Post 243 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.
Home → Forum → Books → IndoSpcnet Wuxia Round Robin. → Post-7323
#243 | ![]() |
hey_sephia
2 Juni 2004 jam 11:01pm
 
Kesal, Cathy lalu menyelinap ke dapur. Buah apel tak akan jatuh jauh-jauh dari pohonnya. Cathy murid Azalae tentulah doyan makan. Makanan biasanya mengurangi kekesalannya. "Oh, rupanya ada Jie Sephia", ujarnya saat memasuki dapur. Pantas saja dari luar sudah tercium bau sedap masakan. Rupanya Sephia sedang memasak. "Masak apa, Jie?" tanyanya setelah dekat. "Wah wah..." decaknya kagum. "Sup kaki beruang, bulu beruang goreng, cacahan daging beruang masak manis... Dan yang itu pasti pao isi daging beruang yah?" Cathy mengelap air liurnya. "Iya, ada salah satu anak beruang yang mati kena tangkis dan gigitan sifumu saat membela diri. Daripada mayatnya membusuk dan kita kelaparan, lebih baik dimasak. Kasihan sih sebetulnya, tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur mati." kata Sephia sambil mengaduk-aduk sup kaki beruangnya. Wah, sifu pasti senang kalau makan hidangan lezat ini, pikir Cathy. Masakan ini, ditambah dengan kitab silat, pasti guru akan memandangku!, hati kecil Cathy bersorak. Setelah masakan semua selesai, Cathy dengan hati-hati menuangkannya dalam mangkuk dan piring-piring. Lalu kesemuanya ditaruhnya di atas nampan. Dari dapur ke kamar gurunya, mungkin itu adalah perjalanan terlama dalam hidupnya. Pelan-pelan sekali dia berjalan, takut supnya tumpah. Sephia mengikuti dari belakang, kalau tidak siapa yang akan mengetuk pintu kamar Azalae? "Masuk!" ujar Azalae dari dalam. "Sifu... aku bawakan masakan enak-enak nih. Belajar masak dari Jie Sephia." kata Cathy seraya meletakkan nampannya di atas meja. "Terima kasih, Cathy, tapi aku tak mungkin bisa duduk makan di situ." keluh Azalae. Dipandanginya hidangan lezat yang terpampang di mejanya itu. "Jangan kuatir, sifu. Aku suapi." kata Cathy dengan senang hati. Dibawanya semangkuk sup kaki beruang, dan perlahan-lahan disuapinya guru tersayangnya itu. "Enak." kata Azalae di sela-sela suapan. "Lagi... lagi..." Cathy merasa sudah saatnya menambah poin dengan memberitahu gurunya tentang kitab rahasia. Kesempatan ini datangnya jarang-jarang, harus dimanfaatkan sebaik mungkin. "Cathy ada hadiah lain buat sifu, karena sifu sudah menangkis gigitan beruang dengan mengorbankan pantat sifu, Sifu layak diberi hadiah." Mendengar kata 'hadiah', Azalae makin senang. "Hadiah apa?" "Ada sebuah pusaka rahasia yang jatuh ke tanganku. Kitab..." Cathy menoleh kiri kanan. Tidak ada siapa-siapa. Tapi bukan tak mungkin ada orang menguping, mengingat barusan dia juga menguping pembicaraan orang. Cathy lalu membisiki gurunya perihal kitab yang dititipkan Eeyore kepadanya. "Hihihi..." Azalae terkikik-kikik. "Lucu di bagian mananya?" tanya Cathy heran. "Geliii.... pelan-pelan jangan nerocos gitu dong bisiknya." Azalae rupanya kegelian. Cathy mengangguk lalu mengulang bisikannya lagi dari awal. Termasuk syair aneh yang tak dimengertinya. Saat Cathy hampir selesai, mendadak pintu terbuka lebar. RDAK