG MING.

YI YUN berpikir sebentar lalu berkata, “Huruf YI (易) saja. Tolong ramalkan bagaimana masa depannya dan apakah anak ini bisa menjadi kebanggaan MING JIAN SHAN ZHUANG.”.

DONGFANG MING mencelupkan jarinya ke dalam cangkir dan menuliskan huruf YI dengan air di atas meja. “YI (易), di atas huruf RI (日) dan di bawah huruf WU (勿). RI adalah TAI YANG (=matahari), tentu saja baik. Tapi justru ada huruf WU (=jangan) di bawahnya. DONGFANG MING memainkan jari tangannya untuk menghitung nasib berdasarkan ba zi (delapan angka, yaitu tahun, bulan, hari dan jam kelahiran).”. DONGFANG MING menganggukkan kepala lalu berkata, “Anak inilah yang nantinya akan menjadi matahari bagi MING JIAN SHAN ZHUANG. Tapi dengan syarat dia tidak boleh tinggal di sini. Semakin jauh dia meninggalkan MING JIAN SHAN ZHUANG, akan semakin baik.”.

“Oh, benarkah? Mengapa begitu?”, tanya YI XIABA penasaran.

DONGFANG MING berkata, “Huruf RI berarti dia akan menjadi matahari, tapi apa arti uruf WU? Setelah dihitung, ba zi anak ini tidak terlalu cocok dengan feng shui (= ilmu yang mempelajari lima unsur logam, kayu, air, api, tanah. Sering digunakan untuk menghitung peruntungan sebuah tempat) MING JIAN SHAN ZHUANG. Ini jelas berarti huruf WU berarti tidak boleh, tidak boleh tinggal di sini.”.

“Oh, kalau begitu tolong anda memberi nama anak ini.”, kata YI YUN.

DONGFANG MING berpikir sebentar lalu berkata, “Yang merupakan kehormatan dan kebanggaan MING JIAN SHAN ZHUANG adalah pedang, maka matahari dari MING JIAN SHAN ZHUANG adalah pedang (JIAN). Kalau begitu beri dia nama JIANYIN (剑吟). ”.

Karena DONGFANG MING adalah peramal yang sangat terkenal akan keakuratan ramalannya dan bahkan pernah membantu Kaisar mengatasi pemberontakan dan menyelesaikan masalah besar dengan ramalannya, maka tak ada alasan untuk tidak mempercayai kata-katanya. Saat JIANJIN berumur 3 bulan, YI XIABA dan istrinya membawa JIANYIN ke Luzhou untuk dititipkan pada keluarga teman baik mereka, GONGSUN ZHEN. GONGSUN ZHEN adalah gubernur Luzhou, ia memiliki seorang putra yang berusia 4 tahun lebih tua dari JIANYIN, bernama GONGSUN QUAN (GongSun Ce – Ren Quan = GongSun Quan). YI XIABA dan GONGSUN ZHEN kemudian bersepakat untuk menjodohkan anak mereka. Sejak saat itu, setiap tahun YI XIABA bersama istri dan anak laki-lakinya, YI JIFENG berkunjung ke Luzhou dan mengajarkan ilmu pedang pada JIANYIN. Setelah YI XIABA dan istrinya meninggal, YI YUN-lah yang mengunjungi JIANYIN untuk mengajarinya ilmu pedang.

3 tahun yang lalu, MING JIAN SHAN ZHUANG ---

JIANYIN yang mendengar kabar kehancuran MING JIAN SHAN ZHUANG segera berangkat meninggalkan Luzhou menuju MING JIAN SHAN ZHUANG. Sesampainya disana, ia melihat MING JIAN SHAN ZHUANG telah menjadi bangunan rusak, porak-poranda dan kotor. Debu, sarang laba-laba dan bekas darah ada dimana-mana. Setelah bersumpah di depan makam YI YUN, JIANYIN mulai berkelana untuk mencari keberadaan kakaknya, YI JIFENG.

Namun sayang, JIANYIN baru berhasil menemukan kakaknya saat mayat kakaknya digantung di atas gerbang kota oleh anak buah XIAOYAO WANG. JIANYIN kembali bersumpah di depan makam YI JIFENG bahwa ia akan mengembalikan nama besar dan kehormatan MING JIAN SHAN ZHUANG. Sejak saat itu, ia mulai mengumpulkan anak buah dan melatih mereka serta mendirikan tempat-tempat rahasia. JIANYIN menjadi ketua sebuah perkumpulan bawah tanah misterius yang diberinya nama MING JIAN HOU DAI (名剑后代 = keturunan pedang ternama) denga jumlah anak buah sekitar 2000 orang.

KEMBALI KE WAKTU SEKARANG

JIANYIN masih berlutut di depan makam kakaknya. Ia berkata lagi, “Kakak, tolong bantulah aku menembalikan nama besar MING JIAN SHAN ZHUANG. Aku berjanji akan berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikan posisi MING JIAN SHAN ZHUANG sebagai yang no.1 di dunia persilatan. Menerjang lautan api dan mendaki gunung berpisau sekalipun akan tetap kujalani. Walau tubuh hancur dan tulang berserakan, aku tetap takkan menyerah.”. Kemudian ia berdiri dan berjalan pergi.