Post-7406

Post 255 dari 357 dalam IndoSpcnet Wuxia Round Robin.

HomeForumBooksIndoSpcnet Wuxia Round Robin.Post-7406

#255 avatar
pepe haliwell 5 Juni 2004 jam 9:30am  

My first crack at this. I didn't read the entire story. I need panadol please.....
Andy, if it is missing continuity, let me know.

==================================================================================
Si Dewa Pedang

Hari itu adalah hari kebahagian kaizar Duan Zong. Hari berulang tahun selir tersayangnya. Istana penuh dengan para menteri, cu kong kaya dan banyak pewakil pewakil pejabat daerah. Mereka semua berkumpul di istana untuk mengucahkan selamat.

Ditengah tengah perjamuan, Tong Ko Song, kepala penjaga istana pribadi Kaizar Zong mendekati Kaizar dan berbisik halus ke telinga Kaizar.

"hao hao ... silahkan kalian menghimati pesta ini. Aku akan urusan sebentar dan akan kembali secepatnya" Kata Kaizar Zong kepada para tetamunya dan segera bertindak dari ruang pesta.

Dengan diiringi pengawal Tong dan dua saudaranya yang juga pengawal istimewa istana, Tong A Sin dan Tong A Mis, Kaizar Zong menuju ke ruang dalam ruang "Jit Pak Chioe". Ruang itu tidak terlalu besar dan kosong. Didalam hanya terdapat satu pembaringan dan 2 rak buku. Ditengah rak buku kiri itu terdapat satu batu tempat menyimpan abu pembakaran mayat. Tidak ada seorangpun didalam istana yang berani mendekati ruang ini. Konon kabarnya Jeng Ba Bu, seorang selir tersayang dari mendiang ayahanda Kaizar Zong yang terkenal sebagai ahli racun yang jahat dan sakti meninggal di kamar ini sesaat ia meramu racun. Menurut kabar angin, karena saktinya, meskipun ia telah wafat, rohnya tetap bergelantang menjaga rahasia rahasia ramuannya.

Tong Ko Song menuju ke rak buku di kiri. Dengan tangan kanannya dia mengerahkan Lwee Kangnya untuk mendorong batu perabuan. Dengan tidak bersuara, pembaringan sederhana itu bergeser membuka suatu jalan rahasia di bawah kolong ranjang. Di istana ini, selain Kaizar dan 3 pengawalnya, tidak ada orang lain yang tau rahasianya.

Pintu rahasia ini tidak dapat dibuka dengan semua orang. Meskipun seorang ahli silat mempunyai tenaga dalam yang hebat, ia tetap tidak akan dapat mendorong perabuan batu itu. Hanya dengan tenaga lembek yang di ikuti dengan tenaga berat sajalah perabuan itu dapat didorong.

Ketiga pengawal setia itu adalah 3 jagoan Kang Ouw yang terkenal dengan nama "Kan Tong Bo Long Wang Ko Song" yang artinya "tidak Mampu, Tidak berharga". Tong Ko Song saudara tertua mempunya Lwee Kang yang sangat hebat. Pukulannya seperti pukulan anak kecil yang hampa tanpa tenaga, tapi sebenarnya kekosongan itu penuh dengan tenaga dalam yang tidak dapat diukur dalamnya.

Tong A Sin saudara kedua mempunyai Sin Kang yang hanya ada satu satunya di dunia. Dengan sin kangnya itu, dia dapat memusnahkan musuh dengan pukulan telapak tangan. Banyak musuh yang tewas ditangannya dengan mengenaskan karena darah mereka memadat menjadi butir butir garam.

Tong A Mis si bungsu adalah saudara kembar dari Tong A Sin. Semenjak kecil, hidungnya tertutup ingus yang harus dibersihkan setiap kali. Penyakit langka ini memberikan jago silat ini tenaga Gwa kang yang hebat. Dengan menahan napas, yang konon lamanya seperti orang minum 3 cawan teh, ia bisa menarik 10 gajah.

Si Kaizar dengan diiringi ketiga pengawalnya masuk ke pintu rahasia itu yang langsung menutup lagi. Jalan rahasia ini berjalan menuju ke salah satu rumah kecil di tepi sungai yang dinamakan rumah "Djie Sam Soe". Inilah tempat selir Jeng Ba Bu itu bertemu dan berkasih dengan kecintaannya Den Ka Cung. Pada suatu hari Mendiang ayahanda kaizar memergoki kedua burung cinta itu sedang berlaku tak senonoh. Saking mangkelnya, ayahanda kaizar itu dengan tangannya sendiri meracuni sang pecundang dan selir kesayangannya sendiri.

