Home → Forum → Komentar Bacaan → Pedang Angin Berbisik (TAMAT)
Komentar untuk Pedang Angin Berbisik (TAMAT)
#181 | ![]() |
Han1977
26 Januari 2012 jam 5:37am
 
@tulusbudiprasetyo, lol @Bondan, hehe biasa bro namanya juga pembaca, bagaimanapun juga pengarang berada di posisi yang mendekati Tuhan, mau dibawa ke kenan atau ke kiri, bisa-bisanya pengarang saja. Tapi sebagai pembaca bisa menebak isi otak pengarang, 2 jempol deh buat bro Bondan. @others, thank you very much, silahkan dibaca bab selanjutnya. Sdh menginjak bab XII, saya mau tanya bagaimana tanggapan pembaca atas karakter Ding Tao, cukup simpatik? Sangat simpatik? Membosankan? Juga apakah masih sampai bab XII ini karakter Ding Tao masih konsisten? Maksudnya apakah ada perbuatan Ding Tao yang di luar jalur dari karakter yang sudah tergambar sebelumnya, sehingga terasa aneh nih. Trims. |
#182 | ![]() |
bantarmangu
26 Januari 2012 jam 8:54am
 
Mantap, bagaimana kalo ding tao punya 2 istri kayaknya lebih seru nih. Lanjut terus suhu |
#183 | ![]() |
musasi
26 Januari 2012 jam 9:58am
 
lanjut terus suhu Han, Boanpwee, akan terus membacanya |
#184 | ![]() |
yarisdiyanto
26 Januari 2012 jam 10:52am
 
mantap suhu han1977.... kalo bisa karakter ding tao nya jangan terlalu baik (sempurna) tapi ditambah agak nakal tapi kesannya tetap baik... ya kalo bisa yang jadi istrinya lebih dari 3 hehehe.. maksimal 4.... (soalnya kasihan bagi ce yang tidak kepilih...hahaha) karena setelah saya baca dari awal karakater ding tao nya terlalu lurus (baik) terlalu terpaku pada tata krama atau kesopanan. menurut pendapat saya agar lebih menarik gimana kalau karakter ding tao nya di tambah atau agak dirubah sedikit supaya lebih dinamis lagi (tapi dasar karakter utamanya tetap ada) ... sehingga akan lebih menghibur serta ceritanya bisa lebih berkembang lagi dan tidak membosankan. karena kalau karakter ding tao tetap begitu pasti akhirnya akan membosankan. maaf suhu HAN1977 ini hanya masukkan aza.... NB: secara pribadi saya akui suhu HAN1977 sebagai seorang penulis berbakat dan amat cermat serta teliti.... selamat berkarya dan terus berkarya... |
#185 | ![]() |
Bondan
26 Januari 2012 jam 11:19am
 
Wah makin seru nih Suhu Han, karakter Ding Tao sampai saat ini masih konsisten dalam hal menjaga kejujuran dan rasa hati nuraninya. Tapi bagi saya yang menarik adalah perkembangan sifat Tiong Fa tersebut. Benar-benar seperti melihat perpolitikan negeri ini dimana tak ada lawan dan tak ada kawan. Yang penting adalah 'Kepentingan'. Jika searah jadi kawan, jika berseberangan jadi lawan. Jika ada kepentingan yang lebih besar lagi, bisa jadi semua adalah kawan. Tetapi jika tujuan sesaat sudah tercapai, semua akan jadi lawan, karena hasil kemenangan adalah miliknya sorangan .... Lanjut Suhu Han .... |
#186 | ![]() |
Han1977
26 Januari 2012 jam 11:46am
 