sudah berdiri di situ sambil berkacak pinggang. "Sedang apa kamu di sini?" tanya RDAK ketus. "Menyuapi guru makan. Kamu yang tidak sopan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu." sahut Cathy jengkel melihat RDAK tiba-tiba muncul. "Menyuapi koq dekat-dekat begitu?! Model menyuapi ala apa tuh?" RDAK tambah sinis. Gadis yang satu ini jelas-jelas minta perang!, pikirnya. "Bukan urusanmu!" Cathy melengos lalu melanjutkan menyuapi gurunya. "Tinggalkan saja, biar aku yang suapi. Aku mau mengoleskan obat juga untuk Azalae. Keluarlah." sahut RDAK. Cathy pura-pura tak mendengar. Sialan dia, pikir Cathy. Aku yang susah-susah membawa makanan, dia yang mau enak-enak menyuapi. Coba saja rebut kalau berani! "Hey! Dengar tidak?!" kata RDAK sambil mengguncangkan tubuh Cathy dari belakang. Sop yang dipegang Cathy tumpah separuh mengenai ranjang Azalae. Habislah kesabaran Cathy. "Lihat, apa yang kau perbuat! Maumu apa sih? Apa kamu nggak lihat guru lagi enak-enak makan? Kamu tukang merusak suasana!" "Kamu yang tukang ikut campur urusan orang lain! Kalau kamu tidak keluar sekarang aku tidak akan sungkan-sungkan!" seru RDAK galak, makin emosi. Azalae bingung melihat dua gadis yang bersiteru ini. Dia merasa ini sebagian adalah salahnya, tapi melihat kondisi pantatnya, dia sama sekali tak bisa menengahi. Berdiri aja tak sanggup. "Sudah.. sudah... cukup..." kata Azalae berusaha menyudahi pertengkaran yang sengit ini. Yang disuruh menyudahi bukannya melakukan malah saling menjambak rambut dan menarik baju. "Aaaww... sakit!" erang Cathy saat jambakan RDAK makin kencang. Disikunya perut RDAK lalu diinjaknya kaki RDAK sekuat tenaga. "Aduh!!!" RDAK gantian mengerang. Namun tangannya masih erat menjambak rambut Cathy. Suara sayup-sayup Azalae makin tenggelam di tengah-tengah teriakan keduanya. Keduanya baru berhenti ketika Sephia dan Bluenectar mendengar ribut-ribut dari luar dan masuk ke kamar Azalae. Sephia memegangi Cathy supaya tidak menyerang lagi, dan Bluenectar menghalang-halangi RDAK untuk meraih kembali rambut Cathy. "Apa-apaan kalian?" tanya Bluenectar heran. "Dia yang mulai." tuding RDAK ke pihak lawannya. "Enak saja. Kamu yang masuk tanpa ijin." gerutu Cathy. "Tapi itu tunanganku yg kau peluk-peluk tadi," RDAK menggeram kesal. Nafasnya masih terengah-engah. "Akhirnya ingat juga yah punya tunangan," balas Cathy sinis. "Tadi waktu bermesra-mesraan sama si suling bambu mana ingat punya tunangan." "Bermesra-mesraan?" pekik RDAK dan Bluenectar hampir bersamaan. Cathy tersenyum penuh kemenangan, lalu mulai melaporkan pada gurunya apa yg dia lihat dan dengar senja tadi. "Ternyata selain tukang rebut tunangan orang, kamu juga tukang ngarang cerita." sahut RDAK kesal. "Kamu tega sekali mengkhianatiku, dengan sahabat karibku sendiri!" Azzy mendesah. Sebelum RDAK sempat menjelaskan cerita dari pihaknya, Azzy melanjutkan, "Keluarlah kalian. Hari ini yang baik padaku cuma Cathy, membawakanku makanan lezat. Dia boleh tinggal dan meneruskan suapannya. Aku masih belum kenyang. Masalah lain bisa menunggu setelah perut kenyang." |