Pedang Angin Berbisik (TAMAT)

HomeForumKomentar BacaanPedang Angin Berbisik (TAMAT)

Komentar untuk Pedang Angin Berbisik (TAMAT)


Halaman sebelum 1 2 3 4 ... 7 8 9 10 11 12 13 ... 28 29 30 31 sesudah
#181
Han1977 26 Januari 2012 jam 5:37am  

@tulusbudiprasetyo, lol :)) :)) :)) , kalau sampai jadi film saya bisa ketawa ngakak berhari-hari. Jangankan jadi film, jadi buku yang layak terbit saja menurut saya masih belum bisa. :) , pokoknya target awal cuma belajar nulis saja, sampai tamat dan tidak nggantung di tengah. Tp thanks buat apresiasinya.

@Bondan, hehe biasa bro namanya juga pembaca, bagaimanapun juga pengarang berada di posisi yang mendekati Tuhan, mau dibawa ke kenan atau ke kiri, bisa-bisanya pengarang saja. Tapi sebagai pembaca bisa menebak isi otak pengarang, 2 jempol deh buat bro Bondan.

@others, thank you very much, silahkan dibaca bab selanjutnya.

Sdh menginjak bab XII, saya mau tanya bagaimana tanggapan pembaca atas karakter Ding Tao, cukup simpatik? Sangat simpatik? Membosankan?

Juga apakah masih sampai bab XII ini karakter Ding Tao masih konsisten? Maksudnya apakah ada perbuatan Ding Tao yang di luar jalur dari karakter yang sudah tergambar sebelumnya, sehingga terasa aneh nih.

Trims.

#182
bantarmangu 26 Januari 2012 jam 8:54am  

Mantap, bagaimana kalo ding tao punya 2 istri kayaknya lebih seru nih. Lanjut terus suhu

#183 avatar
musasi 26 Januari 2012 jam 9:58am  

lanjut terus suhu Han, Boanpwee, akan terus membacanya

#184 avatar
yarisdiyanto 26 Januari 2012 jam 10:52am  

mantap suhu han1977.... kalo bisa karakter ding tao nya jangan terlalu baik (sempurna) tapi ditambah agak nakal tapi kesannya tetap baik... ya kalo bisa yang jadi istrinya lebih dari 3 hehehe.. maksimal 4.... (soalnya kasihan bagi ce yang tidak kepilih...hahaha) karena setelah saya baca dari awal karakater ding tao nya terlalu lurus (baik) terlalu terpaku pada tata krama atau kesopanan. menurut pendapat saya agar lebih menarik gimana kalau karakter ding tao nya di tambah atau agak dirubah sedikit supaya lebih dinamis lagi (tapi dasar karakter utamanya tetap ada) ... sehingga akan lebih menghibur serta ceritanya bisa lebih berkembang lagi dan tidak membosankan. karena kalau karakter ding tao tetap begitu pasti akhirnya akan membosankan. maaf suhu HAN1977 ini hanya masukkan aza.... NB: secara pribadi saya akui suhu HAN1977 sebagai seorang penulis berbakat dan amat cermat serta teliti.... selamat berkarya dan terus berkarya...

#185 avatar
Bondan 26 Januari 2012 jam 11:19am  

Wah makin seru nih Suhu Han, karakter Ding Tao sampai saat ini masih konsisten dalam hal menjaga kejujuran dan rasa hati nuraninya. Tapi bagi saya yang menarik adalah perkembangan sifat Tiong Fa tersebut. Benar-benar seperti melihat perpolitikan negeri ini dimana tak ada lawan dan tak ada kawan. Yang penting adalah 'Kepentingan'. Jika searah jadi kawan, jika berseberangan jadi lawan. Jika ada kepentingan yang lebih besar lagi, bisa jadi semua adalah kawan. Tetapi jika tujuan sesaat sudah tercapai, semua akan jadi lawan, karena hasil kemenangan adalah miliknya sorangan .... Lanjut Suhu Han ....

