Post 207 dari 373 dalam Warisan Naga Branjangan
Home → Forum → Komentar Bacaan → Warisan Naga Branjangan → Post-66731
#207 | ![]() |
onomarp
24 Juli 2012 jam 1:07pm
 
prasetyo_rh menulis:Memang benar bahwa pada waktunya wangsa Sanjaya menjadi lemah dan kemudian kekuasaan "turun" ke tangan Wangsa Isyana melalui Mpu Sendok yang kelak akan menurunkan Airlangga sebagai raja. Agaknya, karena khawatir akan bencana letusan gunung Merapi dan serangan kerajaan Sriwijaya, kekuasaan Medang di tanah Jawa dipindahkan oleh Empu Sendok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Memang betuk terjadi perpindahan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Tentang kisah Arga, setting yang dibangun adalah Medang di jaman raja Rakai Kayuwangi putra Rakai Pikatan (sekitar 856-880-an ), dimana menurut beberapa prasasti, ia tidak berdiri sebagai satu-satunya raja di tanah Jawa. Prasasti-prasasti ini menyebut nama raja-raja lain, seperti Maharaja Rakai Gurunwangi dan Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra. Kedua nama raja yang belakangan disebut terlibat dalam kisah Arga. Konon, Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra ini masih memiliki ikatan dengan Sriwijaya karena sama-sama berakar pada wangsa yang sama: Syailendra. Jadi di luar, Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra, ada dua penguasan lain yang mengakar pada wangsa Sanjaya yakni Rakai Kayuwangi putra Rakai Pikatan dan Maharaja Rakai Gurunwangi. Dharmawangsa sendiri akan tampil sebagai penguasa pada masa yang terpisah jauh dari kisah Arga. Dharmawangsa merupakan cicit dari Mpu Sendok, raja Medang pertama dari wangsa Isyana. Demikian sekedar penjelasan untuk Mas Prasetyo_rh. Thanks |