Post-66171

Post 104 dari 373 dalam Warisan Naga Branjangan

HomeForumKomentar BacaanWarisan Naga BranjanganPost-66171

#104
onomarp 21 Juni 2012 jam 9:31am  

Menanggapi beberapa masukan:

1. Bahasa asing yang digunakan dan diterjemahkan adalah bahasa sansekerta (sanskrit) bercampur dengan jawa kuno (kawi).
2. Penulis menuturkan cerita Warisan Naga Branjangan dengan pendekatan tutur lewat orang pertama (aku) yang terkadang untuk menghindari kejenuhan digunakan varian bertutur lewat orang ketiga.
3. Bertutur dengan pendekatan orang pertama memang sengaja dibuat penulis, sekalipun dapat berdampak mengurangi kenyamanan pembaca. Tetapi itu dibuat dengan beberapa alasan.
Pertama, latarbelakang penulis yang sangat dipengaruhi oleh gaya tutur Iwan Simatupang, terutama lewat karnya yang berjudul Aku.
Kedua, penulis ingin memasukkan dan mensosialisasikan teknik penuturan lewat orang pertama (aku). Menurut pandangan penulis, tekni ini memiliki pengaruh psikologis yang kuat dalam menumbuhkan kepercayaan diri. Penggunaan kata aku mengartikulasikan nuansa kemantapan dan keyakinan diri, ketimbang penggunaan penyebutan nama.
Perhatikan dan bandingkan nuansa kalimat-kalimat berikut ini:
"Bu guru, sekarang Amat memiliki sepeda roda dua berwarna merah", kata Amat kepada gurunya dan "Bu guru, sekarang aku memiliki sepeda roda dua berwarna merah", kataku kepada ibu guru.
Kalimat kedua jauh lebih kuat mencerminkan rasa percaya diri ketimbang kalimat pertama, bahkan dari kalimat kedua dengan penggunaan kata "aku" terasa nuansa keinginan mendudukan diri yang pada tataran sama si "aku" dengan ibu guru.
Untuk bangsa Indonesia, cara bertutur demikian lebih bermanfaat untuk membangun kepercayaan diri.

Terima kasih.