Xikuang:
Itu justeru 'siasat' Siauw Tjiauw yang teramat lihay, caranya 'me-ninabobokkan' rival rival-nya. Jangan lupa bahwa ST adalah 'mole' dari pihak Beng kauw Persia (mole - istilah di kalangan spionage untuk spy yang diselundupkan di kalangan lawan, jauh sebelum perang pecah, biasanya sangat akhli bersandiwara)
Komentar:
Yang menjadi spion itu khan ortu-nya ST, dan ST itu cuma anaknya saja yang dijadikan budak akibat dosa ortu-nya. Boleh jadi pendapat anda benar, namun ST itu harus aggresive untuk merebut perhatian Boe Kie dan engga perlu me-nina bobokan rival2nya. Untuk apa rival2nya di-nina bobokan sementara mereka sangat aggresive mencari perhatian Boe Kie sementara Siauw Cio asyik jadi budaknya ???? Sebagai spion, ST seharusnya mengemban sebuah tugas tertentu, tetapi yang kita omongin disini bukan tugasnya sang Spion itu melainkan "siapa yang dipilih Boe Kie jadi isterinya". Artinya, kalo ST itu bisa menjadi isterinya Boe Kie, tentu tugasnya sebagai spion jadi lebih sukses daripada cuma jadi budak. Disinilah yang kita tidak melihat usaha Siao Ciao untuk mengharapkan menjadi isteri Boe Kie. Bahkan tugas sebagai mata2 dari Persia itu justru untuk melindungi Kauwcoe sehingga dalam memikul tugas inilah ST tidak memikirkan untuk bersuami. Kemungkinan besar dia itu anak kandung Han Hoejin sehingga ST mewakili tugas ibunya sebagai Senglie yang tidak boleh menikah.
Bubeng:
Misalnya, persoalan dengan utusan Persia, ilmu apa yang dipelajari Siao Ciaw, dan tentang musuh besar Cia Soen and lagi itu si Cie Jiak belum melaksanakan tugas yang diberikan oleh gurunya.
Komentar:
Dalam hal yang anda katakan itu memang benar, tapi hal itu bisa kita sama2 menebaknya dan untuk mempermudah tebakannya itu, data2 awalnya itu bisa anda menela'ah-nya dari cerita Cia Sun mengenai sejarah Beng Kaw di Tionggoan yang sedang diceritakan dalam jilik 59 ini. Misalnya, Siao Cao pingsan mengira Han Hoejin dibakar hidup2 dan minta Boe Kie menolongnya. Juga keterangan Tio Beng sehubungan Hoan Yauw yang kaget setelah melihat wajah Siao Cao. Semuanya itu mengarah kepada hubungan darah antara Siao Cao dengan Han Hoejin.
Semua hal yang bisa ditebak dengan mudah dimana tidak terlalu banyak variasinya antara satu pembaca dengan pembaca lainnya, maka saya namakan "flat" yang artinya tidak banyak perkembangan gelombang2 dugaan2 yang berbeda dari para pembaca. Biasanya situasi begini merupakan final touch dari pengarang menjelang akhir dari scenario utama yang ingin diceritakan mengenai peran utamanya. Hal2 yang tidak banyak artinya adalah termasuk mengenai hasil peperangan, atau situasi peperangan antara bangsa Han dan Mongol ini. Juga termasuk memperpanjang cerita2 yang tidak menarik seperti pengkhianatan dalam perjuangan, pertikaian sesama saudara seperguruan dan lain2nya. JUSTRU CERITA UTAMANYA ADALAH PERANAN BOE KIE SECARA KESELURUHAN DIMANA TITIK PUNCAKNYA ITU SEWAKTU BOE KIE KELUAR DARI JURANG MENUJU KE KONG BENG TENG UNTUK MENGAKHIRI PERMUSUHAN ENAM PARTAI DENGAN BENG-KAUW. Sekarang kita sudah melewati puncak dan sedang turun ke bawah dalam mengakhiri ceritanya ini. Titik puncak itu penuh variasi, sang pengarang memberi banyak umpan untuk pembacanya memberi berbagai dugaan2 yang menarik yang bisa membuka semua rahasia/mysteri yang ada sebelumnya.
Muskitawati