Pendekar Remaja

HomeForumKomentar BacaanPendekar Remaja

Komentar untuk Pendekar Remaja


#1
Hattrick 20 Oktober 2005 jam 11:06am  

Din... ini cerita u ketik sendiri semua? kalo iya ... asli salut salut abis...
G ketik 1 chapter aja kayanya cape banget....
Teng kiu buat ketikannya nich

#2
nenden 24 September 2007 jam 9:34pm  

u r really a hero
thanks berat :)

#3
Sheep 4 Maret 2009 jam 10:22am  

Lin Lin menengok kepada suaminya sambil cemberut. “Kau anggap aku keras hati dan bandel? Kalau begitu, mengapa kau dulu menikah dengan aku?”

Why? The author Kho Ping Hoo made him married this bi@tch Lin Lin, otherwise she should be dead in a violent way if I were to wrote this serial... :evil:

#4
Sheep 4 Maret 2009 jam 10:56am  

“Kau tidak mau makan, anak manis?” Sambil berkata demikian, ia menepuk-nepuk punggung Lili, akan tetapi sebenarnya, di luar tahunya semua orang, ia melakukan tiam-hoat (totokan) pada jalan darah di punggung anak itu juga. Lili merasa kesakitan yang luar biasa hebatnya menyerang seluruh tubuhnya, sehingga ia menggeliat-geliat kesakitan bagaikan cacing terkena abu panas! Kalau saja urat gagunya tidak tertotok, tentu ia akan menjerit-jerit kesakitan. Akan tetapi, karena ia tidak dapat mengeluarkan suara, hanya air matanya saja mengucur turun membasahi pipinya dan kulit mukanya sampai berkerut-kerut saking besarnya penderitaan nyeri yang menyerang tubuhnya! Bibirnya digigit-gigit sampai berdarah!

This idiot should have thought of doing this since he kidnapped Lili in the beginning...dooohhhh. :taz:

#5
Sheep 4 Maret 2009 jam 11:18am  

Lo Sian berseru terheran-heran. Bukan saja ia merasa heran mengapa anak ini begitu dilepaskan lalu tiba-tiba menyerangnya dengan marah, akan tetapi ia juga merasa heran melihat bahwa gerakan serangan anak kecil ini indah dan baik sekali, merupakan tipu pukulan dari ilmu silat yang tinggi!

An apple doesn't fall far from its tree...just like the mother, Lili is also ungrateful and has no gratitude to her rescuer, a typical bi@tch like. *sigh
:sigh:

Lili masih merasa gemas kepada ayah ibunya yang sampai saat itu belum juga datang menyusul dan menolongnya, karena ia masih kecil, maka ia tidak dapat berpikir jauh dan tidak tahu bahwa kedua orang tuanya tidak mungkin dapat menyusulnya dengan mudah karena tidak tahu ke mana ia dibawa pergi. Yang ia ketahui hanyalah ayah ibunya belum muncul dan dalam anggapannya, ayah ibunya itu seakan-akan membiarkan saja ia dibawa pergi oleh penculik jahat tadi!

Earlier it said that this lil bi@tch is clever and smart. So what kind of excuse is this to say that she cannot see the situation rationally. *bleah

“Ayah ibuku tidak mau menolongku! Jangan kau tanyakan nama mereka!” Ia benar-benar marah dan mengepal tinjunya! Lo Sian tersenyum. Alangkah pemarah dan galaknya anak ini, pikirnya. Akan tetapi, dalam kemarahannya, anak ini benar-benar kelihatan gagah dan bersemangat.

What's so courageous about having so freaking narrow minded way of thinking like this lil bi@tch?

#6
Sheep 5 Maret 2009 jam 6:43am  

Dalam usia sembilan tahun, Goat Lan telah kelihatan bahwa kelak ia akan menjadi seorang gadis yang amat manis dan jenaka. Sebagai seorang anak tunggal, Goat Lan amat dimanja oleh kedua orang tuanya, maka ia menjadi nakal sekali.

:o

Great...now this story has 2 lil bi@tches.

Semua hwesio yang berada di kelenteng itu, tua muda, amat suka dan sayang kepada Goat Lan yang mungil dan cerdik, dan diantara mereka ini, banyak terdapat orang-orang yang memiliki ilmu kesusastraan tinggi, maka di bawah petunjuk-petunjuk mereka itu, pengetahuan Goat Lan makin maju saja. Selain kesusastraan dan melukis, Goat Lan ternyata memiliki kecerdikan luar biasa dalam hal permainan catur, dan seorang hwesio ahli catur di kelenteng itu yang mengajarkan main catur sekarang bahkan merasa amat sukar untuk menjatuhkan muridnya yang baru berusia sembilan tahun ini!

I can't wait for the punch line that would contradict this description about Goat Lan's prodigy childlike. :rolleyes:

“Eh, anak nakal!”, kata Thian Tiong Hosiang dengan bingung, karena tadi ia mendengar betapa dua orang kakek yang lihai ini memperebutkan Goat Lan untuk diambil murid. “Kau harus pulang, biar aku sendiri mengantarmu!”