#186
Han1977 26 Januari 2012 jam 11:46am  

@yarisdiyanto, wah beribu maaf suheng, agaknya untuk keinginan suheng yang satu ini sulit untuk saya penuhi. Sebisa mungkin saya berusaha menampilkan Ding Tao sebagai sosok yang lurus dan bukan sekedar lurus tapi esktrim lurus. Lepas dari kelemahannya, tapi dia mengejar nilai2 yang luhur dan lurus itu.

Bukan berarti Ding Tao tidak bercacad, Ding Tao pun memiliki kelemahan, dan ada waktunya dia akan jatuh melakukan kesalahan. Tapi lurusnya ini terpaksa tidak bisa ditawar, sebegitu tidak bisa ditawarnya hingga saya berharap lurusnya Ding Tao inilah yang menjadi cacat dari tokoh tersebut. Mis: Terlalu lugu dan naif sehingga ketipu terus, dsb.

Tapi kalau sekedar nakal sedikit, sudah coba dihadirkan sewaktu dia berkelahi melawan sepasang iblis muka giok.

Dan ini terpaksa tidak bisa ditawar2, karena ini salah satu bagian utama dari bagian yang tersirat dalam kisah PAB ini. Entah berhasil entah tidak, saya punya keinginan bahwa dalam menulis PAB ini ada dua sisi yang saya gali, apa yang disampaikan lewat kata-kata dan bisa dibaca dengan mata. Serta apa yang ingin saya sampaikan, tapi tidak terungkap lewat kata, melainkan hanya tersirat dalam keseluruhan kisah, tanpa pernah dituliskan dan hanya tertangkap lewat rasa.

Lurusnya Ding Tao yang keterlaluan inilah yang kemudian ingin saya sandingkan dengan kontras yang 180 derajat berbeda, diwakili oleh keluarga Huang, Tiong Fa, Zhong Weixia dan masih banyak lagi lainnya (@Bondan ini reply saya untuk bro Bondan). :D

Terus terang untuk saat ini saya belum puas dengan hasilnya. Moga2 di masa depan saya lebih bisa membangun cerita yang lebih pas dan lebih greget, dengan mengusung ide/isi/spirit/roh yg sama.

#187
noex 26 Januari 2012 jam 12:43pm  

Makasih suhu..... Wah mantap jg ni kalo ding tao sampe punya istri dua atau lebih,, setuju banget dah,,, :D.....
Semangat suhu.... Sampe TAMAT......!!!

#188 avatar
risal 26 Januari 2012 jam 12:54pm  

lanjut truzzzz.... :o
bgmn kalau ding tao dalam kamar rahasia Murong mempelajari ilmu rahasia anak lelaki yg dpt mengganti otot dan kulit, serta membuat bertambah cerdas, untukmenyembuhkannya dari bekas pukulan Tinju 7 Luka, tp karena ada efek samping sehingga menimbulkan tragedi antara ding tao dengan kedua nona Murong :x .

#189 avatar
catur 26 Januari 2012 jam 1:05pm  

untuk bab ini,
"bahwa pengetahuan adalah milik segenap umat manusia", sepertinya sedikit banyak ada keterkaitan dengan SOPA/PIPA yang sedang ramai dibicarakan akan menggedor sendi-sendi pengetahuan bebas yang selama ini tengah berkembang, bukan hanya memberangus pembajakan.

:)

betulkah perkiraan saya akan "nyawa" dari bab ini suhu???

#190
Han1977 26 Januari 2012 jam 1:40pm  

@noex & risal, hehe :D baik di sini ataupun di blog, banyak yang minta supaya Ding Tao punya isteri/kekasih lebih dari satu, bukan cm 2 atau 3 malah ada yg minta 4, dan yg paling heboh minta 9 kalau perlu ngalahin Duke of Mount Deer.