@yarisdiyanto, wah beribu maaf suheng, agaknya untuk keinginan suheng yang satu ini sulit untuk saya penuhi. Sebisa mungkin saya berusaha menampilkan Ding Tao sebagai sosok yang lurus dan bukan sekedar lurus tapi esktrim lurus. Lepas dari kelemahannya, tapi dia mengejar nilai2 yang luhur dan lurus itu. Bukan berarti Ding Tao tidak bercacad, Ding Tao pun memiliki kelemahan, dan ada waktunya dia akan jatuh melakukan kesalahan. Tapi lurusnya ini terpaksa tidak bisa ditawar, sebegitu tidak bisa ditawarnya hingga saya berharap lurusnya Ding Tao inilah yang menjadi cacat dari tokoh tersebut. Mis: Terlalu lugu dan naif sehingga ketipu terus, dsb. Tapi kalau sekedar nakal sedikit, sudah coba dihadirkan sewaktu dia berkelahi melawan sepasang iblis muka giok. Dan ini terpaksa tidak bisa ditawar2, karena ini salah satu bagian utama dari bagian yang tersirat dalam kisah PAB ini. Entah berhasil entah tidak, saya punya keinginan bahwa dalam menulis PAB ini ada dua sisi yang saya gali, apa yang disampaikan lewat kata-kata dan bisa dibaca dengan mata. Serta apa yang ingin saya sampaikan, tapi tidak terungkap lewat kata, melainkan hanya tersirat dalam keseluruhan kisah, tanpa pernah dituliskan dan hanya tertangkap lewat rasa. Lurusnya Ding Tao yang keterlaluan inilah yang kemudian ingin saya sandingkan dengan kontras yang 180 derajat berbeda, diwakili oleh keluarga Huang, Tiong Fa, Zhong Weixia dan masih banyak lagi lainnya (@Bondan ini reply saya untuk bro Bondan). Terus terang untuk saat ini saya belum puas dengan hasilnya. Moga2 di masa depan saya lebih bisa membangun cerita yang lebih pas dan lebih greget, dengan mengusung ide/isi/spirit/roh yg sama. |
#187 | ![]() |
noex
26 Januari 2012 jam 12:43pm
 
Makasih suhu..... Wah mantap jg ni kalo ding tao sampe punya istri dua atau lebih,, setuju banget dah,,, |
#188 | ![]() |
risal
26 Januari 2012 jam 12:54pm
 
lanjut truzzzz.... |
#189 | ![]() |
catur
26 Januari 2012 jam 1:05pm
 
untuk bab ini, betulkah perkiraan saya akan "nyawa" dari bab ini suhu??? |
#190 | ![]() |
Han1977
26 Januari 2012 jam 1:40pm
 
@noex & risal, hehe Kira-kira apa ini termasuk mekanisme pertahanan psikologis yg namanya Proyeksi Identitas ya? Kl ada yg ambil jurusan psikologi, tolong dianalisa donk, soalnya penulis sepertinya mengidap penyakit yg sama @catur, hebat Sob, anda termasuk orang yang aware dengan issue-issue internasional. Memang cukup membingungkan juga, di jaman penyebaran informasi begitu mudah dan luasnya. Persoalan antara HAKI vs hak dari setiap orang untuk memiliki akses terhadap pengetahuan ini jadi rumit. Kalaulah dibebaskan, lalu di mana insentifnya seorang pemikir/peneliti/penulis/dsb, untuk menggali lebih jauh lagi keahlian masing2? Bayangin aja kalau capek2 mikir bertahun2, riset sampai meneteskan cucuran keringat dan air liur Lebih ngeri lagi dengan penyebaran informasi yang tidak terkontrol, orang-orang yang tidak bertanggung jawab pun bisa mengakses pengetahuan yang berbahaya, mis: cara bikin bom. Di pihak lain, dengan HAKI, terjadi juga masalah kemanusiaan yg lain, masalah obat misalnya, berapa banyak orang yg meninggal karena harga obat yg terlampau mahal. Padahal untuk biaya produksinya ga mahal-mahal amat. Yg jadi mahal karena obat itu sudah ada hak patennya, alias ga ada perusahaan lain yg bisa bikin. Entahlah, siapa yang benar. Ding Tao dan Murong Yun Hua pun tidak berusaha memberikan jawaban. |
#191 | ![]() |
tiger4
26 Januari 2012 jam 3:55pm
 