Akan tetapi tiba-tiba Goat Lan membetot tangannya dan lari melompat ke dalam gelap!

But of course, I forgot to mention that these lil bi@tch have no respect for her elders. Where is Ang Hong Cu to teach these lil bi@tch a lesson.

#7
Sheep 5 Maret 2009 jam 9:16am  

Karena keinginan hati inilah, maka Sin-Kong Tianglo meninggalkan daerah Go-bi-san yang luas itu dan turun ke dunia ramai. Ia mendengar bahwa Pendekar Bodoh berada di kota Tiang-an, maka ia lalu menuju ke kota itu.

Huh? :?

Either our beloved author mistyped or Sin-Kong Tanglo went the wrong way. Sie Cin Hai lives in the city of Shaning and Kwee An lives in the city of Tiang-an...
:rolleyes:

#8
Sheep 5 Maret 2009 jam 2:28pm  

Siapakah orang ini? Para pembaca yang sudah membaca cerita Pendekar Bodoh, tentu masih ingat bahwa orang ini bukan lain adalah Lie Kong Sian, murid mendiang Bu Pun Su, guru Cin Hai dan Lin Lin. Karena ada hubungan perguruan ini, maka Lie Kong Sian masih terhitung suheng (kakak seperguruan) dari Cin Hai dan Lin Lin.

:?

Of course all of us readers knew too well who is this Lie Kong Sian. For sure he's not really the disciple of Bu Pun Su. More like he's the student of Han Le instead.  ;)

#9
Sheep 7 Maret 2009 jam 10:03am  

Lie Siong mewarisi watak ibunya yang keras dan tinggi hati, maka mendapat tantangan ini, ia tidak mempedulikan lawannya dan terus saja menyerang dengan tangan kosong!

Great...now we have 2 lil bi@tches and an @sshole. :doh:

No wonder the title of the episode is the Adolescence Hero. :pinch:

#10
Sheep 7 Maret 2009 jam 1:30pm  

Lin Lin diam-diam merasa mendongkol. Untuk apakah kipas butut itu baginya? Akan tetapi dengan muka girang Cin Hai berkata kepadanya,
“Kau tangkaplah seekor kelinci dan panggang itu untuk lo-cianpwe.” Lin Lin memandang kepada suaminya, akan tetapi karena ia telah percaya kepada suaminya yang sesungguhnya tidak bodoh itu, ia lalu bangkit berdiri dan berlari memasuki hutan.

:shifty:

Of couse, a master bi@tch like Lin Lin wouldn't appreciate such gift and she's too stupid to understand the meaning of the gift itself.

#11
Sheep 7 Maret 2009 jam 2:04pm  

Akan tetapi, alangkah kagetnya sepasang suami isteri ini ketika pada keesokan harinya mereka memasuki gua tempat tinggal Swie Kiat Sian-su, mereka mendapatkan kakek itu telah menggeletak tidak bergerak dan tidak bernapas lagi! Ternyata setelah makan kenyang dan tidur, kakek yang usianya sudah seratus lebih ini dan yang terserang penyakit berat telah menghembuskan napas terakhir, hal yang sudah lama dinanti-nantinya!

:error:

There is a flaw when calculating Swie Kiat Sian-su's age or timeline of the story. In Pendekar Sakti, Bu Pun Su was roughly the same age as Swie Kiat; in Ang I Nio-cu, Bu Pun Su appeared to a little bit over the age of 40 years old when Ang I Nio-cu was born; in Pendekar Bodoh, Bu Pun Su finally trained Cin Hai as a student when Ang I Nio-cu was about 25 years old and 32 years old when she married Lie Kong Sian; and now Ang I Nio-cu is about in the mid 40's (or roughly 46 years old), therefore Swie Kiat's age should be only in the mid 80's the most not over 100 years old!

#12
Sheep 7 Maret 2009 jam 4:18pm  

Pendekar Bodoh menggelengkan kepalanya. “Melarang pun tidak benar. Anak itu lebih keras kepala dari pada engkau!”

“Hemm, jadi aku keras kepala, ya? Mengapa kau dulu suka padaku yang keras kepala ini?”

Doohh...that's because our beloved author made them to be a couple. If it were up to me, I would've written Lin Lin as one of Ang Hong Cu's victims....
:jump:

#13
Sheep 8 Maret 2009 jam 1:00am  

Mendengar disebutnya nama ini, Wi Kong Sian-su dan Ban Sai Cin-jin saling pandang dengan terkejut sekali. “Apa? Ayahmu adalah Song Kun Si Tubuh Baja yang berjuluk Ang-ho-sian-kiam?”, tanya Wi Kong Sian-su dengan heran.

:knock:

Heh? Where did Song Kun get a nickname "Si Tubuh Baja"? In Pendekar Bodoh episode, Song Kun's nickname was "Kwie-eng-cu Si Bayangan Iblis".