Kaizar Zong berempat masuk di rumah angker Djie Sam Soe yang sepi, dingin, gelap, dan berbau debu dan kotoran binatang itu. Rumah gelap itu tidak ada cendelanya. Rumah itu hanya ada satu ruang sebesar 10 meter kali 10 meter. Didalam hanyalah ada sebuah pembaringan besar dan beberapa rak buku besar dan tertutup bayang bayang gelap. Di atas langit langit terdapat satu lubang angin angin dimana sinar matahari masuk redup redup. Setelah mata mereka biasa dengan suasana yang redup itu, kaizar zong segera menuju ke tengah ruang dan duduk di kursi.

Dengan tanpa bersuara, sesosok bayangan melayang turun bagaikan seekor burung walet dari lubang angin agin dan berdiri didepan keempat orang itu. Tong Ko Song berpikir: "Nama Dewa Pedang memang tidak kosong. Entah siapa lagi yang memiliki Gin Kang seperti ini?"

Bayangan itu diam diam tidak bergerak dan tanpa suara bagaikan sesosok mayat. Tubuhnya yang tinggi kurus tertutup oleh jubah hijau tua yang menutup sampai di kepalanya. Hanya sorot matanya kelihatan samar samar sebab pantulan sinar matahari yang reduh. Menurut adat, siapa saja yang menghadap kaizar harus kowtow, tapi bayangan ini hanya berdiri tegak tanpa bersuara.

Kaizar Zong memandang Tong Ko Song dan memberi isyarat supaya ia dan kedua saudaranya pergi menunggu di lubang jalan rahasia.

"Toa peh" sapa kaizar Zong.

"Zong-er" sapa bayangan itu kembali dengan rasa kasih sayang.

Bayangan itu membuka jubah dari kepalanya. Mukanya hitam hidungnya runcing bagaikan muka binatang Se Kang (sebuah binatang kecil hitam dan berbau bangkai). Pepe Si Dewa Pedang yang telah lama mengundurkan diri dari Kang ouw untuk menyerahkan jasa kepada negara adalah saudara sepupu dari isteri paman kedua belas dari saudara tiri anak angkat paman kedua selir Jeng Ba Bu. Waktu Duan Zong masih kecil, ia sering bermain dengannya, maka itu Duan Zong sangat sayang kepada paman dekatnya ini. Ia pendiri Wisma Willow Hijau, sebuah kelompok yang sangat rahasia, untuk menjaga keluarga kerajaan Song.

Ketua wisma Willow Hijau yang diketahui dan dikenal secara umum di kalangan Kang Ouw sebenarnya hanyalah murid si Dewa Pedang "Coa So lit" (SolidSnake). Dengan menggunakan samaran ini, Pepe dapat bergerak bebas tanpa diketahui.

"Zong er ... anjing Tar Tar telah berada didepan kerajaan. Mati hidup keluargamu ada ditanganmu sekarang. Kekuatan mereka semakin hari semakin besar." Kata pepe. "Tambah lama kekuatan kita berturun. Ada juga seseorang diantara kelilingmu yang telah berkianat menjual negara"

Kaizar Zong dan pepe berunding dan berbicara beberapa lama tentang penyerangan laskar Mongol.

Sementara itu, satu bayangan bergerak sedikit diantara rak rak buku yang besar itu. Orang ini memasang telinga untuk mendengar semua perkataan mereka berdua. Telinga si Dewa Pedang yang jeli segera menangkap suara gerakan itu.

"Ia telah berdiri disitu berapa lama?" Pikir Pepe dengan kagetnya. "Hmm.. hebat sekali orang ini sampai bisa menahan napas suara dan tak bergerak sampai akupun tak tahu."

Pepe mendekat ke kaizar Zong dan berbisik.

Si bayangan berusaha mendengar kata kata itu. Hanya sayang suara si Dewa Pedang sangat halus sehingga yenag terdengar hanya potongan potongan kata. Bayangan itu mengerahkan semua ilmunya untuk menangkap pembicaraan.

Ia melihat si Dewa Pedang memeluk Kaizar Zong dan badannya terus melesit keluar dari lubang angin angin. Setelah itu, Kaizar Zong pun meninggalkan rumah "Djie Sam Soe" lewat jalan rahasia dikawal denagn ketiga penjaganya.

Si bayangan keluar dari antar rak rak buku. Ia mengerutkan alis. Ia memikirkan sepatah potongan potongan kata Pepe yang dibisikkan kepada Kaizar Zong.

"..... puteri Eeyore ............. hamil ......... Temujin ....... Apa maksudnya" kata bayangan itu.