BENDE MATARAM

HomeForumKomentar BacaanBENDE MATARAM

Komentar untuk BENDE MATARAM


#1
mwirayudha 24 Desember 2009 jam 8:12am  

Terima kasih bung lovecan. Ditunggu posting-nya.

#2
lovecan 24 Desember 2009 jam 9:40pm  

silat jawa ternyata kurang banyak dilihat dibandingkan silat mandarin, dari postingan yang kuupload, rata-rata yang lihat dibawah 10.000 views padahal jilidnya belasan, bandingkan dengan silat mandarin yang bisa diatas 20.000 views dengan jilid yang sama...

#3
Dewi_KZ 25 Desember 2009 jam 3:09pm  

asal usul bende mataram ga termasuk trilogi

#4
lovecan 26 Desember 2009 jam 7:25am  

Di beberapa blog dan situs menyebutkan karya Herman Pratikto ini menjiplak karya Chin Yung, setelah aku meng-convert ke txt dan membacanya aku yakin ini memang "gubahan" Herman Pratikto. (Arti gubahan itu merangkai, mengambil beberapa sumber dan menjadikan satu kesatuan yang harmoni). Jadi beliau tdk menyangkal.
Sampai bab 25 ini mengingatkan pertarungan antara Kwee Ceng (Sangaji), Dewaresi (Yo Kang, ayah Yo Ko), Ang Cit Kong, raja pengemis (Gagak Seta).
Jadi 90% cerita ini adalah adaptasi dari Sin Tiauw Hiap lu (The Brave Archer ), seri pertama dari Trilogi Chin Yung.
Hanya nama tokoh menjadi Jawa, masa kecil Kwee Ceng dengan penjajah Mongol, berkawan dengan Jengis Khan diganti dengan masa kecil Sangaji di Batavia dengan penjajah Belanda.
Bagaimanapun, mengadaptasi juga sulit luar biasa, apalagi menyelaraskan dengan latar belakang sejarah Jawa.
Ku upload disini sebagai apresiasi untuk Sang Penggubah, Kanjeng Romo "Herman Pratikto"
Bravo

#5 avatar
setian 26 Desember 2009 jam 8:41am  

Sangaji tidak hanya mengingtkan kita kepada Kwee Ceng, tapi juga kepada Tio Bu Kie di cerita To Liong To. Sangaji mempunyai kakek guru Kyai Kasan Kesambi, sementara Tio Bu Kie punya Thio Sam Hong. Banyak potongan-potongan episode dari cerita karangan Chin Yung ini yang disadur ke Bende Mataram. Meskipun demikian Bende Mataram tetap menarik karena cara adaptasi yang indah ke lingkungan di Jawa. Meski penah baca karya ini lebih dari tiga puluh tahun yang lalu, saya tetap tertarik untuk kembali menikmati karya Herman Praktikto ini.

#6
lovecan 26 Desember 2009 jam 12:57pm  

Saudara setian benar, Kanjeng Romo Herman Pratikto memang mencampur cerita Sintiauw hiaplu dengan To Liong To....terima kasih komentarnya..

#7
hay2 27 Desember 2009 jam 7:16pm  

Lembah Maut mau dunk.. he he

#8 avatar
deniar 6 Juli 2010 jam 1:13am  

walahh..cersil pendekar rajawali kok sukses di copy paste...memalukan

#9
deday_kus 28 Juli 2015 jam 1:43pm  

Cerita yg bagus... perlu dikoleksi. Walau mungkin ada kesamaan cerita dengan cersil lain, tapi data dan setting lokasi serta nama2 tokoh cukup membuat pusing kepala. Untuk hal itu sudah selayaknya perlu diapresiasi.
Catatan sedikit... mengenai text yg kurang rapi mungkin perlu dipertimbangkan sebelum diupload. Mengenai ketertarikan antara cersil cina dg lokal bisa jd faktor judul yg lbh bombastis.
Secara keseluruhan... sangat baik dan menambah khasanah cersil tanah air. Bravo