"Ang-ho-sian-kiam" was the legendary sword that Song Kun used.

#14
Sheep 8 Maret 2009 jam 1:26am  

Sambil berseru keras, Mo-kai Nyo Tiang Le lalu mencabut tongkatnya yang tadi diselipkan di ikat pinggang depan. Kemudian ia lalu menotok ke arah leher tosu itu dengan gerak tipu Sian-jin Tit-lou (Dewa Menunjukkan Jalan).

“Bagus!”, seru Wi Kong Sian-su yang segera mengebut dengan ujung lengan bajunya sebelah kiri, kemudian ia lalu mengibaskan lengan baju kanan ke arah kepala lawannya dengan gerak tipu Burung Elang Menyambar Ayam. Nyo Tiang Le cepat mengelak dan ia lalu memutar tongkatnya dengan hebat sekali. Tongkat pendek itu terputar-putar bagaikan kitiran, berubah menjadi gulungan sinar yang amat kuat dan dapat berkelebatan ujungnya menotok ke arah jalan darah di tubuh lawan. Inilah ilmu tongkat dari Hoa-san-pai yang lihai sekali, karena setiap serangan dapat mendatangkan maut!

:crazy:

In the beginning of this Pendekar Remaja episode, it was introduced that both Sin-Kai Lo Sian and Mo-kai Nyo Tiang Le were disciples of Thian-san-pai. So now Nyo Tiang Le is using Hoa-san-pai's martial art?

#15
Sheep 10 Maret 2009 jam 9:11am  

“Ngo-wi harap mundur dan biarkan aku memeriksanya!”, kata gadis ini dan kelima orang ketua Hek-tung Kai-pang itu lalu melangkah mundur karena mereka maklum bahwa dara jelita ini adalah seorang ahli pengobatan yang amat terkenal di dunia kang-ouw.

:?

Goat Lan was just barely came down the mountain from her study from both of her Masters. So how in the heck she's well famous already in Wulin??? She hasn't even cured a soul yet!!!

#16
Sheep 10 Maret 2009 jam 2:51pm  

Demikianlah, pada hari itu juga, Goat Lan dan Hong Beng diberi tanda cap pada lengan tangan mereka dengan semacam tinta yang tidak dapat dihapus oleh siapa pun juga, kecuali apabila dicuci dengan obat yang tersimpan di istana. Cap dari Kaisar ini merupakan tanda bahwa mereka masih berada di dalam urusan dan apabila cap ini belum dihapus oleh Kaisar, berarti mereka selama hidup akan menjadi pesakitan! Kaisar berjanji bahwa apabila mereka membuktikan kesetiaan mereka dan berhasil mengusir para pengacau di utara, cap di lengan itu akan dihapus bersih sebagai tanda pengampunan bagi mereka!

Removable red ink for banishment decree marking? :))

In the ancient China, punished by banishment will have their cheeks branded by hot iron leaving their cheeks scarred for life...and I think Goat Lan should be treated as such!!!  ;)

#17
Azalae 10 Maret 2009 jam 4:10pm  

lama2 komen sheep lebih menarik :rofl:

#18
Sheep 11 Maret 2009 jam 12:31am  

Azalae menulis:
lama2 komen sheep lebih menarik :rofl:
:))

Man...when I was a kid, I used to religiously read all these KPH novels. Little did I know then his novels have so many flaws....but, for entertainment value, it's still one of the best!!! :bow2:

#19
Sheep 11 Maret 2009 jam 12:34am  

Pendekar Bodoh berkata kepada isterinya, “Ah, kurang pantas sekali kalau Hong Beng melakukan perjalanan berdua saja dengan Goat Lan. Mereka itu belum menikah dan sudah terlalu lama mereka pergi berdua. Hal ini tidak baik...tidak baik...” Ia menggeleng-geleng kepalanya.

Ahem...Idiot Hero, didn't he used to travel around Wulin just the 2 of them with Ang I Nio-cu and also with Lin Lin when he was young? Darn senile and hypocrite fools.... :x

#20
Sheep 11 Maret 2009 jam 1:07am  

Melihat pengejarnya juga dapat berlari cepat, Lie Siong lalu menyembunyikan Lo Sian yang tidak dapat bergerak itu di dalam serumpun tetumbuhan, kemudian ia keluar dan menghampiri Song Kam Seng. Keduanya bertempur tanpa banyak cakap lagi dan ternyata kepandaian mereka berimbang. Harus diketahui bahwa Song Kam Seng sekarang bukan seperti dulu ketika ia dikalahkan oleh Lili. Kam Seng telah melatih diri dengan hebat dan tekunnya, telah banyak mewarisi kepandaian Wi Kong Sian-su, maka tidak mudah bagi Lie Siong untuk mengalahkannya.

Oh..sure. Supposedly Kam Seng has little martial arts talent and he's now able to match equally with once talented son of Ang I Nio-cu....yeah right.

:rolleyes: