Home → Forum → Komentar Bacaan → Kehidupan Para Pendekar
Komentar untuk Kehidupan Para Pendekar
#1 | ![]() |
sunhauw
24 Agustus 2006 jam 1:03am
 
Was soll das sein? |
#2 | ![]() |
kkabeh
24 Agustus 2006 jam 3:34am
 
Que? No se apoye la puerta... |
#3 | ![]() |
nein
24 Agustus 2006 jam 8:18pm
 
|
#4 | ![]() |
baga_162
24 Agustus 2006 jam 8:44pm
 
wah bahasa planet mana tuh wkwkwk |
#5 | ![]() |
baga_162
24 Agustus 2006 jam 8:49pm
 
cerita cukup bagus, hanya menurutku(g tau orang lain) ceritanya terlalu panjang. Karakter2 tokoh utamanya masih belum berhubungan, padahal bagian satu dah tamat. |
#6 | ![]() |
kkabeh
25 Agustus 2006 jam 12:47am
 
Maaf sdr Nein, kalau menganggu... |
#7 | ![]() |
nein
25 Agustus 2006 jam 3:52pm
 
|
#8 | ![]() |
doodlez
25 Agustus 2006 jam 4:14pm
 
Menurut saya, di awal tulisan banyak istilah yang rumit, tapi pada dasarnya cerita ini sangat menarik & menghibur. Ayooo...Bung Nein, ditunggu lanjutan kisahnya!!!... |
#9 | ![]() |
nein
25 Agustus 2006 jam 4:36pm
 
Bung doodlez, terima kasih. Saya akan coba untuk tidak lagi menggunakan istilah-istilah atau perumpamaan yang "rumit". Saya sadari memang kadang hal-hal tersebut entah kenapa bisa tertuliskan |
#10 | ![]() |
kkabeh
25 Agustus 2006 jam 11:07pm
 
Jadi gak enak ati ama sdr Nein...ceritanya belum dikomentarin... Semoga tidak berkesan sok tau, krn sifatnya rada sensitive... tapi kalo isinya pujian melulu, jadi gak jelas mau diimprovenya dimana... jadi saya memberanikan diri memberi tanggapan yg semoga berkesan tulus... (krn saya juga sama sama belajar menulis spt anda, semoga gak dianggap bisanya cuman cuap cuap doang Spt biasa, diskripsinya hidup sekali... terasa benar spt berada ditempat itu dgn airnya yg bening dst... keren dan bikin iri ati... Ada beberapa hal yg mungkin bisa dijadikan pertimbangan Mengenai introduksi karakter Hakim Haus Darah... Karakter hakim haus Darah hadir dgn cara dikatakan alias berdasarkan dialog.. dan bukan ditunjukkan. Mungkin alternatif cara klasik.. pemuda/i itu menemukan seseorang yg sedang sekarat. (ditunjukkan) seorang yg terlihat tuaa sekali, rambut yg memutih, kulit yg keriputan, disebabkan darahnya kering tersedot habis dan dari bibirnya yg pucat tercetus Betapa kagetnya ketika pemuda/i tersebut setelah menyadari orang tua tersebut ternyata adalah adiknya atau adik temannya yang masih mudah belia. Jagoan kita Telaga yg ikut menjadi heran, sekarang mungkin mempunyai alasan tertarik untuk mengetahui kelanjutan peristiwa, bukan hanya dikarenakan namanya melainkan kejanggalan seorang yg lebih muda dari usianya bisa terlihat lebih tua dari ayahnya... mungkin pembaca jadi ikutan terpancing untuk mengetahui kelanjutan peristawa... Entah alternatif ini masuk apa tidak, saya tidak terlalu berharap, yg saya harap semoga sdr Nein tidak tersinggung dgn alternatif ini... |
#11 | ![]() |
nein
25 Agustus 2006 jam 11:40pm
 
Suheng kkabeh, kkabeh menulis:Ini akan saya ingat-ingat selalu. kkabeh menulis:Masuk-masuk. Tapi saya harus cari gaya saya menggunakan cara itu. Terima kasih banget atas masukannya. Tersinggung? Jelas tidak, malah bikin makin semangat nulis ![]() Tapi untuk sementara tulisan yang ada tidak akan diubah dulu, biar terlihat ada "perubahan" berdasarkan masukan dari rekan-rekan semua. |
#12 | ![]() |
fary
29 Agustus 2006 jam 1:07pm
 