Banyak cerita silat yg jagoannya selalu terikat sama adat istiadat ,atau norma2 kesetiaan .sehingga diakhir ceritanya banyak wanita yg dikecewakan ,atau malah diperkosa oleh penjahat hingga bunuh diri atau menjadi Nikow .Alangkah indahnya cerita ini bila berakhir dgn happy ending berapapun istri yg dinikahkannya ,Dalam agama islam adalah memungkinkan beristri lebih dari satu asal berlaku sama adil ,bahkan para raja2 pada umumnya mempunyai selir sangat banyak dan di dunia Arab pun kita kenal dgn adanya Harem . |
#192 | ![]() |
Han1977
26 Januari 2012 jam 5:04pm
 
tiger4 menulis:Soal berapa nantinya isteri Ding Tao memang masih bisa diperdebatkan, setidaknya sampai saat ini (Bab XVI), masih terbuka beberapa kemungkinan. Apakah mau happy ending dgn bbrp orang isteri dan tidak ada satupun yang harus makan hati. Ataukah satu isteri saja dengan resiko ada yang disakiti (suatu permasalahan yang mungkin sengaja ditinggalkan untuk digali lebih lanjut di sekuel berikutnya hehehehe ![]() Tapi mungkin perlu sedikit dibuka di sini, bahwa bukan tanpa alasan jika banyak cersil yang menonjolkan norma2 kesetiaan dalam hubungan suami isteri sampai seperti kata bro Tiger4, banyak wanita dikecewakan bahkan sampai jadi Nikouw. betapa kontradiktif ketika dibandingkan dengan tokoh penjahat yang mengumbar kelamin seenaknya. Karena kenyataannya meskipun poligami tidak dipandang sebagai sesuatu yang memalukan, namun pada dasarnya pernikahan karena cinta dan monogami adalah sesuatu yang dipandang baik dalam budaya Cina. Saya quote sedikit dari Wiki : Kutip:Ttg pandangan konfusianisme mengenai pernikahan: Kutip:Ttg polygamy: Kutip:Jadi sebenarnya cukup aman untuk diasumsikan bahwa meskipun poligami diterima, terutama ketika praktek itu dilakukan oleh golongan menengah ke atas. Pada umumnya, pernikahan oleh karena cinta dan monogami (kesetiaan pada pasangan) mendapatkan nilai lebih. Jadi tidak heran jika tokoh protagonis akan "dibebani" dengan nilai-nilai tersebut, sementara tokoh antagonis memiliki kebebasan yang tanpa batas. Sebagai bagian untuk membenturkan "yang baik" vs "yang jahat". Seperti dalam melukis, terkadang seorang pelukis memilih untuk menciptakan kontras yg sangat tinggi antara hitam dan putih, demi menciptakan efek yang dia inginkan. Dan dalam kisah PAB ini seperti yg saya katakan Ding Tao saya bebani dengan tanggung jawab untuk menjadi tokoh yg super baik (bukan super sakti). Jadi dalam menulis PAB, meskipun saya menginginkan happy ending, kemungkinan akan adanya ending yang menggantung terutama masalah jodoh Ding Tao, sangatlah dimungkinkan. Apalagi ending yang menggantung, menjanjikan satu greget untuk sekuel berikutnya Lagipula saya pikir, tidak selamanya keinginan pembaca harus dipenuhi. Karena terkadang penulis harus memanfaatkan keinginan pembaca itu dengan sebaik-baiknya. Yaitu dengan cara menggantungkan keinginan pembaca selama mungkin, wkwkwkwkwkwk. Seperti gambar karikatur, seorang kusir yang menggantungkan makanan di depan kudanya, supaya kudanya terus berlari mengejar makanan yang tidak juga dia dapatkan. hihihihi Salah satu contoh yang baik soal ini menurut saya adalah serial Superman yg sempat tayang di TV dulu jaman saya SMA (kayae), Clark Kent sdh jadi wartawan dan naksir Lois Lane. Hubungan antara keduanya yang saling suka tapi ga jadi2 juga, merupakan salah satu bumbu yang bikin greget serial ini. Kenapa? Karena penonton ingin melihat Clark Kent dan Lois Lane jadi pasangan. Selama mereka belum jadi pasangan, keinginan ini masih ada, dan menjadi salah satu penyebab mereka menonton serial ini. Chemistry di antara keduanya ini yg dieksploitasi dan membuat penonton betah menunggu dari satu episode ke episode berikutnya. Begitu mereka bener2 jadi pasangan, justru serial itu kehilangan gregetnya dan tidak lama kemudian the end. Kenapa? Karena yg bikin greget sudah ga ada. Seperti sedang bermain cinta, meskipun yang dikejar adalah sensasi saat orgasme, tapi karena begitu puncaknya dicapai, sesaat kemudian lewat sudah kesenangannya. Maka ada semacam tawar menawar, semacam ketegangan, semacam konflik antara ingin memperlama tercapainya orgasme vs pencapaian itu sendiri. Di sinilah penulis dihadapkan pada pilihan : Happy ending? Atau ending yang menyisakan ketegangan? Kalau pakai analogi bercinta, anda pilih yang mana yg quicky atau yg slow dengan klimaks dibangun perlahan-lahan sampai serasa anda mau meledak menahan keinginan? |
#193 | ![]() |
Pasirputih
26 Januari 2012 jam 6:53pm
 
