Post 228 dari 573 dalam BAJUG ANGGAKARA
Home → Forum → Komentar Bacaan → BAJUG ANGGAKARA → Post-69190
#228 | ![]() |
onomarp
27 April 2013 jam 10:46pm
 
Nah... Nah... ada kekuatan lain yang terpilin di atas tahta Bhumi Mataram.... Mpu Gandawisesa seorang kris mardawa (piawai dalam pembuatan keris) didukung oleh dua murid utama berikut Gandawisesa Parsada (perkampungan Gandawisesa).... pasti keberadaan Mpu Gandawisesa bertalian dengan kekuatan lain dan berkepentingan atas tahta Bhumi Mataram... Pertanyaannya, apakah dirinya identik dengan Prabu Dewageung Jayeng Buana atau Rakeyan Windusakti... mantan penguasa Bhumi Galuh yang bergerak di Bhumi Mataram dengan jejak yang samar... Atau Mpu Gandawisesa dengan kelompoknya hanya sekedar kekuatan lain yang tersembunyi seperti dikatakan Satriya Ambrastha kepada Rakeyan Watuageung.... Lalu, ada konflik lain yang terseret hingga ke Yawadwipa.... konflik dari daratan Cina.... Saat itu (920-an Masehi) terjadi benturan kekuasaan di antara kekuatan-kekuatan yang sebelumnya bersekutu menggulingkan Dinasti Tang (618–907 Masehi). Selepas Dinasti Tang runtuh, kekaisaran Cina tercabik-cabik oleh perpecahan politik mulai tahun 907 Masehi. Di antara kekuatan yang bersaing adalah lima penguasa yaitu: Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou. Dikenal sebagai lima dinasti yang terus bersaing menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Cina. Selain lima penguasa tadi, di Cina juga muncul sepuluh negara kecil, yaitu: Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir. Mereka berkuasa di selatan dan barat Cina. Siapa Yu Guang, tentu sudah dapat diduga, ia adalah fugitive (pelarian) yang berusaha melepaskan diri dari kejaran lawan-lawan politik dinasti dari mana ia berasal. Bukan tanpa alasan, Yu Guang melarikan diri ke Yawadwipa. Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, Cina dan Yawadwipa memiliki hubungan dagang, ekonomi dan budaya sejak lama. Kedua, kekuatan di Yawadwipa relatif kuat dibandingkan dengan kekuatan di negeri lain seperti Campa, Khemer atau kerajaan-kerajaan lain. Mengejar dengan armada perang sama halnya dengan mengajak perang kerajaan Yawadwipa (Bhumi Mataram). Ketiga, Cina dan Yawadwipa terbentang jauh. Pelaian ke Bhumi Mataram di Yawadwipa merupakan pelarian yang aman.... pertanyaannya: bagaimana jika kekuatan pengejar juga datang ke Bhumi Mataram sebagaimana dikhawatirkan oleh Pendeta Merak Jantan??? Nah...Nah... Konflik menjadi bertumpuk.... Bagaimana itu akan berujung? Semua akan berpusat pada Bajug Anggakara sebagai jawaban.... asyik kan.... |