Kira-kira apa ini termasuk mekanisme pertahanan psikologis yg namanya Proyeksi Identitas ya? Kl ada yg ambil jurusan psikologi, tolong dianalisa donk, soalnya penulis sepertinya mengidap penyakit yg sama :)) :)) :))

@catur, hebat Sob, anda termasuk orang yang aware dengan issue-issue internasional. Memang cukup membingungkan juga, di jaman penyebaran informasi begitu mudah dan luasnya. Persoalan antara HAKI vs hak dari setiap orang untuk memiliki akses terhadap pengetahuan ini jadi rumit.

Kalaulah dibebaskan, lalu di mana insentifnya seorang pemikir/peneliti/penulis/dsb, untuk menggali lebih jauh lagi keahlian masing2? Bayangin aja kalau capek2 mikir bertahun2, riset sampai meneteskan cucuran keringat dan air liur :)) , eh dengan gampangnya hasil risetnya dimanfaatkan orang tidak dikenal, tanpa bilang thankyou apalagi ngasih duit.

Lebih ngeri lagi dengan penyebaran informasi yang tidak terkontrol, orang-orang yang tidak bertanggung jawab pun bisa mengakses pengetahuan yang berbahaya, mis: cara bikin bom.

Di pihak lain, dengan HAKI, terjadi juga masalah kemanusiaan yg lain, masalah obat misalnya, berapa banyak orang yg meninggal karena harga obat yg terlampau mahal. Padahal untuk biaya produksinya ga mahal-mahal amat. Yg jadi mahal karena obat itu sudah ada hak patennya, alias ga ada perusahaan lain yg bisa bikin.

Entahlah, siapa yang benar. Ding Tao dan Murong Yun Hua pun tidak berusaha memberikan jawaban.

#191 avatar
tiger4 26 Januari 2012 jam 3:55pm  

Banyak cerita silat yg jagoannya selalu terikat sama adat istiadat ,atau norma2 kesetiaan .sehingga diakhir ceritanya banyak wanita yg dikecewakan ,atau malah diperkosa oleh penjahat hingga bunuh diri atau menjadi Nikow .Alangkah indahnya cerita ini bila berakhir dgn happy ending berapapun istri yg dinikahkannya ,Dalam agama islam adalah memungkinkan beristri lebih dari satu asal berlaku sama adil ,bahkan para raja2 pada umumnya mempunyai selir sangat banyak dan di dunia Arab pun kita kenal dgn adanya Harem .
Coba kila lihat dalam hal tokoh penjahatnya ( Tiong Fa) dgn mudahnya pengarang mengorbankan 3 gadis desa baik2 utk diperkosa tanpa tanggung jawab sama sekali :( :(( . Biarpun hanya cerita ,tapi rasanya gak rela deh ! he.he.he

#192
Han1977 26 Januari 2012 jam 5:04pm  

tiger4 menulis:
Banyak cerita silat yg jagoannya selalu terikat sama adat istiadat ,atau norma2 kesetiaan .sehingga diakhir ceritanya banyak wanita yg dikecewakan...
... dalam hal tokoh penjahatnya ( Tiong Fa) dgn mudahnya pengarang mengorbankan 3 gadis desa baik2 utk diperkosa tanpa tanggung jawab sama sekali :( :(( . Biarpun hanya cerita ,tapi rasanya gak rela deh ! he.he.he
Soal berapa nantinya isteri Ding Tao memang masih bisa diperdebatkan, setidaknya sampai saat ini (Bab XVI), masih terbuka beberapa kemungkinan. Apakah mau happy ending dgn bbrp orang isteri dan tidak ada satupun yang harus makan hati. Ataukah satu isteri saja dengan resiko ada yang disakiti (suatu permasalahan yang mungkin sengaja ditinggalkan untuk digali lebih lanjut di sekuel berikutnya hehehehe :p ).