thanks uplodx. . . |
#194 | ![]() |
Bondan
27 Januari 2012 jam 7:53am
 
Mantap suhu Han, memang dalam hal cinta ... banyak yang bisa digali. Seperti dalam kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga, dimana tokoh nya Boe Ki yang banyak dicintai oleh gadis-gadis ... hanya satu yang dinikahi Boe Ki, yang lainnya ada yang jadi niekow, ada yang jadi Putri Suci dan ada yang melanglang buana mencari bayangan Boe Ki .... Semuanya melambangkan cinta ... apakah harus berbagi ... apakah harus memiliki ... apakah harus dilepas pergi .... Semua adalah perwujudan dari cinta .... dalam pandangan dan pertimbangan sendiri ... |
#195 | ![]() |
budakjambi
27 Januari 2012 jam 10:14pm
 
Tuh kan diluar dugaan ceritanya.......... hebat ni yang nulis. walau alurnya lancar, tapi ibarat sungai di tengah ada belokan yang membelokkan arus ke arah yang tidak kita duga he.....he........ he...... |
#196 | ![]() |
aar78ey
29 Januari 2012 jam 11:37am
 
Kalau saya melihat, cerita cinta ini belum berakhir, seperti yang diuraikan penulis... |
#197 | ![]() |
Han1977
29 Januari 2012 jam 12:37pm
 
@Bondan @budakjambi Semoga kelokan2 berikutnya bisa membuat pembaca ikut berdebar. @aar78ey Dan dari kesalahan-kesalahannya tentu saja diharapkan jadi lebih dewasa, lebih matang. Kalau sekarang kan bisa dibilang Ding Tao masih pemuda culun. Harapannya pada saat kisah PAB ini berakhir dia bisa jadi tokoh panutan. Macam Bu Pun Su atau Bu Kek Sian Su, meskipun tentu saja karena mau digali lagi di sekuel berikutnya, dia bakal lebih mirip Li Sin Hoan pisau terbang. Sedikit pemurung, ruwet dengan jerat cinta yg menyakitkan, jagoan, dsb |
#198 | ![]() |
Pasirputih
29 Januari 2012 jam 3:17pm
 
wow,hebat. . . |
#199 | ![]() |
Saladinxc
29 Januari 2012 jam 4:51pm
 
Wah. saya justru tertarik dengan pilihan baru di bidang cinta ini. Biasanya, Kalau yang banyak jadi banyak. Kalo yang satu selalu korbanin yang lainnya. Saya lebih suka melihat tipe cerita seperti Kisah Pendekar Tayli (Toan Ki, Siau Hung, dan adik ketiganya.) Usul aja nih bang. Jangan terlalu sama dengan stereotype yang udah udah. |
#200 | ![]() |
dhewi
29 Januari 2012 jam 5:02pm
 
Mantap lnjt trs.. |