Nimbrung berkomentar nih, Nein suheng..... Namun masih ada yang kurang, yakni deskripsi para tokoh: Telaga, Sarini, bahkan si Paras Tampan. Selain menduga bahwa si Telaga masih muda, pembaca tidak mendapatkan gambaran tentang fisiknya. Berapa umurnya, seperti apa rupanya, apakah jelek/tampan/berwajah sedang, hidung mancung/pesek, dst. pakaian apa yang digunakan, bagaimana model rambut, dsb dsb. Saya pikir deskpripsi tokoh akan memudahkan pembaca meresapi jalan cerita. Begitu juga dengan Sarini. Cantikkah dia? Apakah punya lesung pipit? Apakah rambutnya panjang digelung atau diikat ekor kuda, model pakaian apa yang digunakan, atau yang semacam itu. Model pakaian dan rambut akan digunakan sebagai pentunjuk bagi pembaca untuk 'menerka' kapan atau pada abad berapa kisah ini berlangsung Dari yang saya amati, deskripsi tokoh hanya ada pada sosok si Orang Tua. Kalau melihat bagaimana dengan detil Nein suheng menggambarkan situasi alam, dekspripsi para tokoh (seharusnya) tidak sulit. Atau memang disengaja? Biar bagaimana pun, cerita ini sangat bagus, dan kelanjutannya tetap dinanti................................ |
#13 | ![]() |
Handy_Alexandre
29 Agustus 2006 jam 2:36pm
 
cuman mao bilang, SALUT BUAT ANDA. ceritanya tidak bikin bosan. semangat terus.... |
#14 | ![]() |
nein
13 September 2006 jam 12:08am
 
Suheng fary terima kasih atas masukannya. Sedang dicoba untuk sedikit mendeskripsikan tokoh-tokoh yang ditampilkan. Ternyata lebih sulit dari mendeskripsikan alam Bung Handy_Alexandre terima kasih atas dukungannya. Semoga inspirasi saya tidak habis sehingga anda tidak bosan membacanya. |
#15 | ![]() |
mona
13 September 2006 jam 12:35pm
 
bung nein, cerita ke2 lbh menarik dari yg pertama yach. Yg pertama itu ceritanya alurnya mendadak (alias mendadak abis gitu sementara saya blom siap berpisah hehehehe). Yg kedua lebih panjangan so saya lbh tertarik. Apa cerita ke2 ini mau dibikin spt Lord of the Rings gitu? Kalo gitu, bisa dimasukan lebih banyak ttg makhluk2 lain yang lebih bersifat mythical spt Giants, water fairy, dwarfs, mermaids, Medusa, leprechaun dll. Dan ceritanya dibikin lbh rumit alurnya, entah apa Bung Nein yg mikirin dah. Nama2 tokoh, tempat, rada rumit sampe mesti mikir bacanya. Mungkin dikasih yg lebih gampang gitu, misalnya Thor daripada si Raja Kilat Menggelegar (yg terakhir ini bikin mikir.....udah capek kerja eh malah mikir pas bacanya). Atau Valhalla / Eden daripada Cakrawala Kahyangan Indah Mempesona Maha Tinggi. Ngetiknya aja lama |
#16 | ![]() |
nein
13 September 2006 jam 4:36pm
 
Bung mona, terima kasih atas usulannya. Saya berusaha sedapat mungkin "meng-Indonesia-kan" istilah-istilah -- jika tidak bisa, paling tidak pelafalannya --- tapi kelihatannya malah jadi panjang dan melelahkan, ya? Apalagi bagi anda yang baru pulang kerja. Saya akan coba memendekkannya (nama-nama tempat, orang) plus diberi keterangan saja. Sedang diusahakan Soal plot mau kemana, rahasia dulu ya Terima kasih atas saran dan kritiknya. *Bung: tidak membedakan gender. |
#17 | ![]() |
jaka_lola
12 Oktober 2006 jam 4:36pm
 
Cerita bagus n mantap punya. Kayak membaca Lord of the Ring dicampur silat. Imajinasinya gilleeee bennnnnerrrr...... Tapi gw pikir lebih bgs jika istilahnya tidak dlm bhs Indo, bikin istilah sendirilah, dan diterjemahkan ke bhs Indo. Tpi sudhlah, sdh terlanjur. Yang begini jg bagus. Oh yah, jika bole tau, cerita ini terjadi di mana tepatnya, dan tahun (abad) berapa???? |
#18 | ![]() |
kkabeh
27 November 2006 jam 4:49pm
 
Gerakkan ajaib, Langkah Kering diBawah Hujan... |
#19 | ![]() |
nein
2 Februari 2007 jam 8:22pm
 
jaka_lola-suheng, saya belum terpikirkan tahun berapa kisah ini terjadi. Paling tidak bila dikaitkan dengan penemuan2, mungkin lebih tepat suatu dunia paralel ketimbang sama dengan yg nyata. Oleh karena itu bisa saja ada waktu-waktu yang urutannya terbalik kkabeh-suheng, itu Gerakkan ajaib, Langkah Kering diBawah Hujan tercipta karena tidak ada ide lain Buat para suci dan suheng yang lain, edisi bundelan elektronik bisa dilihat di Elemen Kekosongan, tapi tetap saja akan di-publish terlebih dahulu di sini -- Indozone. |
#20 | ![]() |
fary
3 Februari 2007 jam 6:06pm
 
Makin menarik, makin seru, makin menegangkan. Ada 'bonus' resep masakan pula. Jadi lapar nih..... |