Post 223 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.
Home → Forum → Books → IndoSpcnet Wuxia Round Robin. → Post-7131
#223 | ![]() |
justice_121
27 Mei 2004 jam 12:14pm
 
TELAGA LIMA ARUS punyaku akhirnya udah diedit. Pindah kesini aja : Tiba-tiba semua pendekar dan prajurit yang berada di TELAGA LIMA ARUS, baik di bawah bukit maupun di atas bukit merasakan bahwa pedang di tangan mereka bergetar. Mereka saling memandang dengan bingung, dan getaran itu semakin lama semakin kuat. Para pendekar itu berusaha mengerahkan tenaga dalam mereka untuk menahan pedang-pedang itu, namun tak ada gunanya, pedang-pedang itu bergetar semakin lama semakin kuat. Tak lama kemudian semua pedang terlepas dari tangan pemiliknya dan terbang ke angkasa, berkumpul menjadi satu seakan tertarik oleh kekuaan medan magnet yang sangat besar, lalu pedang-pedang itu terbang ke tanah kosong dekat telaga dan dengan suara berdenting menghujam tanah dengan keras. Sekarang tempat itu dipenuhi oleh pedang-pedang yang menancap di tanah. SEPHIA berkata, "Bukankah ini adalah ilmu pedang dari Ming Jian Shan Zhuang?". RDAK masih terpana memandang pedang-pedang itu. "Tapi bukankah Ming Jian Shan Zhuang telah hancur di tangan Xiao Yao Wang dan tak ada seorangpun yang tersisa?". SEPHIA menganggukkan kepala dan berkata, "Tenaga dalam ini lebih hebat dari tenaga Yi Ji Feng saat pertemuan pendekar beberapa tahun yang lalu. Yi Yun sudah tewas, mungkinkah... Yi Tian Xing?". Tiba-tiba terdengar suara perempuan, "Baguslah kalau kau tahu ini adalah ilmu pedang Ming Jian Shan Zhuang. Margaku memang Yi, tapi aku bukan Yi Tian Xing.". Seorang gadis berpakaian putih terbang dari arah timur dan berdiri di puncak pohon tertinggi di tengah–tengah bukit. Semua mata memandangnya dengan perasaan terkejut dan heran. FANTA berteriak dari atas bukit dengan suara keras, "Anda adalah...". JIANYIN menjawab, "Margaku Yi, namaku Jian Yin.". "Nona Yi, mohon tanya, apa tujuan anda datang kemari dan menancapkan pedang kami di sana?", tanya FANTA lagi. “Sebenarnya aku bermaksud untuk mencegah pertumpahan darah. Sayang terlambat satu langkah.”. JIANYIN memandang ke arah BLUENECTAR, dkk dan berkata, “Sungguh sangat disayangkan. Ribuan saudara itu mati sia-sia.”. OEYYONG berteriak, “Gadis kecil, kau bilang ingin mencegah pertumpahan darah? Kau pikir siapa dirimu?!”. JIANYIN mengalihkan pandangannya pada OEYYONG dan berkata sinis, “Aiya, rupanya Pendekar Oeyyong. hampir saja aku tak mengenalimu. Apa yang terjadi dengan wajahmu?”. Kemudian ia berpaling ke arah BLUENECTAR dan berkata, “Sebenarnya pertemuan ini kalian tidak usah hadir juga tidak apa-apa. Putri sama sekali tidak berada di tangan mereka.”. Kalimat terakhir JIANYIN ini cukup mengejutkan semua yang hadir di situ. Beberapa saat kemudian FANTA tertawa keras dan berteriak, “Lelucon! Putri Eeyore sudah jelas berada di tangan kami. Apa kau tidak lihat tandu biru disana?”. JIANYIN tersenyum sinis dan berkata, “Maksudmu tandu berisi putri palsu itu?”. FANTA tertawa sinis dan berteriak, “Omong kosong. Berdasarkan apa kau mengatakan itu adalah putri palsu?”. “Sudahlah Cai Hua Zei, tak perlu berpura-pura.”. JIANYIN memandang OEYYONG dan berkata, “Pendekar Oeyyong, seharusnya kau juga tahu kan?”. BLUENECTAR sudah tak sabar mendengar percakapan mereka. “Hei, kalian ingin mempermainkan kami ya? Dimana putri sebenarnya?”. “Yang mempermainkan kalian adalah mereka, bukan aku.”, jawab JIANYIN. “Nona, kami tak ada waktu menemanimu bermain. Apa maumu sebenarnya?”, teriak OEYYONG. “Sangat sederhana. Aku hanya ingin semua orang tahu bahwa yang ada di dalam tandu itu adalah putri palsu.”. “Sejak tadi kau selalu mengatakan bahwa yang yang ada di tandu adalah putri palsu. Berdasarkan apa? Apa kau punya bukti?”, teriak OEYYONG. JIANYIN tertawa dan berkata, “Luka di wajahmu itu adalah salah satu buktinya. Kalu masih belum cukup, ini...”. JIANYIN mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya dan melemparkannya ke arah BLUENECTAR, dkk. BLUENECTAR, AZALAE, RDAK dan SEPHIA mengamati benda yang dilemparkan JIANYIN itu. Itu adalah sebuah giok bulat berwarna putih dengan ukiran-ukiran di atasnya. Setiap putri dan pangeran Song memiliki sebuah giok semacam ini, yang berbeda hanyalah huruf di atasnya. AZALAE berkata, “Ini milik putri ke 8.”. “Bagaimana benda ini bisa ada di tanganmu?”, teriak BLUENECTAR. “Benar sekali. Bagaimana benda milik putri bisa ada ditanganku? Bukankah putri ada di tangan kalian?”, JIANYIN memandang ke arah FANTA dan OEYYONG. FANTA dan OEYYONG mengumpat dalam hati, namun tak berani membuka mulut, takut salah bicara. “Kalian bicaralah pelan-pelan. Aku tak ada waktu menemani kalian bermain.”. JIANYIN terbang pergi dan menghilang begitu saja. ----------------------------------- rmz menulis: |