Tapi mungkin perlu sedikit dibuka di sini, bahwa bukan tanpa alasan jika banyak cersil yang menonjolkan norma2 kesetiaan dalam hubungan suami isteri sampai seperti kata bro Tiger4, banyak wanita dikecewakan bahkan sampai jadi Nikouw. betapa kontradiktif ketika dibandingkan dengan tokoh penjahat yang mengumbar kelamin seenaknya. Karena kenyataannya meskipun poligami tidak dipandang sebagai sesuatu yang memalukan, namun pada dasarnya pernikahan karena cinta dan monogami adalah sesuatu yang dipandang baik dalam budaya Cina.

Saya quote sedikit dari Wiki :

Kutip:
Traditional Chinese marriage (Chinese: 婚姻; pinyin: hūn yīn) is a ceremonial ritual within Chinese societies that involve a marriage established by pre-arrangement between families. Within Chinese culture, romantic love was allowed, and monogamy was the norm for most ordinary citizens.
Ttg pandangan konfusianisme mengenai pernikahan:
Kutip:
From the point of view of Confucian philosophy, one of the purposes of marriage is the cultivation of virtue. The Chinese have seen that marriage (Chinese: 婚姻; pinyin: hūn yīn) should be founded on love since the concept of monogamy rooted in their mindset. Ideographically, ‘’hūn’’ (婚) is identical to ‘’hūn’’ (昏, literally means an evening; a dusk) in ancient writings, though the former has the radical (Chinese character) ‘’nǔ’’ (女, literally means a female). Similarly, ‘’yīn’’ (姻) is the same as ‘’yīn’’ (因). According to Zhang Yi’s (張揖) (Chinese: 廣雅•釋詁; pinyin: Guangya Shigu), a dictionary for ancient Chinese characters, ‘’yīn’’ (因) means friendliness, love and harmony, indicating that correct way of living for a married couple.
Ttg polygamy:
Kutip:
This section discusses the social and legal aspects of polygamy, mostly polygyny (one man, multiple women), in traditional Chinese society. The traditional culture does not prohibit or explicitly encourage polygyny (except as a way to obtain male children).

The scope of practice is limited by the number of available women, as well as the financial resource of the man, since he has to be able to support the women. Therefore polygyny is mostly limited to parts of the upper to middle class; while among the rest of the population monogamy can be regarded as the norm. Historical written records are probably skewed with regard to the actual prevalence of polygamy, since the elite can be safely assumed to be overrepresented in them.

Jadi sebenarnya cukup aman untuk diasumsikan bahwa meskipun poligami diterima, terutama ketika praktek itu dilakukan oleh golongan menengah ke atas. Pada umumnya, pernikahan oleh karena cinta dan monogami (kesetiaan pada pasangan) mendapatkan nilai lebih.

Jadi tidak heran jika tokoh protagonis akan "dibebani" dengan nilai-nilai tersebut, sementara tokoh antagonis memiliki kebebasan yang tanpa batas. Sebagai bagian untuk membenturkan "yang baik" vs "yang jahat". Seperti dalam melukis, terkadang seorang pelukis memilih untuk menciptakan kontras yg sangat tinggi antara hitam dan putih, demi menciptakan efek yang dia inginkan.

Dan dalam kisah PAB ini seperti yg saya katakan Ding Tao saya bebani dengan tanggung jawab untuk menjadi tokoh yg super baik (bukan super sakti). Jadi dalam menulis PAB, meskipun saya menginginkan happy ending, kemungkinan akan adanya ending yang menggantung terutama masalah jodoh Ding Tao, sangatlah dimungkinkan. Apalagi ending yang menggantung, menjanjikan satu greget untuk sekuel berikutnya :p .

Lagipula saya pikir, tidak selamanya keinginan pembaca harus dipenuhi. Karena terkadang penulis harus memanfaatkan keinginan pembaca itu dengan sebaik-baiknya. Yaitu dengan cara menggantungkan keinginan pembaca selama mungkin, wkwkwkwkwkwk. Seperti gambar karikatur, seorang kusir yang menggantungkan makanan di depan kudanya, supaya kudanya terus berlari mengejar makanan yang tidak juga dia dapatkan. hihihihi :))

Salah satu contoh yang baik soal ini menurut saya adalah serial Superman yg sempat tayang di TV dulu jaman saya SMA (kayae), Clark Kent sdh jadi wartawan dan naksir Lois Lane. Hubungan antara keduanya yang saling suka tapi ga jadi2 juga, merupakan salah satu bumbu yang bikin greget serial ini. Kenapa? Karena penonton ingin melihat Clark Kent dan Lois Lane jadi pasangan. Selama mereka belum jadi pasangan, keinginan ini masih ada, dan menjadi salah satu penyebab mereka menonton serial ini. Chemistry di antara keduanya ini yg dieksploitasi dan membuat penonton betah menunggu dari satu episode ke episode berikutnya.

Begitu mereka bener2 jadi pasangan, justru serial itu kehilangan gregetnya dan tidak lama kemudian the end. Kenapa? Karena yg bikin greget sudah ga ada.

Seperti sedang bermain cinta, meskipun yang dikejar adalah sensasi saat orgasme, tapi karena begitu puncaknya dicapai, sesaat kemudian lewat sudah kesenangannya. Maka ada semacam tawar menawar, semacam ketegangan, semacam konflik antara ingin memperlama tercapainya orgasme vs pencapaian itu sendiri. Di sinilah penulis dihadapkan pada pilihan : Happy ending? Atau ending yang menyisakan ketegangan?

Kalau pakai analogi bercinta, anda pilih yang mana yg quicky atau yg slow dengan klimaks dibangun perlahan-lahan sampai serasa anda mau meledak menahan keinginan? :))

#193 avatar
Pasirputih 26 Januari 2012 jam 6:53pm  

thanks uplodx. . .

#194 avatar
Bondan 27 Januari 2012 jam 7:53am  

Mantap suhu Han, memang dalam hal cinta ... banyak yang bisa digali. Seperti dalam kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga, dimana tokoh nya Boe Ki yang banyak dicintai oleh gadis-gadis ... hanya satu yang dinikahi Boe Ki, yang lainnya ada yang jadi niekow, ada yang jadi Putri Suci dan ada yang melanglang buana mencari bayangan Boe Ki .... Semuanya melambangkan cinta ... apakah harus berbagi ... apakah harus memiliki ... apakah harus dilepas pergi .... Semua adalah perwujudan dari cinta .... dalam pandangan dan pertimbangan sendiri ...
Ding Tao dalam hal ini memang perwujudan dari lelaki yang sangat kukuh dalam cinta dan janji ... walau menyebabkan sakit hati ... tapi memang tak bisa dihindari ... walau berat untuk melangkah pergi ... tetapi tidak menyalahi nurani ... sehingga bisa tegap menyongsong hari .... walau tak tahu apa yang akan terjadi ...
Semakin lama .. plotnya semakin seru ...cerita yang bagus memang bukan cuman bikin yang membaca suka akan bag .. big ... bug -nya... saja. Tapi juga membikin pembaca berhenti dan berpikir ... apa jadinya jika kita yang mendapatkan hal yang sama ... maklum .. dikasih harta .... wanita ... dan kesukaannya (dalam hal ini ilmu ..) .... apakah akan main samber ... Maklum di jaman sekarang kan percontohannya parah abizzz .... So, terus berkarya suhu Han .... saya sangat menikmati cersil yang seperti ini ... Lanjut ... gannn ....

