Post 6 dari 21 dalam The happiest country in the world
Home → Forum → General discussions → The happiest country in the world → Post-30286
#6 | ![]() |
Azalae
20 Juli 2006 jam 11:33am
 
hihihi akhirnya ga tahan juga kasih komentar ahhh. salah satu yang gua pelajari dari ekon: statistik dan survey sama sekali ga berguna. asumsikan aja pengambilan datanya udah bener dan hasil ga dimanipulasi. ukuran sample (jumlah orang yang dimintai pendapat) ga mungkin bisa gede karena makan biaya dan waktu. anggap aja sample 10,000 orang untuk indonesia. keliatannya gede kan tapi ini amat sangat kecil sekali. 10 ribu dibanding 250 juta penduduk total, cuma 0.00004 ato 0.004% ato 4/100000. misal ada orang tingginya 2 meter, diambil 0.00004 bagian dari tubuh, cuma dapet 0.08 milimeter. alias selebar rambut doang. nah dari sample sekecil gini diambil pendapat penduduk. sama aja kaya undian lotre, untung2an. dapet sample yang pas orang hepi yahh hasilnya indonesia negara hepi hepi moi. hasil survey selalu dinormalisasikan. selalu. biarpun survey jujur pasti dinormalisasikan. maksudnya, suara extreme disingkirkan. alias beberapa masukan dibuang. udah sample nya kecil banget masih dibuang lagi. apalagi kalo mau cari hasil trend. minimum ilang separoh karena pake differentiation (proses pembedaan?). jadi apa gunanya statistik dan survey? buat marketing. misal: "menurut survey terbaru, kinerja pemerintah dianggap telah memuaskan oleh 90% warga indonesia." emang lu udah minta pendapat dari 250 juta penduduk datengin rumahnya satu2? |