#195 avatar
budakjambi 27 Januari 2012 jam 10:14pm  

Tuh kan diluar dugaan ceritanya.......... hebat ni yang nulis. walau alurnya lancar, tapi ibarat sungai di tengah ada belokan yang membelokkan arus ke arah yang tidak kita duga he.....he........ he......
karena dari sebelumnya saya ebrpikir bagaiamana cara si DT bisa ke shaolin......... ternyata malah ke tempat lain........
ditunggu kejutan lainnya.......... lanjut terus.......... (maaf cuma bisa kasih komen doang ndak bisa nulis ceita)

#196 avatar
aar78ey 29 Januari 2012 jam 11:37am  

Kalau saya melihat, cerita cinta ini belum berakhir, seperti yang diuraikan penulis...
Saya melihat Penulis cukup lihai dengan membuat sebuah "jeratan cinta" yang mau tidak mau akan ada kelanjutannya. Ding Tao, memperoleh pinjaman kitab yang nantinya harus dikembalikan..., Menurut saya, inilah yang akan menjadikan jalannya kisah cinta ini belum berakhir. Inilah jeratan yang membuat akan ada pertemuan kedua antar Ding Tao dengan keluarga Murong. Terlepas pada saat pertemuan pertama ada sedikit penolakan, namun penolakan itu terjadi bukan karena tidak adanya rasa cinta, tetapi lebih karena "sulitnya membagi rasa cinta pertama dan kesetiaan terhadap pasangan". Jadi masih ditunggu bagaimana penulis akan menyelesaikan kisash cinta ini........ :)

#197
Han1977 29 Januari 2012 jam 12:37pm  

@Bondan
wah, mas Bondan ini kayaknya punya bakat mengarang puisi nih, kl dibaca2 berirama :D.

@budakjambi
belokan-belokan justru itu yg saya takut kurang banya. Makanya plotnya sempat berubah-ubah. Kemarin sih kira2 saya sdh tentukan plotnya. Moga2 tidak berubah lagi. Meskipun saya merasa mash kurang banyak kelokan, tapi saya kuatir terlalu berkelok2 kemudian nyasar dan saya ga mampu membawa ke garis finish.

Semoga kelokan2 berikutnya bisa membuat pembaca ikut berdebar.

@aar78ey
Wah ini temennya Mas Bondan nih, yg suka menebak dan tebakannya tepat. Selamat anda benar, gara2 mengembalikan buku, maka terjeratlah Ding Tao ke permasalahan cinta yg lebih merepotkan nantinya. Krn Ding Tao meskipun berusaha untuk jadi orang yg sempurna, saya buat tetap tidak sempurna.

Dan dari kesalahan-kesalahannya tentu saja diharapkan jadi lebih dewasa, lebih matang. Kalau sekarang kan bisa dibilang Ding Tao masih pemuda culun. Harapannya pada saat kisah PAB ini berakhir dia bisa jadi tokoh panutan. Macam Bu Pun Su atau Bu Kek Sian Su, meskipun tentu saja karena mau digali lagi di sekuel berikutnya, dia bakal lebih mirip Li Sin Hoan pisau terbang.

Sedikit pemurung, ruwet dengan jerat cinta yg menyakitkan, jagoan, dsb :D

#198 avatar
Pasirputih 29 Januari 2012 jam 3:17pm  

wow,hebat. . .
Tambh penasaran. . ^_^

#199 avatar
Saladinxc 29 Januari 2012 jam 4:51pm  

Wah. saya justru tertarik dengan pilihan baru di bidang cinta ini.
Tidak pernah ada orang yang berubah hatinya untuk menerima cinta dan mengubah pola pikirnya di tengah jalan.,

Biasanya, Kalau yang banyak jadi banyak. Kalo yang satu selalu korbanin yang lainnya.
Apalagi kayanya laki2 tuh cuma dia seorang.

Saya lebih suka melihat tipe cerita seperti Kisah Pendekar Tayli (Toan Ki, Siau Hung, dan adik ketiganya.)
Jadi tiap wanita punya kisahnya masing masing. Emang laki laki cuma satu. wkwkwkwk

Usul aja nih bang. Jangan terlalu sama dengan stereotype yang udah udah.
Salam,
Saladinxc

#200
dhewi 29 Januari 2012 jam 5:02pm  

Mantap lnjt trs..

Halaman sebelum 1 2 3 4 ... 7 8 9 10 11 12 13 ... 28 29 30 31 sesudah